SEPULUH

65 9 0
                                    

Nalisha terbangun dari tidurnya karena sedari tadi ponselnya berbunyi.

Dia merongoh ponselnya yg tergeletak diatas nakas dengan mata yang masih terpejam.

"Halo apasih nelpon nelpon, masih malem juga mau tidur nih" ucapnya.

"Oohh bagus ya masih tidur jam segini, kamu Sekolah Nalishaaa!!" Jawab seseorang di sebrang sana.

Nalisha merasa tak asing lagi dengan suara itu, lalu dia membuka matanya dan melihat nama yang menelponnya.

"Ehh bunda.." ucapnya sembari cengengesan.

"Hari ini kamu sekolah, liat udah jam berapa!" Suara bunda terdengar sangat jelas.

Nalisha melihat jam di ponselnya dan betapa terkejutnya dia saat tau sekarang jam 6.30, sedangkan kelas dimulai jam 7.30.

Tanpa aba aba, Nalisha langsung berlari ke toilet untuk mandi. Dia meletakkan ponselnya asal, sedangkan sambungan telponnya dengan bunda belum dimatikan.

"Halo sha?"

Awas aja ntar bunda ngamok loh Sha:".

Baru saja kakinya akan memasuki pintu toilet, dia teringat akan suaminya yang pastinya masih berada di alam mimpi sekarang.

Nalisha berlari lagi kembali ke kamarnya, bagaimana dia bisa lupa dengan laki laki itu.

Dan ternyata benar, Alfin masih berada di alam mimpinya. Dengan tubuhnya tergulung selimut bak pisang yang bersembunyi di dalam adonan moln.

"Fin bangun fin sekolah!" Nalisha menepuk nepuk pundak suaminya.

Alfin yang merasa terganggu pun terbangun, dia menatap Nalisha dengan tatapan penuh tanya.

"Kita kesiangan mau sekolah!" Ucap Nalisha alhasil membuat Alfin juga ikut terkejut.

Mereka pun bergegas untuk mandi, namun keributan terjadi.

"Gue duluan!" Nalisha berusaha menghalang Alfin yang juga ingin mandi.

"Aku aja dulu, kamu tuh kalo mandi lama" Ucap Alfin.

"Nggak lama bye" setelah mengatakan itu Nalisha menutup pintu toiletnya.

Memang yah kalo berdebat sama Nalisha itu nggak akan selesai kalo Alfinnya nggak ngalah duluan.

****

"Den, kamu mau kemana?"

Denira terkejut dan langsung berbalik menghadap suara yang memanggilnya.

"Eh ma, aku mau kerumah temen sebentar" jawabnya terlihat gugup.

"Yaudah hati hati ya"

Denira memesan taxi dan langsung pergi ketempat yang akan ditujunya.

"Aku harus pastiin semua ini" batinnya sembari terus menatap jalan yang dilewatinya sambil memikirkan sesuatu di pikirannya.

****

Alfin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi bahkan hampir ketabrak karena nyalip di lampu merah. Dia takut jika kelas sudah dimulai.

"Alfinn lo mau mati!" Nalisha sudah sangat ketakutan sampai tak berani melihat jalanan.

"Nanti kita telat" jawabnya.

Untung saja saat mereka sampai, gerbang masih terbuka. Alfin langsung memarkirkan motornya, tak peduli jika dilihat murid lain soal kedekatannya dengan Nalisha.

DESTINY WITH HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang