Chapter 20

391 75 16
                                    

Setelah menggendong tanpa berhenti sama sekali, akhirnya mereka tiba kembali di kampus, Jaehyuk menggendongnya hingga depan gedung dorm, meskipun jarak yang mereka tempuh cukup jauh, wajah Jaehyuk tidak terlihat kelelahan sama sekali, nafasnya masih sama teraturnya seperti sebelumnya, Asahi berpikir, "Bagaimana bisa kamu tidak lelah sama sekali?"

Tertawa rendah, Jaehyuk dengan bangga memukul dadanya, "Kak Jaehyuk ini orang yang selalu menepati janjinya, jika aku berjanji untuk jadi yang terbaik, aku akan benar menjadi yang terbaik!" mata indahnya berbinar menatap Asahi, seakan meminta untuk dipuji.

Asahi mengangkat tangannya, meraih menuju pucuk kepala Jaehyuk yang lebih tinggi darinya, mengusap helaian hitam disana, "Kamu telah bekerja keras ya, aku bisa lihat hasilnya dengan jelas" ucapnya seraya tersenyum.

Disekitar mereka, beberapa pasangan juga terlihat di depan gerbang dorm, sepertinya sama seperti mereka juga, terlihat enggan untuk berpisah.

"Setelah nanti kembali dan mencharge ponselmu, aku akan mencari kesempatan untuk meneleponmu, jangan lupa untuk memakai cincinmu, agar orang lain tahu kamu sudah ada yang memiliki!" Jaehyuk mulai meracau panjang lebar yang Asahi dengarkan dengan baik, matanya tidak beralih dari wajah Jaehyuk yang terlihat cukup insecure.

Jaehyuk mengelus pipi Asahi, menatap pria manis itu dalam-dalam, ia tahu mereka akan berpisah lagi, ia tidak ingin melupakan satupun moment saat ini, ia berjanji akan mengingat wajah kecil ini tiap saat ia bisa nantinya, "Jangan biarkan orang lain mengganggumu juga, kamu itu terlalu cuek, lakukanlah sesuatu, kamu tahu itu? Atau nanti malah kamu yang diinjak"

Asahi mengangguk menuruti, "I'll try to" ia menyandarkan punggungnya di tembok, dengan tangannya yang menyilang di dada.

"Jika nanti aku mengunjungimu lagi, aku akan mengecheck janjimu loh" tangan Jaehyuk yang kini berada di kedua sisi pipi Asahi seperti mengurung Asahi dalam dunianya, inside, their breath are mixing and lingering warmly, as he talk to Asahi, his voice sounds lowered, "I will miss you, I will miss you so much"

Di telinga Asahi, Jaehyuk's voice seems to be lingering inside his ears, seeping deep inside his brain, as he looks up, Jaehyuk is lowering his head, somehow making Asahi's breath stagnant.

Jaehyuk juga merasa jantungnya berdebar keras, wajahnya menunjukkan sedikit ekspresi malu-malu, sama seperti saat dulu, Asahi yang mendapati ini, feeling a bit irritated, not because of Jaehyuk, tapi karena dirinya sendiri yang seperti memanfaatkan seseorang yang sangat tulus padanya?

Asahi merasa berdosa, 'He should've gone and loving someone else, I can't be worthy enough'

Ia menundukkan kepalanya, namun Jaehyuk mencegahnya dengan menempelkan dahinya di dahi Asahi, "Kamu mau melihat kemana?"

Asahi dengan refleks menutup kedua matanya erat, entah takut karena aoa, Jaehyuk yang mendapati ini pun merasa frustasi, "Kamu harus menatapku, kamu hanya bisa menatapku seorang, Hi-kun!" ucapnya sedikit serak.

Anak muda yang jatuh cinta, selalu mempertimbangkan tentang gains and losses, Asahi felt a bit helpless, sadar dirinya juga telah berpikir terlalu jauh.

Asahu membuka matanya perlahan, namun sebelum ia bisa, ia merasakan sentuhan lembut di hidungnya, lalu turun ke bibirnya, stroking it softly, making Asahi involuntarily shivers.

Jaehyuk tidak ingin berpisah dengan Asahi malam ini, tapi ia harus kembali ke military academy malam ini juga, selama satu tahun belakang ini, agar dirinya bisa lulus lebih cepat, ia belajar dan latihan dengan sangat keras, kabarnya, jika ia bisa memiliki performa yang sama baiknya, maka di tahun ketiga, atau tahun depan, ia akan bisa graduate early, dengan memasuki army terlebih dahulu.

Ia tidak mengatakan hal ini pada Asahi karena ia berencana untuk memberikan kejutan padanya.

Ia akan mengikuti jalan yang dibuka untuknya dengan obedient, after his life is on the right track, the time would be right when Asahi graduate from his university, pada saat itu, ia yang sudah memiliki karir, akan langsung melamar Asahi.

He has thousands of fantasies in his mind, the best scenes that he has chosen from them would be presented personally by him in front of Asahi later.

Mengecup kening Asahi, Jaehyuk akhirnya melepaskan Asahi dan membiarkannya masuk ke dalam gerbang, memandang punggung itu hingga tidak kelihatan lagi.

-----------------

Pada saat ini di dalam dorm, Haruto dan yang lainnya telah kembali, Asahi lah yang terakhir pulang, melihat orang yang menjadi buah bibir ini akhirnya pulang, Haruto langsung bangkit dari duduknya dan tidak sabar untuk bertanya, "Oh, Asahi, kau sudah kembali? Apa yang tadi siang membawamu itu pacarmu?"

"Asahi, pacarmu terlihat sangat tampan, bukankah kamu bilang pacarmu itu hanya sekedar tentara? Bagaimana bisa ia membawa mobil? Apa dia mengemudi untuk orang lain?" Yuki tidak menunggu Asahi untuk menjawab dan tidak membiarkannya untuk menjawab.

Yoshi yang masih terduduk di depan televisi tidak bertanya, namun ekspresi di wajahnya tidak bisa berbohong, Asahi mengangguk dan baru membuka mulutnya, namun dipotong lagi oleh Yuki, "Since it's your boyfriend, kita kan teman satu dorm, bisa dibilang pacarmu itu ipar kita semua, bagaimana jika dia mengundang kita untuk makan bersama?"

"Oh, speertinya ide yang bagus" celetuk Yoshi mengangguk.

"Ia masih sekolah di military academy dan harus pulang malam ini juga, jadi sepertinya dia tidak akan bisa mengundang kita semua untuk makan bersama" Asahi feels bothered deep inside his heart, he doesn't like his privacy to be intruded upon like this, dan ia sulit untuk menolak juga, untung saja Jaehyuk sudah pulang.

Asahi pun kembali teringat dengan pacarnya itu, Jaehyuk yang enggan untuk melepasnya dan bahkan membicarakan soal pernikahan segala.

Saat ini Asahi meragukan apabila ia bisa meminta breakup padanya, breakup dengan baik-baik?

Asahi menggigit bibir bawahnya, 'Oh, whatever...'

Tanpa menggubris lagi teman sedormnya, Asahi menuju kamarnya dan membuka laci kecil meja belajarnya, mengambil sebuah kotak yang berisi sebuah cincin.

Yuki dan Haruto yang mengikutinya melihat cincin di tangan Asahi itu, membuat pikiran Yuki sedikit turbulent saat ini, saat Asahi bilang pacarnya adalah tentara, ia langsung berpikir bahwa pacarnya sama seperti Asahi, not of a high birth, mereka teman satu SMA, he took for granted that Asahi's boyfriend should be of the same family background as Asahi, atau mungkin nilainya kurang baik, makanya ia dikirim ke military academy oleh orang tuanya, ia tidak menyangka pacar Asahi might br a rich and handsome one, making him feeling awful.

Yuki mengingat tubuh Jaehyuk yang tinggi dan tegap, dengan gestures yang berbeda dengan pria pada biasanya, the temperament that solely owned by a high ranking family member, ia tahu betul perbedaannya dengan orang biasa, ia merasa tertipu dengan perkataan Asahi sebelumnya, maka dari itu, saat ia berkata pada Asahi, kata-katanya sedikit pedas.

Asahi hanya menjawab singkat, "Ia memang hanya seorang tentara"

"That's not how an ordinary soldier should be, a soldier may not be able to afford that car, apalagi license plate yang digunakkannya itu" Yuki tidak terima, entah mengapa ia tidak ingin melihat Asahi memiliki strata yang lebih tinggi dari biasanya.

He always look down on Asahi, so he won't start looking up now, or rather, he doesn't want to, ia merasa sesuatu seperti terenggut darinya, dan ia tidak bisa mengambilnya lagi, 'Asahi tidak pantas baginya!'

Logically speaking, this feeling is merely an illusion, and Yuki doesn't seems to realize it, ia tidak mengenal Jaehyuk, namanya saja tidak tahu, Jaehyuk juga pacar dari teman se-dormnya, mereka bahkan tidak pernah berinteraksi sebelumnya, Yuki came from a wealthy family, the biggest jewelry merchant in Seoul is his father, he grew up like a prince, how could he envy an ordinary guy like Asahi? Sebanyak-banyaknya, ia mungkin hanya iri karena Asahi bisa memanjat social ladder, tapi kenapa dia berpikir seperti itu? Why did he feel so unwilling?

-------------------------------



Love Came Too Early - JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang