[ 10 ] Khawatir vs Bahagia

167 32 88
                                    

Maaf banget aku ga nepatin janji🙏 wattpadnya bener-bener error kemarin, jadi aku up hari ini🙏😔

Makasih atas antusiasnya

Happy reading



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.

Sekarang Eunha tengah berada didalam bus, dikarenakan hari ini adalah hari libur ia berniat untuk mengunjungi sang ibu yang sudah lampa tidak berjumpa dengannya. Jika dikatakan rindu, tentu Eunha sangat merindukan wanita cantik yang telah melahirkannya didunia ini.

Tiap kali bertemu, Eunha tak pernah absen membawakan rangkaian bunga tulip - baik itu untuk sang ibu maupun kakak perempuannya. Wangi harum khas yang berasal dari bunga tulip mampu menyejukkan hati serta fikirannya, memberikan kedamaian bagi siapapun yang menghirup aroma wangi nan harum dari bunga indah berwarna putih tersebut.

Bus berhenti begitu tempat tujuannya telah sampai. Senyum manis tak pernah luput dari wajah cantiknya disaat dirinya kembali mengingat jika ke lima suami menyebalkannya itu tak dapat turut hadir dalam mengunjungi sang ibu karena kesibukan lain yang mengisi waktu liburnya. Tidak buruk, Eunha justru bersyukur kepada tuhan karena telah memberikan banyak waktu tanpa ditemani lima suami tampannya itu.

Srkkk.

Eunha membuka pintu ruangan secara perlahan dan menampakan wajah damai sang ibu tengah tertidur lelap diatas ranjang yang dipenuhi dengan wewangian obat - obatan.

"Anyeong eomma ! " Seru Eunha seolah - olah sang ibu tengah menyambut kedatangannya.

"Aku membawakan bunga tulip kesukaan eomma, ku taruh divas bunga ya. " Eunha beranjak dan mulai mengisi tempat kosong tersebut dengan bunga tulip bawaannya.

Setelahnya gadis itu kembali menduduki kursi kosong yang telah tersedia tepat bersebelahan dengan ranjang. "Eomma tahu tidak ? Kemarin aku kesal sekali pada pria pilihan eomma itu. Aku yakin setelah eomma terbangun, mungkin eomma akan terkejut melihat tingkah mereka dan menarik kembali semua perkataan eomma. Benar bukan ?" Sudah seperti biasa, Eunha selalu mencurahkan isi hatinya tiap kali bertemu dengan sang ibu. Padahal sang ibu sama sekali tak menjawab atau bahkan meresponnya.

"Oh iya, kemarin nyonya Kim datang menemuiku. Dan eomma tahu ? Nyonya Kim selalu berkata jika aku semakin hari semakin imut dan cantik. " Eunha seakan tertampar fakta, fakta mengenai sang ibu yang sampai kapanpun tidak akan pernah menjawab perkataannya, sampai tuhan mengijinkan dan menarik semua penyakit yang sudah sejak lama dideritanya. Seketika air matanya menetes, "Bolehkah aku mencurahkan isi hatiku seperti saat ini eomma ? Aku merindukan omelanmu eomma. Hiks... "

My Handsome HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang