Kilau ribuan cahaya lampu-lampu perkotaan perlahan menarik diri dari gelapnya malam. Matahari masih enggan menampakkan dirinya-, belum saatnya untuk menjadi angkuh.
Tetes demi tetes embun yang menyejukkan menyapa permukaan. Sebagian semesta masih sibuk bergemul dalam indahnya mimpi. Berbeda dengan Jeongwoo, pemuda berparas tampan nan sederhana bak lukisan ini membuka lebih awal matanya, menarik diri dari kelamnya malam, berharap setitik cahaya mampu mengisi suramnya hidup.
Jeongwoo beranjak dari peraduannya-, menjalani yang namanya hidup. Meski dunia sudah tak lagi berpijak pada tempatnya, semesta terasa semu dan fatarmogana-, namun Jeongwoo selalu bersyukur akan adanya kehidupan.
Dijajaki kakinya dari tempat ternyaman menuju tempat bak neraka, didapatinya sesosok manusia yang memandangnya bengis.
"Kau tak pantas hidup."
Sudah terlalu biasa bagi Jeongwoo kata-kata itu tertangkap di telinganya, hatinya terasa getir menyesakkan jiwa-, berusaha merenggut pertahanannya, namun dengan segera diredamnya. Dikembangkan senyumnya sehangat mentari dan tatapan menyejukkan relung jiwa, membuat manusia di hadapannya murka, namun masih enggan menorehkan tanda.
"Kau pantas hidup bahagia."
Selalu melesat dari bibir Jeongwoo, menyahuti serapah dan murka yang terlontar dari seonggok ciptaan Tuhan yang dinamai manusia.
Deru murka menjalari manusia di hadapan Jeongwoo, seringan angin-, manusia tersebut menghadiahkan satu layangan keras ke wajah Jeongwoo, menciptakan cairan kental keluar dari sudut bibirnya, kemudian meninggalkan Jeongwoo tanpa minat meminta maaf.
Ah-, sudah biasa. Jeongwoo meluruhkan pandangannya ke arah jendela. Langit kelabu menemaninya kali ini, bintang telah menyembunyikan diri, tak bisa menemani Jeongwoo terlalu lama, belum saatnya-.
Ini bukan kisah Romeo dan Juliet, bukan pula kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang-, pengorbanan hidup demi cinta beda insan.
Ini kisah hidup Jeongwoo.
Jikalau kesakitan telah terlalu senang dan tanpa enggan mendera hidup, apa masih bisa dikatakan hidup?
Bernafas bukan berarti hidup bukan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.