Pemaksaan

593 67 5
                                    

•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°.𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠𝑎𝑎𝑛 𝘩𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑛𝑔𝑠𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛.°•

-•-•-

Haknyeon menjalani hari-harinya dengan penuh pemaksaan. Hanya karena ia sebagai anak tunggal, haruskah ia merelakan impiannya sendiri?

Sang ayah, ah Haknyeon sangat benci mengingatnya. Beliau selalu memaksanya untuk masuk diperguruan tinggi, mengambil jurusan yang bahkan tak Haknyeon pahami.

Haknyeon tak mengerti, kenapa tak ada orang yang membelanya dan menyuruhnya untuk melangkah pada pilihannya?

Tak ada satupun keluarganya yang membantah paksaan ayahnya. Sampai-sampai ia berfikir jika tak ada orang yang menyayanginya.

Semua terlalu acuh. Tak memperdulikan bagaimana masa depan seorang Ju Haknyeon.

Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis, menyakiti dirinya sendiri. Selfharm selalu menjadi pelampiasannya saat merasa tertekan.

Ia bersyukur saat kuliah masih ada orang yang mau membantunya. Euiwoong, sang sahabat selalu memberikan semangat untuknya menjalani pilihan ayahnya sekarang.

Tak hanya Euiwoong. Hyunjae, dosen tampan itu membantunya.

Meski begitu, beratnya masa kuliah terus membuat dirinya tertekan. Selalu menangis sendirian ditengah malam.

Kala itu Haknyeon benar-benar merasa lelah dan ingin berhenti saja. Ia menangis sendirian dipojok perpustakaan.

Disanalah pertemuan pertamanya dengan Sunwoo. Malu saat Sunwoo melihatnya yang tengah kacau. Benar-benar kacau.

Sedikit bercerita apa masalah yang membuatnya menangis tersedu-sedu. Sunwoo memberikan banyak motifasi untuk membuatnya kembali bersemangat.

Ya, Haknyeon menyukai bagaimana cara Sunwoo menyemangatinya. Bolehkah ia menaruh rasa pada pria berbibir tebal ini?

Mulai saat itu mereka dekat. Haknyeon mencari tahu banyak hal tentang Sunwoo. Tapi sedikit pupus harapannya setelah mengetahui jika Sunwoo sudah memiliki kekasih.

Suatu hari Hyunjae mengajaknya untuk makan malam bersama dengan keluarga si dosen tampan itu. Bertemu dengan Juyeon untuk pertama kalinya.

Bercerita banyak hal bersama, sedikit curhat mengenai masalah keluarga dan studinya. Juyeon sangat ramah, pengertian, dan open minded saat diajak bercerita. Ia nyaman bercerita dengan Juyeon.

Satu kata yang selalu ia ingat dari Juyeon adalah Dandelion. Terbang tanpa lelah mengikuti arah kemana angin membawanya.

Intinya, ia harus bangkit dari keterpurukan dan tekanan ini, mencoba menyukai dan terus mengikuti setiap pelajaran. Ia hanya akan mengikuti jalannya yang sekarang.

•°.EGO || SUNHAK.°•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang