Haknyeon menyukai Sunwoo yang bahkan telah memiliki kekasih. Persetan dengan kenyataan. Bila janur kuning belum melengkung, maka masih bisa ditikung, itulah motto seorang Ju Haknyeon.
-•-•-
Warning-!!⚠️
📍bxb
📍Cringe
📍Receh
📍21+
📍Sangat lokal
�...
Yang Sunwoo lakukan setelah pergi begitu saja adalah mencari Haknyeon di kost. Tapi saat ia bertanya pada bapak kost, beliu mengatakan jika Haknyeon pergi buru-buru mengendarai motornya.
Berkali-kali Sunwoo menelpon Haknyeon. Tapi tak ada balasan sama sekali dari kekasihnya itu.
Ia mendatangi semua tempat yang Haknyeon sukai, yang pernah Haknyeon sebutkan padanya. Seperti cafe, perpustakaan, dan lain-lain. Tapi tak ada tanda-tanda Haknyeon ada ditempat itu.
Hingga akhirnya Sunwoo lebih memilih kembali, menunggu Haknyeon di kostan. Namun ia melihat Euiwoong yang duduk dibangku dekat post jaga bersama seorang pria.
"Oh, kak Sunwoo!" Sontak Sunwoo menghampiri Euiwoong. Ingin bertanya dimana Haknyeon, tapi Euiwoong mendahuluinya.
"Kak Sunwoo cari Haknyeon? Duduk dulu, Euiwoong kasih tau." Sunwoo pun duduk dibangku yang sama dengan Euiwoong.
"Kamu tau dimana Haknyeon?"
"Kalau Iwung gak tau kan gak mau kasih tau kak Sunwoo." Balas Euiwoong dengan polosnya. Refleks langsung ditepuk pahanya oleh Hyeongseob yang ada disampingnya.
"J-jadi Haknyeon itu...balik ke Solo—"
"Kok gak kasih kabar aku?!" Euiwoong menengang tatkala Sunwoo membentak. Tangannya juga meremat pelan tangan Hyeongseob.
"Jadi gini kak, Nyeon balik ke Solo. Soalnya, bapaknya itu meninggal. Nyeon gak mau ngomong langsung ke kak Sunwoo, katanya takut nanti nangis. Iwung gak tau alamatnya rumah Nyeon, jadi mungkin kak Sunwoo gak bisa nyusul Nyeon kesana."
Sunwoo yang mendengar jadi frustasi sendiri. Apa yang kekasihnya itu pikirkan? Tak ingin terlihat lemah didepan Sunwoo kah?
"Ada nomor yang bisa dihubungi?" Tanya Sunwoo.
"Anu sih, nomor mas sepupunya. Nanti aku tanya dulu baru kirim ke—"
"Gak usah, kirim sekarang."
"O-oke, aku kirim."
-•-•-
Drrtt drrtt
Haknyeon melirik Minhyun, kakak sepupunya. Terlihat kesal karena panggilan masuk entah dari siapa. Tapi sepertinya, Minhyun saja tak tahu siapa yang menelpon.
"Kene, tak angkat e." (Sini, ku angkat) Haknyeon mengatungkan tangannya meminta ponsel Minhyun.
Ia melihat nomor tak dikenal yang tertera pada layar ponsel kakak sepupunya itu. Seperti pernah tahu nomor ponsel ini.
