Tidak ada flower viewing dinner, tidak ada lagu di bawah bintang, namun sepertinya dua orang yang terperangkap di bawah payung ini tidak keberatan karenanya, melihat tetesan besar hujan di sekitarnya, Jaehyuk merasa ini lebih baik dari rencana romantic dinnernya.
Setelah hujan yang turun deras selama setengah jam lebih, hujan pun mulai mereda, dan hanya menyisakan rintik-rintik kecil saja, temperature di atas bukit menjadi lebih dingin lagi, "We should go back, Jae" ucap Asahi mengeluarkan sapu tangan dan melap sampul bukunya yang sedikit basah, memasukannya ke dalam tas, "Kamu tidak ingin jalan-jalan dulu?" Jaehyuk merasa tidak ingin untuk langsung pulang, ini date pertamanya dengan Asahi!
"Dormitory akan segera tutup, kamu mau terkunci di luar?" sangkal Asahi menggelengkan kepalanya, saat Asahi akan melangkahkan kakinya, kakinya tiba-tiba terasa keram, membuatnya hampir jatuh tersungkur jika bukan karena tangan yang menangkapnya itu, "Be careful, apa kakimu tidak apa-apa?" Jaehyuk yang memperhatikan Asahi tentu menemukan kejanggalan pada kakinya.
Jaehyuk pun berjongkok dan menolong untuk memijat kaki yang terlalu lama berdiri itu, Asahi hanya mengulum bibirnya, "Kamu tidak perlu begitu, nanti juga hilang kok" namun Jaehyuk hanya tersenyum lebar memperlihatkan semua giginya pada Asahi, "Tidak apa-apa, biar lebih cepat kan?" setelah beberapa saat, Asahi menyuruh Jaehyuk untuk bangkit karena keramnya sudah hilang.
Saat mereka kembali ke dormitory, seperti yang Asahi bilang tadi, mereka benar-benar sudah terkunci di luar, pintu dormitory bawah sudah tertutup rapat, terlihat beberapa sinar senter dari security yang berputar-putar mengelilingi sekolah di kejauhan, mau tidak mau Asahi dan Jaehyuk harus sembunyi dari mereka, raut wajah Asahi yang selalu tenang itu kini terlihat sedikit anxious, Jaehyuk pun menepuk pundak Asahi agar dirinya bisa sedikit lebih tenang, "Aku akan membantumu" bisiknya.
Menunggu hingga security sudah pergi menjauh, Asahi melihat gerbang yang cukup tinggi dan berusaha memanjatnya, ketika dirinya baru saja akan menginjak gagang di gerbang untuk memanjat, Jaehyuk dengan mudah mengangkatnya ke atas, Asahi pun menggapai bagian atas gerbang dan mendengar bisikan pelan dari bawahnya, "Injak saja pundakku, Hi-kun"
Mengintip ke bawah, Asahi melihat wajah Jaehyuk yang menatap wajahnya dengan senyuman lembutnya itu, "Um" Asahi setuju dengan tawaran itu dan memanjat dengan mudah karenanya, tubuh ramping Asahi pun mendarat dengan aman di seberang gerbang.
Jaehyuk melempar tas Asahi yang dibawanya dan berbisik, "Aku akan menghubungimu nanti! Tunggu ya! Aku juga akan membelikan sarapan untukmu besok!" setelah itu ia langsung kabur berlari dengan cekatan.
----------------------------
Waktu berjalan cukup cepat, dalam sekejap mata, semester yang kini ia tempuh akan segera berakhir, sudah lebih dari satu setengah tahun Asahi dan Jaehyuk berpacaran, keduanya sudah menduduki bangku kelas 3, namun kedua remaja ini tidak melakukan hal yang jauh, setiap mereka date, hanya berpegangan tangan saja.
Bukannya Jaehyuk tidak mau yang lebih, namun Asahi mengatakan mereka tidak bisa melakukan yang lebih sebelum masuk kuliah dan Jaehyuk tentu saja tidak keberatan, menurutnya berbincang dengan Asahi saja sudah cukup membuatnya senang.
Dan Jaehyuk juga tahu, pacar kecilnya itu belum mempunyai perasaan yang sama dengannya, tapi Jaehyuk juga tahu, Asahi is willing to try dan mereka bisa menjalani hubungan ini pelan-pelan, tidak perlu terburu-buru, mereka masih punya waktu yang panjang di depan mereka.
Tanpa mereka sadari sudah hampir waktunya bagi mereka untuk mengikuti college entrance examination, masih ada beberapa waktu untuk mereka belajar, seringkali Jaehyuk mendatangi kelas Asahi dan mengikuti pelajaran tembahan untuk kelas itu, termasuk saat ini, seorang guru sedang menjelaskan tentang key points yang akan muncul di soal ujian di depan kelas, namun tiba-tiba telepon Asahi bergetar beberapa kali, ponsel yang bergetar itu merupakan pemberian dari Jaehyuk yang menurutnya agar ponsel itu eksklusif hanya untuk dirinya saja.
Asahi memutuskan untuk membiarkan saja pesan yang masuk itu untuk sementara waktu, Jaehyuk yang berada di sampingnya pun mencoleknya menggunakkan ujung belakang pulpen pelan, tapi Asahi tidak menggubrisnya dan mengacuhkannya, sampai akhirnya Jaehyuk menggenggam tangannya yang berada di bawah meja baru Asahi menolehkan kepalanya, dengan bibir dimanyunkan dan suara yang manja, Jaehyuk complain, "Aku kan mengirimkanmu pesan, kenapa tidak dibaca?"
"Duduk yang baik" ujar Asahi mendesah, "Kamu ini disampingku, jika ada sesuatu yang ingin kamu katakan tinggal bilang saja, mengirim pesan untuk apa?" Asahi mengangkat alisnya dan bertanya tidak mengerti.
Wajah tampannya itu terlihat sangat polos, tidak mengerti apa yang Jaehyuk inginkan, membuat Jaehyuk speechless, memang benar ia duduk di samping Asahi dan bisa langsung mengucapkan apa yang ia ingin ucapkan, tapi dia hanya ingin berkirim pesan saja tanpa alasan yang jelas, ia hanya ingin berkomunikasi dengan Asahi melalui ponsel, mengatakan apa yang biasanya tidak bisa ia katakan.
Dulu, Jaehyuk sangat berani di hadapan Asahi, ia berani untuk menyanyikan lagu cinta dan membacakan puisi romantis, bahkan berani untuk menyatakan cintanya di depan semua orang, termasuk guru mereka, namun ada beberapa saat dimana ia tidak bisa mengatakan yang ia ingin katakan, seakan keberaniannya semakin lama semakin mengecil, dadanya selalu berdegup kencang ketika bersama dengan Asahi, jadi terkadang ia hanya bisa mengucapkannya lewat ponsel.
Saat ini ketika Asahi bertanya hal itu kepadanya, Jaehyuk hanya bisa embarrassedly scratching his cheeks, "Liburan sebentar lagi akan tiba, apa kamu ada rencana berpergian?"
Asahi dengan cepat menjawab, "Pulang ke rumah dan belajar, dan juga membantu ibuku di rumah, mungkin juga mencari part-time job" ujarnya dan berhenti sebentar, berpikir beberapa saat, lalu melanjutkan, "You know, ayahku mempunyai hutang yang besar, jika aku tidak bekerja di musim panas ini dan keluarga kami tidak punya uang karenanya, mungkin ia bisa menjualku"
Asahi mengatakannya dengan serius, namun Jaehyuk menganggap hal itu hanya lelucon belaka dan tersenyum menunjukkan gigi putihnya, ia membuka mulutnya, namun seperti teringat akan sesuatu, wajahnya memerah dan bertanya pelan, "Lalu... jika aku membelimu... apakah kamu akan menyukaiku?"
Di wajah yang memerah itu terlihat keseriusan dan kegigihan, Jaehyuk telah berubah banyak semenjak mereka berpacaran, dirinya tidak lagi berpakaian layaknya bintang rock, setelah beberapa kali Asahi tidak ingin mengikuti date yang telah direncanakannya, biasanya Jaehyuk akan menanyakan rencana itu sebanyak 10 kali pada Asahi, dan akan ditolak oleh kutu buku itu 9 kali.
Jadi, untuk mencegah Asahi menolaknya, Jaehyuk sudah tidak lagi menyanyikan lagu cinta padanya dan membacakannya puisi romantis, instead, biasanya Jaehyuk akan duduk bersama dengannya di kelas dan menemaninya ke perpustakaan, bahkan jika ia hanya bengong saja karenanya, Jaehyuk merasa tetap senang.
Setelah tidak lagi memainkan lagu rock, rambut gondrongnya terlihat agak konyol, Jaehyuk telah memotongnya rapi, dia juga tidak lagi memakai sunglasses, baju yang biasa dipakainya sekarang hanyalah baju biasa, tidak lagi mengenakan leather jacket and pants, dengan wajah tampannya yang lembut itu, Asahi merasa stylenya yang sekarang lebih memanjakan matanya daripada yang dulu.
------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Came Too Early - Jaesahi
FanficAsahi is Jaehyuk's first love, will he be his end too? Fluff✅ bxb indonesian typos baku start: 12/05/21 end: -