Pagi ini Nalisha sedang tidak semangat untuk ke sekolah, karena masalah tadi malam."Nalisha ayo bangun. Nanti kamu telat" ucap bunda sembari membuka tirai gorden di kamar Nalisha, membuat cahaya matahari berhasil menembus masuk ke kamarnya.
"Bentar lagi bund" jawab Nalisha sambil menutupi wajahnya dengan selimut. Bunda menghembuskan nafasnya, mencoba bersabar dengan sikap Nalisha.
"Nalisha, kamu nggak mau manfaatin dua hari ini untuk main sama teman teman sebelum status kamu berubah jadi istri Alfin. Ayo sekarang kamu bangun dan siap siap sekolah" titah bunda sambil menarik selimut Nalisha membuat sang pemilik hanya bisa pasrah.
Dengan malas dan langkah yang berat Nalisha menuju toilet untuk segera mandi.
"Kalau sudah kamu langsung turun untuk sarapan. Bunda tunggu di bawah" setelah mengatakan itu bunda keluar dari kamar Nalisha menuju dapur untuk menyiapkan makanan dibantu dengan bi Siren.
°°°
"Ini bu, buah buahannya" ucap bi Siren sembari memberikan wadah yang berisi beragam jenis buah buahan ke bunda.
"Makasih ya bi" bunda menggambilnya dan meletakkan wadah buah buahan itu di atas meja makan yang telah tersedia makanan lainnya.
"Wih bunda, banyak banget bikin sarapannya" Aksara tiba tiba datang sembari memasang dasi di lehernya.
Bunda mengembangkan senyumnya, lalu menghampiri Aksara untuk membenarkan lipatan dasi suaminya yang terlihat kurang rapi.
Nalisha yang baru saja turun melihat kemesraan orang tuanya, dan terlintas di pikirannya untuk menjahili bunda dan ayahnya itu."Cieeee bunda sama ayah, jadi iri Nalisha liatnya" canda Nalisha sembari berjalan menuju meja makan yang penuh dengan sarapan, lalu duduk dan mengolesi selai coklat di rotinya.
Mendengar ucapan Nalisha bunda terlihat salting dan berniat ingin menjahili balik anaknya itu.
"Makanya cepat cepat nikah sama Alfin, biar bisa mesra mesraan juga" balas bunda diikuti anggukan setuju dari Aksara.
"Apa sih bunda" Nalisha mengunyah rotinya dengan kesal. Kan Nalishanya jadi malu gara gara bunda.
"Sha nanti jangan lupa undang teman teman dekat kamu aja ya" perkataan ayah membuat Nalisha berfikir.
Nalisha berfikir jika dia memberi tau tentang pernikahannya ke Wina dan Ulfa takutnya mereka akan membeberkannya ke murid lainnya. Tapi Nalisha segera menepis pikiran jeleknya terhadap kedua sahabatnya itu, tak mungkin juga Wina dan Ulfa melakukan hal sejahat itu.
Nalisha mengangguk.
"Oh iya pak Karim mana bund, apa belum pulang dari bengkel?" Tanya Nalisha karena dari tadi malam dia tak melihat Pak Karim.
"Hari ini kamu pergi sekolahnya sama ayah, Soalnya pak Karim bilang dia izin pulang kampung karena istrinya sedang sakit" jawab bunda di balas anggukkan dari Nalisha.
"Yaudah, kalo sudah selesai kita langsung berangkat aja Sha?" Tanya ayah.
"Iya, Nalisha juga sudah selesai sarapan" jawab Nalisha.
Ayah dan Nalisha segera menuju mobilnya diikuti bunda.
"Assalamualaikum bund" ucap Nalisha sembari mencium tangan bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH HIM
Teen Fiction"PERJODOHAN" disaat kalian mendengar kata itu pasti tau jika artinya adalah ikatan pernikahan dimana pengantin pria dan pengantin wanitanya dipilih oleh pihak ketiga dan bukan oleh satu sama lain. Nalisha Veronika. Wanita dengan parasnya yang sangat...