TUJUH

48 11 3
                                    


Hari itu tiba, dimana seorang Alfin akan menghadap para saksi untuk menjadikan Nalisha sebagai istri dan pendamping hidupnya.

Setelah kemarin fitting baju, Nalisha tak bisa tidur memikirkan dirinya yang akan segera menjadi milik Alfin Alkhaf Vandescha. Begitu juga dengan Alfin.

Nalisha menatap dirinya di depan cermin. Kini dia sedang bersiap untuk hari spesialnya ini di bantu oleh para perias pengantin, menjadikan dirinya sebagai ratu sehari.

Pernikahan outdoor sengaja Sarah dan Yura pilih, Mereka mengadakannya di salah satu villa milik Aksara.

Para tamu yang pastinya hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang di undang, mereka sudah datang untuk menjadi saksi di acara akad nanti.

Alfin yang sudah siap dengan persaan yang pastinya gugup, menunggu penghulu yang akan tiba sebentar lagi.

"Kamu siap fin?" Tanya Dirga sukses membuyarkan lamunan anaknya itu.

Dia mengangguk mantap.

"Santai aja fin" ucap Tora yang tiba tiba datang bersama Zevan dan Raka sambil menepuk pelan pundak Alfin

"Gue tau kali" balas Alfin.

Setelah beberapa saat kemudian, penghulu sudah tiba dan kini saatnya acara akan segera dimulai.

Seperti biasa, MC terlebih dahulu membuka acara penting ini.

°°°

"Sha" panggil Wina yang tiba tiba datang keruangan Nalisha berada dengan Ulfa dan Tyas.

Yang punya nama hanya tersenyum.

"Semangat Sha, ini hari penting lo" ucap Ulfa sembari merangkul Nalisha yang sedang duduk menunggu dirinya dipanggil untuk hadir di tengah tengah acara nanti

°°°

"Saya terima nikahnya Nalisha Veronika binti Aksara Farelndino dengan ***** dibayar tunai" ucap Alfin dengan lantang sembari menjabat tangan ayah mertuanya itu.

"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya penghulu.

"SAHH!!" Semua tamu menjawab.

Tak disangka kini Nalisha sudah resmi menjadi istri Alfin.

Orang tua mereka terlihat sangat bahagia menyaksikan anaknya menikah.

Setelah akad, Nalisha di panggil untuk hadir di tengah tengah acara yang kini sedang berlangsung.

Para tamu langsung menatap Nalisha yang berjalan menuju arah Alfin yang sedang menunggunya.

Dia di dampingi ketiga temannya itu.

Setelah Nalisha berdiri dihadapan Alfin, dia mencium tangan yang kini sudah sah menjadi suaminya itu. "Gugup" itulah perasaan yang menghampiri Nalisha.

°°°

Tok!
Tok!

"Den!" Suara Deris terdengar sedang memanggil Denira.

Tak lama kemudian wanita itu keluar dan menatap Deris menunggu pria itu membuka percakapan.

"Loh, kamu kok belum siap siap. Katanya hari ini kamu mau datang ke pernikahannya Nalisha?" Tanya Deris sembari menatap wanita di depannya yang terlihat masih memakai piyama.

DESTINY WITH HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang