[왕좌]¹ THE THRONE✓

21• Those Who Remain

Happy Reading

Ratu Ji Soo marah sebesar-besarnya setelah upacara pemakaman anaknya yang kedua. Ia kesal dan hampir membanting seluruh barang yang ada didalam kamarnya. Kini tinggal Haruto yang tersisa, lelaki itu besok akan menjabat sebagai raja. Pokoknya kali ini anak terakhirnya tidak boleh mati atau ia benar-benar akan kehilangan segalanya.

Tiba-tiba pintu terbuka, sesosok wanita anggun yang keberadaannya jarang terlihat masuk begitu saja kedalam sana. Ratu Ji Soo menatap Ratu Ye-rim tidak suka tanpa sebab. Wanita ini jika kesal sepertinya akan menunjukkan hal itu kepada orang lain.

"Apa pantas seorang ibu marah akan tahta dihari kematian anaknya?" ujar Ratu Ye-rim dengan nada datar.

Ratu Ji Soo menatap wanita itu tajam, "kau tidak tau apa-apa!"

Ratu Ye-rim menghela nafas sembari menggeleng mendengar hal itu. "Kau terlalu terobsesi dengan hal-hal yang sebenarnya tak terlalu ditakdirkan untuk kau miliki."

"Semuanya akan kembali pada tempatnya, bahkan tahta akan kembali pada orang yang benar-benar pantas. Sampai-sampai tahta membunuh mereka yang terpaksa menjabat karena keserakahan. Putra Mahkota yang telah mati adalah pewaris sesungguhnya, bagaimana pun kau sudah kelewatan."

"Kenapa kau menasihatiku?! Aku tak perlu kata-kata apapun darimu! Kau ingin mengejek aku karena telah kehilangan anakku?"

"Aku hanya mengatakan hal yang pantas agar kau sadar. Jangan kau kira aku tidak tahu semuanya. Tahta yang berturut-turut dan kematian mereka semua adalah ulah kau."

Ratu Ji Soo terbelalak mendengar hal itu. Ia agak tak percaya ketika Ratu Ye-rim berkata bahwa dirinya tahu semua. Ah, tahu yang bagian mana? Apa wanita yang beda beberapa tahun darinya ini hanya mengarang? Tetapi wajah anggun itu terlihat yakin tanpa beban.

"Jangan membicarakan omong kosong." ujar Ratu Ji Soo sembari mengalihkan wajahnya.

"Kim Han Bin telah mengatakan semuanya kepadaku. Lelaki itu bahkan memberitahu kenyataan akan duabelas keturunan kerajaan itu."

Ratu Ji Soo menelan ludahnya. Ia sedikit tertohok akan kenyataan itu. Bagaimana bisa peramal itu menceritakan semuanya ketika ia telah mengancam untuk membunuh keluarganya? Awas saja, dirinya tak akan tinggal diam.

"Jangan kau hakimi Kim Han Bin karena ia menyimpan semuanya. Kau tak ingin penebusan dosamu dilakukan lebih lama 'kan?"

"Tau apa kau?!"

"Sudah kubilang lelaki itu telah menceritakan semuanya. Bahkan kenyataan akan keturunan kerajaan yang percaya tak percaya, mereka berasal dari masa depan."