hiraeth.

1.3K 180 6
                                    

Yuuta berjalan menghampiri  penjual tiket wahana rumah hantu. Dengan senyum yang sedikit terpaksa, yuuta meminta dengan sangat sopan.

"Maaf, tuan, tapi bisakah kalian menutup rumah hantu ini untuk beberapa saat? Ada sesuatu yang berbahaya di dalam sana, tapi jangan khawatir! Aku dan pria menggemaskan disana akan mengatasi hal ini dengan baik. Jadi, bisakah kau menutup rumah hantu dan beri kami waktu?"

Si penjual tiket yang mendengar yuuta membicarakan hal tak masuk akal tentu saja menatap aneh dan memarahi yuuta.

"Hei, nak, jika kau ingin masuk rumah hantu ini secara gratis maka minggirlah! Aku tidak akan percaya dengan hal bodoh yang kau katakan. Cepat pergi dari sini! Jika masih tetap ingin memasukinya bersama pacarmu itu maka cepat mengantre! Jangan menyalip barisan seperti ini!"

Yuuta tak bergeming dan hendak kembali berbicara, mencoba membujuk si penjual tiket. Namun belum sempat yuuta kembali mengucapkan sepatah kata, mereka semua dikejutkan dengan salah satu pengunjung wahana itu yang berteriak histeris keluar dari rumah hantu.

"ANAKKU!! DIMANA ANAKKU?! TUAN, ANAKKU HILANG! IA TIBA-TIBA MENGHILANG DI DALAM RUMAH HANTU INI!!!"

Yuuta langsung menghampiri sang ibu yang masih berteriak histeris. Sedangkan si penjual tiket malah terlihat muak, "oi oi, apa-apaan ini semua."

"ANAKKU!! DIMANA ANAKKU?!?!"

"Nyonya, tolong tenang dan ceritakan kronologinya."

Wanita itu menepis tangan yuuta yang mencoba untuk menenangkannnya. Ia berlari kearah penjual tiket dan mencengkram kerah pria itu.

"APA-APAAN RUMAH HANTUMU ITU?!? DIMANA ANAKKU?! MENGAPA IA TIBA-TIBA BISA HILANG DARI GENGGAMANKU?! KEMBALIKAN DIA!!"

Yuuta yang mendengar itu langsung menoleh ke arah toge, tak lama kemudian mereka mengangguk paham. Ini adalah ulah kutukan itu.

Si penjual tiket tampak sangat kesal, ia pun menatap ke salah satu karyawannya yang lain dan memerintahkan mereka semua untuk masuk dan mencari anak ibu yang hilang ini.

"Tidak, jangan."

mendengar yuuta membantahnya, sang penjual tiket itu tampak semakin geram.

"Minta semua pegawaimu menjauh dari sana, jangan biarkan ada seorang pun didalam. Biar aku yang memasuki tempat itu. Di dalam sangat berbahaya."

Mendengar jika rumah hantu itu berbahaya, semua petugas yang menjadi hantu dan memang sedari tadi menguping keributan yang terjadi langsung berbondong-bondong keluar dan meninggalkan rumah hantu itu.

"HEI?! APA YANG KALIAN LAKUKAN?! APA KALIAN INGIN DI PECAT?! CEPAT KEMBALI MASUK KE DALAM!!"

Semua petugas sudah terlanjur ketakutan, tak ada yang mematuhi perintah boss mereka.

"ANAKKU!! TOLONG CARI ANAKKU!!"

Dengan semua hal yang terjadi, sang penjual tiket sudah mencapai batas kesabarannya. Dengan emosi yang meluap ia mendorong wanita yang tengah menjerit mencari anaknya itu, beruntung dengan cepat toge menangkap tubuh wanita itu sebelum ia terjatuh ke tanah.

Sang penjual tiket berjalan ke arah rumah hantunya, ingin membuktikan sendiri jika tak ada yang perlu ditakuti.

Yuuta, "tuan, tolong menjauh dari sana!"

Sang penjual tiket menatap yuuta dengan amarah, "hei anak muda! Berhentilah bermain pahlawan-pahlawanan dan cepat pergi dari sini! Anak dari ibu itu pasti hanya tersesat didalam, aku akan masuk dan menyeretnya keluar. AKAN KUBUKTIKAN JIKA RUMAH HANTUKU INI–"

BLARR

"AAAAAAAAA!!!!!!"

Semua orang disana berteriak histeris dan berlari ketakutan, sedangkan ibu-ibu yang mencari anaknya tadi setelah berteriak histeris melihat insiden di hadapannya kini pingsan.

Bagaimana tidak? Si penjual tiket yang bahkan belum selesai menyelesaikan kata-katanya secara tiba-tiba badannya berubah seperti sebuah kertas yang diremas sebelum akhirnya meledak.

Darah bercucuran dimana-mana, tapi yuuta dan toge sama sekali tak gentar. Mereka tau, ini adalah ulah kutukan yang sedang bersarang dalam rumah hantu itu.

Toge memberikan tubuh wanita yang pingsan itu pada seorang petugas yang memang bekerja sebagai hantu di sana. Saking terkejutnya, beberapa petugas yang masih memakai kostum hantu itu bahkan tidak dapat berlari atau berteriak saat melihat boss nya hancur tanpa sisa.

"E-eh..?" petugas itu tampak terkejut saat toge memberikan wanita pingsan itu padanya, mau tak mau ia harus menerima dan menggendong wanita itu.

"Menjauh dari sini."

Bak tersihir, semua orang yang mendengar toge berbicara langsung berlari meninggalkan yuuta dan toge berdua.

Keadaan di carnaval itu menjadi kacau, yuuta juga sudah berbicara pada petugas satpam untuk meminta semua pengunjung keluar dari area carnaval. Karena tau situasi sedang tidak kondusif, hanya butuh sekitar lima belas menit hingga akhirnya benar-benar tak ada orang  di sekitar area carnaval itu.

"Toge, kau siap untuk bekerja?"

Toge mengeluarkan obat tenggorokan dari saku celananya dan menunjukkan obat itu dengan percaya diri kepada yuuta, "shake!"*

*siap!

Yuuta tersenyum. Membuat segel dengan tangannya dan mengucapkan mantra menurunkan tobari.

"keluar dari kegelapan, lebih gelap dari kegelapan, bersihkanlah kenistaan itu."

Tobari kemudian mulai menutupi mereka berdua dari dunia luar. Setelah itu, dengan jelas toge dan yuuta bisa melihat kutukan yang ada di sekeliling mereka.

Disini ternyata benar-benar ramai. Walaupun bentuk mereka berbeda, tapi kutukan ini seperti bergerombol. Paling sedikit ada tiga jenis kutukan yang membuat kelompok bersama, selebihnya bisa membentuk kelompok dengan lima atau enam sejenis mereka.

"Toge, aku akan mengurus mereka yang bekerja bertiga, kau urus yang berlima atau lebih, jangan terlalu memaksakan diri, ada yang tak beres dengan kutukan-kutukan ini."

Konsepnya, semakin lemah kutukan maka mereka akan semakin bergerombol dan membentuk kelompok. Oleh karena itu, yuuta akan mengurus kutukan yang jumlah gerombolannya lebih kecil, itu akan mengantisipasi toge untuk menggunakan kata-kata kutukan terlalu besar dan mendapat efek yang besar pula. Yuuta merasakan sesuatu yang aneh disini.

Kutukan-kutukan ini tergolong lemah, tak ada satu pun yang memancarkan energi jahat sampai ke level yuuta tak ingin toge terlibat terlalu banyak. Jika demikian, dari mana asalnya energi kutukan yang dapat menculik seorang anak dan membunuh seorang pria dewasa? Yuuta merasa semua kutukan ini baru permulaan, boss sesungguhnya belum muncul dalam area peperangan.

Yuuta sedang tidak membawa katana atau senjata terkutuk lainnya, tapi tak masalah, ia bisa membuat senjata itu sendiri.

Yuuta memfokuskan energi kutukannya pada telapak tangan, dengan menyalurkan energi yang sangat besar tak lama kemudian sebuah katana muncul di genggamannya. Berbeda dengan senjata terkutuk yang harus dialiri energi kutukan agar bisa berfungsi, senjata yang dibuat yuuta tak perlu dialiri apa-apa lagi karena benda itu terbuat dari energi kutukan itu sendiri.

Teknik ini benar-benar menuntut fokus dan banyak energi agar bisa digunakan. Orang awam mungkin membutuhkan puluhan tahun agar bisa menggunakan teknik ini selama tiga menit. Namun kali ini, kita membicarakan seorang okkotsu yuuta. Banyak energi kutukan, pengalaman, dan kefokusannya dalam bertarung tak perlu ditanyakan lagi. Keponakan dari penyihir terkuat saat ini, Gojo Satoru, memang tak perlu di ragukan.














Gatau, aku aja bingung aku ngetik apa.

stfu, yuuta. [tw!omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang