Chapter 21

361 73 7
                                    

Yuki tidak dapat mengerti apa yang dirasakannya saat ini, menggenggam dadanya, ia bukan lagi anak kecil umur 14-15 tahun yang polos, but he can't control the sneer on his lips at this moment, somehow he has this feeling of being robbed, so he spoke with a tint of anger.

Asahi yang menjadi sasaran kemarahan yang entah dari mana ini pun tidak ingin membalas apapun, ia dengan dingin menatap Yuki, "Get out, I'm gonna take some rest"

Dengan wajah yang tidak enak, Haruto yang terhimpit keduanya pun mau tidak mau menarik Yuki, "Oh, oh, then have a good sleep, Asahi!"

Menganggukkan kepalanya, Asahi menutup pintu setelah keduanya keluar dan menguncinya agar tidak ada gangguan lagi.

Asahi mendesah kecil dan kembali membuka genggamannya, menatap cincin di telapak tangannya, whether or not it is worn on his finger, Asahi selalu memastikan ia membawa cincin ini, jaga-jaga agar tidak hilang.

Ponsel yang diberikan Jaehyuk sudah lama ia tidak buka, jadi ia harus mengisi baterainya dulu beberapa saat sebelum menyalakannya, as soon as he turn on the phone, pesan-pesan yang lama tak terbaca memasuki ponselnya dengan cepat, pesan terakhir bertanda tadi pagi sekali, mungkin sebelum Jaehyuk berangkat menuju kampusnya.

Ia berbohong ketika bilang nomornya sudah ganti, he just couldn't be bothered to open this phone, Asahi menggaruk tengkuknya dan memutuskan untuk mematikan kembali ponsel ini, menguburnya lagi di lacinya.

"I'll buy a new phone number later" gumamnya membuka ponsel yang lain, lalu memotret tangannya yang menggunakkan cincin dan mengirimnya pada Jaehyuk.

Selang beberapa detik setelahnya, ponselnya langsung berbunyi, menandakan telepon masuk dari Jaehyuk.

Asahi pun mengangkatnya, "Hubby! Hubby! Hubby!" suara lembut yang terdengar manja itu langsung menyapanya dengan julukan cornynya itu.

Sudut bibir Asahi berkedut karenanya, ia pun mendesah lagi, "Bicara dengan baik, Jae"

"Apa kamu merindukanku? Baru saja aku berpisah denganmu, tapi aku sangat rindu padamu~" ucap suara itu dari seberang.

"No" jawab Asahi dengan jujur, baru saja mereka berpisah selang beberapa menit, dia tidak terobsesi hingga segila itu.

Jaehyuk terdiam mendengarnya, Asahi yang mendapati ini pun tahu, pasti wajah Jaehyuk saat ini tidak terlihat baik, beberapa saat kemudian, desahan pun terdengar dan suara lembut itu kali ini terdengar depressed, "Anyway, I miss you a lot, aku memikirkanmu sepanjang perjalanan ini, tapi Hubby, jangan lupa untuk merindukanku nantinya, alright?"

Asahi memperkirakan, saat ini seharusnya Jaehyuk sedang berada di dalam mobil, dan kecepatannya cukup cepat dari deru mesin yang sayup-sayup terdengar di belakang suara Jaehyuk.

Dari pesan yang tadi masuk, Asahi tahu, mungkin waktu yang dipunyai Jaehyuk sangat sedikit, perkiraannya, ia mungkin tidak istirahat dengan baik, dan juga tidak makan dengan baik sepanjang perjalanan.

Asahi juga teringat saat mereka makan tadi, Jaehyuk lebih banyak fokus padanya, membantunya dan menatapnya.

Mengerucutkan bibirnya, suara Asahi pun melunak, "Mengemudilah dengan baik, Jae"

Mendengar hal ini, terdengar suara pengereman mendadak, dan suara nafas tersengal, "Hi-kun, coba katakan lagi cepat!" ia meminta dengan cukup domineering, namun ia mengubahnya, merasa permintaan itu kurang pas, "Katakan lagi pada kakak, ayolah~"

"Drive carefully" tanpa sadar Asahi tersenyum di sudut bibirnya, ia menuruti permintaan Jaehyuk tanpa canggung, pacar bodohnya ini merasa sangat semangat hanya dengan kata-kata ini?

Well, Jaehyuk yang merasa Asahi selalu dingin padanya tentu saja menjadi sangat excited, "Hubby, rasanya aku ingin kembali kesana dan memelukmu saja! Aku tidak ingin kembali~" suara Jaehyuk terdengar sedikit frustasi dan sedih, entah itu benar sedih atau dibuat-buat, Asahi tertawa kecil membayangkan wajah bodohnya itu.

Namun tak berapa lama, Jaehyuk seperti terkejut, berseru dengan kencang, "Ah!"

"Ada apa, Jae?" Asahi sedikit khawatir, mengingat ia saat ini sedang berada di perjalanan.

Suara tepukan keras pun terdengar, "Aku lupa untuk merekamnya, coba katakan sekali lagi, Hi-kun!"

"..." Asahi terdiam dan menoleh ke jendela luar, he questioned his thoughtless decision once more, 'Aku mungkin salah telah menerima idiot ini sebagai pacarku' 

Jaehyuk kembali memintanya dengan manja, Asahi hanya mendesah dan mengulang kata-katanya, setelah berbincang singkat, ponsel dari Jaehyuk pun berbunyi dua kali, "Hi-kun, aku harus pergi dulu, jaga dirimu baik-baik ya, muah~"

Setelah menerima telepon dari orang tuanya, Jaehyuk kembali membuka gambar tangan yang berhiaskan cincin itu dan mengecupnya sebelum memasukkannya lagi ke kantungnya.

Sedangkan Asahi yang menaruh teleponnya di meja pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum tidur.

--------------------------

Sejak Jaehyuk kembali ke military academy, terkadang Asahi menerima pesan dan telepon dari Jaehyuk beberapa kali dalam sebulan, hanya bisa dihitung dengan satu tangan, jadi Asahi tahu betapa ketatnya peraturan disana.

Anggota dormitory Asahi cukup populer dikalangan mahasiswa, mereka semua memiliki wajah yang di atas rata-rata, jadi banyak pengagum yang mendekati mereka.

Asahi tentunya juga, ia menarik banyak perhatian dari senior dan juga juniornya, wajahnya yang lebih cantik dari bunga dan kepribadiannya yang dingin membuat mereka tidak mudah untuk mendekatinya, beberapa dengan berani menyatakan cinta sebelumnya, namun sejak saat Jaehyuk menjemputnya itu, gossip menyebar mengabarkan Asahi sudah memiliki kekasih, mereka juga melihat cincin yang dikenakan Asahi setelahnya.

Jadi Asahi merasa menggunakkan cincin ini cukup beneficial baginya, tidak ada lagi yang mengusiknya, ia bisa belajar dengan tenang di kampus ini.

Haruto, Yoshi dan Yuki juga sangat populer, Haruto yang seperti adik dari Asahi itu pun akhirnya berpacaran dengan seorang juniornya yang bernama Jeongwoo, dan mereka berencana untuk move out of the dormitory and live at the apartment near the university.

Mengikuti aturan tak tertulis di dorm, sebelum mereka pindah, Jeongwoo mengundang teman se-dorm Haruto untuk makan-makan.

Asahi juga termasuk tentunya, the dinner is set for Friday night, tepat setelah kelas selesai dan waktunya untuk relax, Asahi sebenarnya tidak tertarik akan hal ini, ia tidak suka mengikuti acara yang terlalu ramai begini, namun yang mengundangnya adalah Haruto, ia tidak akan menolaknya.

As soon as Haruto asked him while acting like a baby, Asahi tidak bisa menggelengkan kepalanya.

Sebelum meninggalkan kamar, ia memakai baju yang biasa namun rapi dan bersih, bergaya sedikit vintage namun tidak menurunkan level visualnya, on the contrary he looks extremely good in it.

Haruto yang mendapati ini pun bertanya, "Kamu tidak ingin mengenakan yang lebih formal? Lihat Yuki tuh, dari ujung kepala hingga kaki semuanya branded" ucapnya dengan mata yang terlihat sinis, ia tidak suka, menurutnya ini bukan gathering yang memerlukan semua itu.

"Untuk apa aku berdandan, protagonist hari ini adalah kamu dan Jeongwoo, bukanlah aku" Asahi menepuk pundak Haruto yang lebih tinggi darinya itu, "Biarkan saja, biar dia terlihat berbeda sendiri"

Haruto pun tertawa dan mengangguk, "Mm, kamu benar"

Restaurant yang akan mereka tuju bukanlah high-class, jadi mereka berpakaian casual saja, namun reputasi dari restaurant ini sangat baik dan makanannya juga enak, mereka pun berjalan kaki bersama hingga kesana, mendapati Jeongwoo dan teman sekamarnya juga tengah menuju kesana.

-------------------------------------

Love Came Too Early - JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang