Chapter 6

473 88 3
                                    


Asahi pun juga hanya mendengar pertanyaan Jaehyuk dengan tawa kecil, "Mungkin aku akan menyukaimu, tapi jika kamu kehabisan uang, aku akan berhenti menyukaimu"

Mata Jaehyuk berbinar ketika Asahi menyatakan ia akan menyukainya, namun mendengar kata-kata setelahnya, Jaehyuk was hit by the reality, grief dan indignation terlihat di wajah yang belum sepenuhnya dewasa itu, namun senyumnya tidak sepenuhnya menghilang, setidaknya ada harapan bukan?

Hanya saja, menurutnya Asahi terlalu fickle, membuat Jaehyuk tahu, perjalanannya menaklukan hati Asahi masih panjang.

Melihat Asahi yang tidak ada niatan untuk penyesalan atau apapun itu dan kembali berkonsentrasi ke papan tulis, Jaehyuk pun hanya bisa manyun dan spitefully said, "Aku tidak peduli, yang penting aku tahu, jika aku membelimu saat ini, kamu adalah milikku kan?"

Jaehyuk terlihat sedikit nervous, sekali lagi dia menggapai tangan Asahi yang berada di bawah meja, seperti meminta persetujuannya, Asahi ingin menyingkirkan tangan itu, namun mengingat mereka akan berpisah dalam waktu yang dekat ini karena liburan panjang, Asahi sedikit melunak dan menggenggam balik tangan besar itu.

Bukan Asahi tidak sedikitpun suka pada pacarnya itu, jika ia tidak mendapatkan Jaehyuk enak untuk dipandang, mungkin Asahi sudah menolaknya dulu, and getting along with Jaehyuk is always been pleasant, ia memiliki aura sunny yang selalu dipancarkannya itu, mudah bagi Asahi merasa terinfeksi dengan antusiasmenya.

Their two, Jaehyuk dan Asahi, memiliki personality yang sangat berbeda antara satu sama lain, Jaehyuk, a cheerful and lively boy, perfectly complementing his own, ia merasa selama mereka berpacaran, dirinya selalu merasa senang.

But that's it.

Asahi masih belum mengerti apa itu suka ataupun cinta, meskipun ia mau untuk belajar, namun otaknya masih lebih berkonsentrasi dengan semua pelajarannya itu, mungkin saat ini ia menganggap Jaehyuk lebih seperti adik atau kakaknya?

Jadi saat Jaehyuk terlihat nervous saat meminta janjinya, Asahi tersenyum tipis dan menepuk kepalanya, seakan menenangkan dan tidak berkata apa-apa lagi, membuat Jaehyuk sedikit kecewa.

Pada sore harinya, ada telepon masuk di dormitory untuk Asahi, ketika Mashiho memberitahunya akan hal ini, Asahi pun dengan segera menuju lantai bawah.

Nomor telepon yang masuk berasal dari seorang wanita paruh baya dari suara yang didengarnya, ia berkata ingin bertemu dengannya, berencana untuk meeting di coffee shop di depan sekolah, "Boleh saya tahu siapa anda?"

"Dari keluarga Yoon" jawaban singkat ini membuat Asahi bimbang, akhirnya dia pun setuju untuk bertemu dengan wanita ini besok, pada hari sabtu saat semua murid libur.

Bukannya Asahi bodoh dan tidak ragu, ia memikirkan apa kira-kira yang diinginkan seorang Yoon darinya?

Terkecuali Yoon Jaehyuk, Asahi tidak memiliki kenalan Yoon lain.

Asahi mengingat bahwa Jaehyuk tidak pernah memberi tahu seperti apa keluarganya, namun Asahi tahu Jaehyuk berasal dari keluarga terpandang mengingat pacarnya itu tidak pernah sekalipun pusing memikirkan biaya ini dan itu, tidak seperti dirinya.

Berpikir tentang kemungkinan yang akan terjadi, feeling Asahi pertemuan ini tidak akan menjadi hal yang baik, "Should I inform him?" gumamnya pelan.

Asahi pun mengirim pesan pada Jaehyuk untuk menemaninya besok ke coffee shop depan sekolah yang dengan cepat Jaehyuk setujui.

Untuk hal hubungan dekatnya, Asahi tidak ingin mencampurkan dengan kepentingan lain, jika itu memang ada, Asahi memilih untuk terbuka, jika keluarga Yoon memintanya untuk meninggalkan Jaehyuk, Asahi tidak akan malu-malu dan canggung untuk menolaknya, in the first place, Asahi setuju untuk memacari Jaehyuk bukan untuk menambah masalahnya bukan?

Namun dia tidak sedingin itu juga, mereka telah berhubungan cukup lama, after all, jika memang keluarga Yoon memiliki complain tentang hubungannya dan Jaehyuk, Asahi akan membiarkan Jaehyuk untuk menyelesaikannya sendiri.

Keesokannya Jaehyuk menjemputnya di depan dormitory 3, beriringan menuju coffee shop yang terlihat cukup sepi, gemerincing wind bells berbunyi saat keduanya memasuki tempat itu, kepala Asahi langsung berputar, mencari sosok wanita yang paruh baya.

Di pojok cafe, seorang wanita duduk seraya melihat ke ponselnya, tanpa ada kandidat lain, Asahi langsung menuju wanita tersebut.

Jaehyuk yang hanya mengikutinya dari belakang pun akhirnya menyadari, ada kenalannya di coffee shop ini, ia terkejut dan subconsciously shouted, "Auntie Kang?"

Tadinya Asahi mengira wanita ini adalah ibu dari Jaehyuk melihat dandannya yang cukup perlente, namun dugaannya meleset, Asahi menganggukkan kepalanya dan menggeser bangku di seberang Auntie Kang, "May I?" namun tanpa persetujuan dari wanita itu, Asahi sudah duluan duduk, diikuti oleh Jaehyuk yang duduk di sebelahnya.

"Auntie Kang, kenapa kau disini?" tanya Jaehyuk heran, dan sepertinya tujuan Asahi mengajaknya kesini bukan untuk date, namun bertemu dengan asisten dari mama Yoon itu.

Ketika Auntie Kang melihat kehadiran Jaehyuk, ia merasa terkejut, namun alisnya langsung berkerut menatap Asahi, seakan menyalahkannya telah membawa Jaehyuk kesini.

Asahi hanya tersenyum tipis menyadarinya, sure enough, seperti dugaannya, sepertinya auntie ini tidak memiliki niat baik bertemu dengannya, Asahi tidak bodoh, jika keluarga Yoon memang benar mempermasalahkan hubungan mereka, Asahi tidak mau campur tangan.

"Young master, kenapa anda disini juga?" Auntie Kang sedikit panik, lalu menenangkan dirinya setelah meminum sedikit kopi di depannya, otaknya mulai berputar memikirkan countermeasure yang harus dilakukannya.

Bukan hanya Asahi yang tidak bisa dibodohi, Jaehyuk juga, meskipun karakternya aggressive dan domineering, bukan berarti ia lugu dan bodoh, Jaehyuk juga melihat ada sesuatu yang salah pada saat ini.

Matanya melirik kesamping, melihat senyum tipis di wajah Asahi, Jaehyuk mengerutkan dahinya dan tidak membalas ucapan auntie Kang.

Asahi leaning lazily di sofa, tidak merasa panik sama sekali dengan situasi ini, sinar mentari di siang hari ini terjatuh di wajahnya, alisnya yang terlihat relaxed, slightly drooping, kulitnya yang sebening kristal itu glistening under the light, looking very smooth and slippery.

Dirinya bersandar dalam diam, ekspresi di wajahnya leisurely dan tenang, beberapa helai rambutnya yang tertata rapi itu terjatuh di pipinya.

Jaehyuk dapat melihat, meskipun ekpresi Asahi sama gentlenya seperti biasanya, pria kecil itu menunjukkan a sense of rejection, seakan mendorong semua orang tanpa terkecuali dari dunia kecilnya, the looming pupils under the eyelashes bersinar dingin, membuat Jaehyuk merasa tengkuknya mendingin juga.

Tanpa ia sadari, tangannya sudah meraih tangan Asahi, membuat Asahi mengalihkan pandangannya pada dirinya, rasa dingin di matanya itu sedikit mencair, membuat Jaehyuk merasa lebih steadfast, tanpa pikir panjang, Jaehyuk mendekatnya sofanya dengan Asahi.

"Auntie Kang, kenapa kau disini? Apa auntie kenal dengan hubby ku? Ini hubby ku, Asahi, dan Asahi, ini auntie Kang, asisten rumah tangga yang sudah bekerja selama 20 tahun di keluargaku" ujar Jaehyuk memperkenalkan mereka berdua, namun pandangannya hanya tertuju pada Asahi, tangannya meraih helaian rambut yang liar itu, sebelumnya Jaehyuk tidak berani melakukan hal ini, dan sensasi sentuhan dari pipi Asahi lebih halus dari yang dibayangkannya, very smooth and delicate.

Jaehyuk khawatir tangannya yang kasar hasil dari latihan bela dirinya semenjak kecil itu dapat memotong kulit yang sangat delicate itu, dirinya dengan hati-hati merapikan rambut itu ke belakang telinga Asahi.

-------------------------

Love Came Too Early - JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang