Kicauan binatang malam yang terdengar samar menyapa telinga Jeongwoo kali ini. Tidak ada yang istimewa, hari ini kemungkinan masih terbilang sama dengan hari-hari yang lalu, atau mungkin akan lebih terasa lama dan berat.
Jam weker di nakas menunjukkan pukul empat pagi. Jeongwoo turun dari tempat ternyamannya menuju ke kamar mandi. Suara percikan air dari shower bergema nyaring, menemani rutinitas awalnya pagi ini. Setelah di rasa bersih, Jeongwoo mengakhiri kegiatannya dan melanjutkan kegiatannya yang lain. Dia mengenakan kembali pakaian rumahnya, dirinya berkaca pada cermin buram dihadapannya.
"Selamat pagi dunia. Semoga pagi ini hidupku lebih cerah dari hari kemarin." senyumnya mengembang. Sudah menjadi rutinitasnya untuk memberi semangat dan motivasi untuk dirinya sendiri setiap pagi, seraya berdo'a kepada Tuhan agar orang-orang tersayangnya selalu hidup bahagia.
Tak ingin berlama-lama, Jeongwoo menjajakkan kakinya ke area dapur.Untuk sampai ke dapur Jeongwoo harus melewati beberapa ruangan yang berada di depan kamarnya.
Jeongwoo menggunakan celemek miliknya yang telah usang, peninggalan dari mama Haruto. Selama beberapa menit Jeongwoo berkutat di dapur, menyiapkan sarapan pagi untuk ayah dan juga saudaranya, Haruto. Disediakannya hidangan yang telah selesai di atas meja, lengkap dengan segala perlengkapannya. Ini bukan merupakan hal yang baru bagi Jeongwoo, karena selama di panti asuhan pun Jeongwoo sering membantu memasak bersama ibu panti.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tringg
Bunyi lonceng ketika pintu cafe dibuka seseorang mengalihkan atensi Jeongwoo yang sedang membaca buku pelajaran miliknya. Sesosok pemuda berkulit putih bersih menghampiri meja kasir.
"Selamat datang kak. Ada yang bisa dibantu?"
"Ada Bang Hyunsuk?" tanyanya kepada Jeongwoo.
"Oh iya ada kak. Saya panggilkan dulu. Tunggu sebentar ya kak." Jeongwoo menuju ke area belakang cafe, tak lama Jeongwoo dan Hyunsuk datang bersamaan.
"Woii bro. Akhirnya sampai juga ya ke sini." ucap Hyunsuk sumringah melayangkan tos ke orang di depannya.
"Yoi. Cafemu nyaman juga ternyata." orang tersebut mengedarkan pandangan, mengobservasi setiap detail interior cafe.
"Iya lah, aku juga dibantu sama Jeongwoo ni. Oh ya kenalkan, ini Jeongwoo adikku dan Jeongwoo dia itu Yoshi temanku." Hyunsuk mengenalkan satu sama lain.
"Tapi kok beda ya bang? Kau pendek, sementara dia tinggi." dahi Yoshi berkerut, Jeongwoo memancarkan senyum ramahnya.
"Haissh, tak usah di bahas. Jelas dia tinggi, dia masih dalam masa pertumbuhan. Ya udah, ayo kita duduk di sana dulu. Jeongwoo tolong seperti biasa ya."
"Baik kak."
"Jadi gimana?" tanya Yoshi setelah melandaskan tubuhnya di kursi.
"Aku sebenarnya ingin membuat live music di cafe ku ini, tapi aku tak punya banyak modal untuk membeli alat musik."