Mendengar panggilan dari Jaehyuk, Asahi hanya bisa menoleh dan melambaikan tangannya pada Yuki, ia melangkah keluar mendahului Jaehyuk, seraya berkicau disampingnya, pintu dorm pun ditutup oleh Jaehyuk dengan kakinya.
Yuki duduk di dorm yang kosong ini in a daze selama beberapa saat, ia menutup wajahnya dengan kedua telapaknya untuk waktu yang lama, lalu tiba-tiba tertawa pelan.
Liburan Jaehyuk akan berakhir dalam 3 hari lagi, ia berencana untuk mengemudi overnight lagi seperti sebelumnya nantinya.
Asahi yang kehilangan part-time jobnya pun berencana untuk pulang kampung, keputusan ini juga didukung oleh Jaehyuk, ia akan menemani Asahi pulang ke Jepang, sekalian untuk bertemu dengan ibu mertua dan adik iparnya.
Barang-barang dari kampusnya tadi akan ditaruh di apartment Jaehyuk, "Kamu tidak usah kembali ke dormmu itu, tinggal saja disini, disini tidak jauh dari kampusnya, bilang saja kamu tinggal bersama kekasihmu" Jaehyuk berkata seraya meletakkan barang-barang Asahi di kamarnya.
Dengan tinggal di luar kampus juga kemungkinan untuk cinta yang berkembang di dorm akan berkurang kemungkinannya, Jaehyuk senang dengan keputusannya ini.
Meskipun Jaehyuk tahu betapa sulitnya untuk menaklukan Asahi, namun apapun bisa saja terjadi, jika pria atau wanita itu adalah tipe dari Asahi, kemungkinan kecil ini bisa saja terjadi, jika nanti Asahinya telah dibawa kabur, kemana ia bisa menangis?
Membayangkannya saja sudah membuatnya geregetan!
Ia juga kurang suka dengan teman sekamar Asahi yang bernama Yuki itu, dengan beberapa kali pertemuan saja ia dapat merasakan personalitynya yang a bit too sleek.
Asahi memiliki temperament yang tenang dan indifferent, in fact, he sometimes very stubborn and rarely lie, ia takut jika Yuki akan mengajari hubbynya yang tidak-tidak.
Jaehyuk yang terus-menerus meracau tanpa lelah ini membuat Asahi menjadi tidak sabar, "Stop it, aku lebih mengenalnya darimu, aku tidak mungkin terpengaruh olehnya"
Menoleh pada Asahi yang berbaring di tempat tidur, Jaehyuk tertawa kecil, "Jika kamu tidak suka mendengarkan, aku akan berhenti, tapi kamu harus berjanji untuk tidak bermain bersama Yuki Yuki itu, jika kamu mau main, kamu bisa menungguku pulang, aku akan menemanimu main sesukamu, main apa saja bisa, selama itu ma-"
Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya, Asahi telah bangkit dan menutup bibirnya dengan sebuah "Plak!", "Berisik!"
A muffled "Hehe" terdengar dari balik tangan Asahi, instead of getting hurt, Jaehyuk malah mengusap-usap tangan Asahi dengan dalih, "Pasti sakit saat memukulku kan? Fuuh fuuh, sini biar aku tiupi"
Ia mengambil kesempatan dalam kesempitan secara terang-terangan, membuat wajah Asahi menjadi suram, ia tidak bisa melepaskan lem tikus ini dari tangannya!
Mereka berangkat menuju Jepang dan tiba dengan wkatu yang cepat, perjalanan menuju kampung halaman Asahi terasa lebih singkat dengan adanya teman di perjalanan.
Saat mereka tiba, waktu sudah siang, semenjak Asahi masuk kuliah, keluarga Hamada pindah ke kota, tidak lagi tinggal di desa, ibu Hamada mendapatkan pekerjaan yang stabil disini, dan sepasang adiknya itu juga telah memasuki sekolah yang lebih baik.
Asahi yang telah mempunyai alamat barunya pun mendapati si rumah yang ia tuju itu, sedang terjadi keributan di depannya, a man is cursing endlessly, while a woman is sobbing seraya menundukkan kepalanya, "Apa gunanya anak perempuan membaca buku?! Jika 5.000 yen itu kau berikan padaku, kamu sudah akan mendapatkan banyak keuntungan dari bisnis yang sedang ku tempuh saat ini! Tapi kau malah membelikannya buku! Membelikannya buku!!!" pria itu mengoceh seraya memukul tangannya pada tubuh wanita itu, suara "Slap!" terdengar berkali-kali.
Wajah Asahi langsung mendingin, Jaehyuk yang berada di sampingnya sadar dengan perubahan ekspresi Asahi.
Dengan langkah besar Asahi menuju kedua orang itu, dan saat ayah Hamada akan kembali memukul ibu Hamada, Asahi sudah menggenggam tangannya, memberhentikannya, namun ayah Hamada masih terus marah layaknya a deranged person, "Sekarang katakan padaku! Wanita mana yang tidak menikah di umur 17 atau 18? Banyak sekali buku itu kau belikan untuk apa?! Ia nanti akan menikah juga! Cepat panggil dia pulang dan aku akan meminta refund untuk biaya pembelajarannya!"
Jaehyuk mengambil alih tangan yang dipegang Asahi, ia takut Asahi akan terluka karena pria irrational yang berteriak layaknya orang gila ini.
Asahi berkata dengan dingin seraya menatap ayah Hamada desolately, "Itu ayahku, dan itu ibuku"
"Kembali ke Seoul saat ini juga" ia mendorong tubuh Asahi memasuki mobil kembali dan kembali pada ayah Hamada, saat ini ayah Hamada akhirnya sadar kehadiran orang lain, tadinya ia hanya berpikir tangannya ditahan oleh anak laki-lakinya yang mungkin baru pulang kerja sambilannya, "Siapa kau huh?! Berani-beraninya mencampuri urusanku?!"
Tanpa basa-basi, Jaehyuk melayangkan tinjunya pada pelipis ayah Hamada, dalam sekali pukulan ayah Hamada langsung jatuh tak sadarkan diri, Jaehyuk menendangnya sekali dan berkata pada ibu Hamada, "Lebih baik anda masuk ke dalam"
Ibu Hamada yang sedari tadi menunduk tidak menyadari kehadiran Asahi tadi, melihat ada yang menolongnya, ia langsung masuk ke dalam rumah, "Te-terima kasih, anak muda"
Asahi saat ini merasa geram, setahun yang lalu ayahnya itu menghilang tanpa kabar, ketika hidup mereka akan kembali berjalan normal, ia kembali lagi.
Sosok ayah Hamada merupakan sosok yang menyulitkan, untung ayahnya tidak tahu ia kembali, ia masih ingat ayahnya ingin menjual dirinya pada debt collector.
Ia memicingkan matanya, memutar otaknya, berpikir cara untuk mengatasi ayahnya once and for all, namun tangannya yang mengepal kuat itu saat ini digenggam oleh tangan yang lebih besar, Jaehyuk berbisik lembut, duduk disampingnya, "Aku akan mengatasinya"
Ayah Hamada yang tergeletak di pinggir jalan itu tak ada yang memperdulikan, dalam beberapa hari setelah ia pulang saja, reputasinya sudah turun hingga serendah selokan, dirty and stinky.
Jaehyuk mengeluarkan ponselnya, wajahnya saat ini tak seperti biasanya, ia terlihat dingin dan tak berperasaan, saat panggilannya diangkat, Jaehyuk langsung bertanya, "Kenapa orang yang kau cari itu sangat tidak berguna dan membiarkan bedebah itu kembali setelah satu tahun?"
Anak buahnya yang berada di seberang telepon bingung dengan apa yang dimaksud oleh Jaehyuk, ia berusaha mencerna kata-katanya dan teringat akan sosok wastrel yang berada di negara tetangga itu, he wiped the bead of sweats that trickled down his forehead, "Sa-saya akan menanyakan terlebih dahulu, Yoon-ssi!"
Lima menit kemudian ponselnya pun berdering, "Setelah kami menanyakan akan hal ini, perempuan yang membawanya kabur itu bilang bahwa dirinya telah kehabisan uang, what should we do now, Yoon-ssi? Apa harus kita teruskan?"
Jaehyuk melirik ke arah Asahi "Bagaimana menurutmu, Hi-kun? Shall we let him go and let him run rampant again? Atau mungkin aku mempunyai pilihan lain untukmu..."
Asahi quietly listened, dengan wajah yang terlihat desolate, "What is it?"
"Bagaimana jika kita pergunakan hutangnya yang terdahulu sebagai senjata?" bisik Jaehyuk.
Jaehyuk merasa bersalah, mau bagaimanapun, pria ini tetap adalah ayah dari Asahi, "Dulu ketika aku mendengar dia ingin menjualmu, aku memberinya umpan dengan membiarkannya bekerja di perusahaan besar, mana tahu ayahmu itu tidak bisa dipercaya, ia kabur setelah merasa lelah, setelah itu aku memutuskan untuk memberinya umpan seorang wanita yang kubayar agar dia tidak kembali lagi kesini..."
Asahi mengangguk, "Jadi itu mengapa dia tidak kembali selama satu tahun? Menurut rekanmu tadi, uang yang kau berikan sudah habis, makanya wanita itu berhenti melakukan tugasnya?"
---------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Came Too Early - Jaesahi
FanfictionAsahi is Jaehyuk's first love, will he be his end too? Fluff✅ bxb indonesian typos baku start: 12/05/21 end: -