Chapter 9

571 91 0
                                    

Hati Jaehyuk serasa kacau, anak muda ini jatuh cinta untuk pertama kalinya, namun sebelum ia dapat menikmati manisnya cinta, ia telah bertemu dengan rintangan yang seharusnya tidak terjadi jika bukan karena campur tangan orang tuanya.

Ada banyak hal yang ia ingin katakan saat di dalam cafe, namun ia belum bisa mengatakannya pada Asahi karena adanya auntie Kang tadi, namun entah mengapa, saat mereka berdua seperti ini saja pun Jaehyuk masih belum bisa berkata apapun padanya.

Mentioning about the broken lips, tubuhnya menjadi kaku dan wajahnya merah seakan bisa diperas, Jaehyuk merasa ingin kabur dan mengubur dirinya sendiri, namun ditahannya sekuat tenaga, jika dia kabur, mau ditaruh dimana wajah tampannya ini?

Menjilat bibirnya yang terasa kering dan berdenyut, Jaehyuk menyahut dengan suara yang keras, "A-aku yakin, aku akan jauh lebih baik kedepannya! Aku tak akan membuat bibirmu lecet lagi..."

Ketika orang-orang yang berada disekitar mereka mendengar pernyataan yang cukup scandalous ini, they can't help but peeking dan mendapatkan sepasang pemuda yang memiliki visual lebih dari rata-rata, sepertinya sedang date, most just shaking their heads, namun beberapa berbisik-bisik sambil tertawa.

Dengan semua perhatian dan bisikan disekitarnya, Jaehyuk pun sadar dirinya telah mengundang perhatian, mau seberapa tebal pun wajahnya, Jaehyuk tetap kabur karena malu seraya menarik Asahi.

Beberapa saat berikutnya, seperti takut akan kehilangan Asahi, Jaehyuk mengikutinya sepanjang hari, orang yang biasanya selalu bengong duduk itu kini ikut membaca buku dengan serius, Jaehyuk yang biasanya tidak pernah makan di kantin, kini mengambil inisiatif untuk mengantri mengambilkan makanan untuk Asahi, bahkan setelah pulang sekolah, ia menemani Asahi belajar di kamar hingga malam hari yang membuat Mashiho kerap memandangnya sinis, setelah itu ia mengajak Asahi keluar untuk mencari makan malam.

Langkahnya yang tadinya selalu besar dan cepat, kini melambat seirama dengan langkah santai Asahi, mengantarnya pulang menuju dormitory, mengingat beberapa hari lagi mereka akan berpisah, Jaehyuk seperti tidak rela, "Hi-kun, aku berjanji akan menyelesaikan masalah ini secepatnya, tunggu aku ya, my honey..."

Tangan besar Jaehyuk menggapai tangan Asahi dan mengelusnya lembut, seemingly struggle to let go of him, Asahi bisa merasakannya, gerbang dorm akan segera ditutup, namun Asahi quietly bersandar di gerbang dan tidak berbicara, setelah waktu yang cukup lama, Jaehyuk mendesah dan menarik tubuh Asahi ke pelukannya.

Sebenarnya Jaehyuk ingin ikut masuk, instinct impulsivenya terus membuatnya menjadi obsessive pada Asahi, jika ini adalah dia yang sebelumnya, ia tidak akan bisa membayangkan jatuh sedalam ini pada seseorang, rasanya saat ini Jaehyuk hanya ingin memeluk Asahi dan melting their bodies together, agar mereka tidak akan bisa berpisah kembali.

Menahan rasanya itu, Jaehyuk memperhatikan Asahi yang berjalan memasuki gerbang, tangannya memegang iron railing dengan ekspresi yang penuh dengan penyesalan, seperti ingin menangkap punggung itu, ia pun menabrakkan kepalanya ke gerbang dengan pelan beberapa kali, mengeluarkan suara dentangan karenanya.

Asahi yang tentu saja mendengarnya itu memutar kepalanya, membuat mata Jaehyuk kembali berbinar, he squeezed his face on the iron gate, berusaha menyelipkan kepalanya yang tak mungkin bisa masuk, membuat wajah tampan itu deformed dan berbentuk aneh, tangannya memasuki gerbang dan melambai padanya, "Sini, Hi-kun, ayo kita hang out lagi yuk, malam masih panjang, aku juga akan pulang besok, kita tidak akan bisa bertemu untuk sementara waktu..."

Pipi Jaehyuk yang kini berubah bentuk setelah tertekan itu terlihat lucu di mata Asahi yang menggelengkan kepalanya menolak, "You were originally ugly, kamu menjadi lebih jelek sekarang" tawa kecil yang disertai dimple manis pun terbentuk diwajahnya.

Love Came Too Early - JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang