baloney.

1.3K 181 4
                                    

"Aku masih kesal karena kalian bahkan tidak berusaha menghubungi kami untuk datang!!"

"Maki senpai, ini benar-benar tanpa direncanakan."

"Tentu saja aku tau ini tanpa kalian rencanakan. Malah jika ini adalah ulah kalian maka aku akan membakar kamar kalian satu-satu! Dan lihat wajah kalian itu, ya ampun nobara, apa luka di pelipismu tidak apa-apa!?"

Toge membuka matanya perlahan saat ia mulai mendengar suara bising disekitarnnya.

"Inumaksi senpai!"

Megumi adalah orang pertama yang menyadari toge telah sadar.

Tanpa melepaskan genggaman tangannya pada sang omega, yuuta memencet tombol merah disamping ranjang toge untuk meminta dokter segera datang ke ruangan pasien itu.

"Toge, apa kau masih merasakan sakit?"

Toge berusaha semaksimal mungkin untuk memfokuskan pandangannya. Dapat toge lihat di sampinya kini ada yuuta yang setia menggenggam dan mengelus lembut pucuk kepala toge. Di ruangan serba putih ini juga toge melihat ada teman-teman dan adik kelasnya yang menatap toge dengan raut khawatir.

Toge menoleh pada yuuta yang bertanya tentang keadannya, sebagai balasan, toge menggeleng lemah.

Tak lama kemudian masuk seorang dokter yang diikuti oleh beberapa perawat dengan segera melakukan pemeriksaan pada toge.

Setelah memastikan toge tak memiliki keluhan lebih lanjut, dokter dan perawat-perawat itu pun berpesan agar toge memperbanyak istirahat untuk pemulihan yang lebih cepat, menjaga makan dan sebagainya, lalu kembali keluar ruangan.

Luka toge memang adalah yang paling parah karena insiden kemarin. Setelah ia ditangkap oleh gojo dari ketinggian setengah bianglala, yuuta dengan segera membawanya kepada ieri untuk disembuhkan. Ieri benar-benar fokus pada penyembuhan tenggorokan toge yang... entahlah, mungkin jika toge terus memaksa untuk bertarung, tenggorokan itu tak akan berbentuk lagi. Ieri juga melakukan pembersihan dan pertolongan pertama pada luka di bahu toge, dan memerintahkan yuuta untuk membawa toge ke rumah sakit agar diobbati lebih baik.

Selama ia diobati oleh ieri hingga saat ini, toge tak ingat apa-apa. Toge pingsan cukup lama.

Saat toge ingin mengganti posisinya menjadi duduk, toge tiba-tiba merasakan sakit pada kaki kanannya, lebih tepatnya pada pergelangan kaki. Yuuta yang melihat hal itu dengan sigap menahan tubuh toge dan meminta omeganya itu untuk tak banyak bergerak.

"Kata dokter, kakimu terpelintir."

Ah, pantas saja. Sepertinya ini terjadi saat ia mencoba mendarat di atas bianglala.

Yuuta membantu omeganya itu untuk kembali berbaring di ranjangnya. Yuuta juga mengatur posisi ranjang itu sesuai keinginan toge, setelah melihat toge aman dan nyaman, yuuta mundur beberapa langkah, membiarkan teman-temannya yang ada disana untuk berbicara pada toge.

"Bodoh."

Maki memukul pelan kepala toge dengan kotak susu vanilla yang ia bawa. Toge hanya tertawa kecil dan menerima susu itu. Sepertinya maki sudah mendengar cerita lengkap insiden kemarin, alhasil ia tak banyak mengomel saat ini.

"Senpai, apa kau masih merasa sakit?"

"Okaka!" toge menjawab sembari menggeleng kecil. Luka di bahunya memang masih terasa sedikit perih, tapi yah ini adalah masalah kecil. Lagi pula, ada hal lain yang menarik perhatian toge. Yuuji berdiri diantara megumi dan nobara yang juga memiliki luka di wajah mereka, tapi yang aneh adalah yuuji memakai selang infus.

"Sujiko?"

Yuuji sejujurnya tak paham apa yang toge katakan, tapi karena toge berbicara  dengan raut khawatir dan menunjuk ke arah infus yang ia kenakan, yuuji ambil kesimpulan jika toge sedang menanyakan keadannya.

"Aku baik-baik saja, senpai! Hanya saja saat pemeriksaan rumah sakit ini terlalu melebih-lebihkan, mereka menyuruhku untuk memakai infus. Padahal aku merasa baik-baik saja, malah seharusnya senpai lah yang harus dipakaikan infus."

Memang benar, walau luka toge tampak lebih parah dari yuuji, tapi tak ada satupun selang yang dimasukkan dalam tubuh toge.

"Jangan menyalahkan rumah sakit, bodoh. Jika mereka memakaikan infus padamu maka artinya kau yang lebih membutuhkannya, dasar lemah."

Sukuna berucap begitu tajam padahal ia baru saja memasuki ruangan toge untuk menjenguk.

Sukuna melemparkan air mineral pada yuuta seakan tau yuuta memang belum meneguk setetespun air dari kemarin karena sibuk mengkhawatirkan toge.

Yuuji yang tak terima dikatai lemah oleh sukuna pun langsung protes, "ini salahmu! Kau yang seenaknya merasuki tubuhku!"

Sukuna tak menjawab, ia menyumpal mulut adiknya itu dengan donat strawberry yang ia beli.

Toge tertawa kecil, lalu tiba-tiba ada seseorang lagi yang memasuki ruangannya untuk menjenguk.

"HALO SEMUA! GOOD LOOKING GUY SATORU GOJO, GURU KALIAN, DATANG UNTUK MENJENGUK!!"

Gojo datang dengan sangat berisik. Pintu kamar pasien itu ia buka dengan sedikit keras, menyapa seisi ruangan dengan berteriak dan mengeluarkan peace sign andalannya. Bahkan perawat yang ada di luar ruangan terlihat penasaran tentang apa yang terjadi di ruang toge, apa yang dilakukan pria tampan diambang pintu itu sehingga harus berteriak?

"BERISIK!"

Maki dan nobara melempar botol air mereka dengan kesal kearah gojo yang tentu saja akan sia-sia karena ruang tak terbatas yang ada disekeliling gojo. Gojo dengan santai tetap berjalan mendekati muridnya satu-satu sembari memberikan sesuatu.

"Apa ini?" megumi bertanya dengan tatapan curiga.

"Oleh-oleh!!"

"Woah! Mochi!" yuuji dengan segera melahap buah tangan yang dibawakan gurunya itu.

"Ya, semuanya silahkan dimakan!! Makanan manis akan membantu mengembalikan semangat dan mood kalian yang hancur setelah bekerja keras membunuh kutukan, kerja bagus semua!"

Semua orang yang ada di rungan itu benar-benar mendapat 'oleh-oleh' yang gojo bawa.

"Dan untuk inumaki-kun..."

Gojo mendekat ke arah toge lalu memberikan mochi dan sebucket bunga, "semoga lekas membaik."

Toge tersenyum lalu menerima semua barang yang gojo berikan. Namun, toge dapat merasakan sesuatu yang aneh. Entah mengapa rasanya toge dapat merasakan gojo merasa bersalah atas dirinya. Toge mulai menerka-nerka, mungkin karena gojo merasa ia terlambat datang sehingga muridnya harus terluka separah ini? Ya, sepertinya begitu. Lagi pula, toge juga merasa yuuta sangat merasa bersalah. Tapi yang benar saja, toge tidak menyalahkan siapapun atas lukanya ini.

Pemikiran toge tidak sepenuhnya salah. Hanya saja ia tak tau bahwa ada hal lain yang membebani pikiran guru dan kekasihnya itu.












































Oke, besok terakhir, yeay.

stfu, yuuta. [tw!omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang