Dua puluh tiga.

1.2K 122 1
                                    

3 hari setelah kejadian itu, mina dan chaeyoung kembali dekat seperti semula, teman-teman mereka merasa lega dan bahagia melihat keduanya sudah baik-baik saja. Tentu hal itu juga di rasakan oleh mina dan chaeyoung. Mereka sama-sama bahagia dan tersenyum kembali.

Chaeyoung sudah menceritakan semuanya kepada sahabat-sahabatnya tentang peristiwa yang menimpanya 3 hari yang lalu.
Yaahh...tentu saja mereka bingung, bagaimana chaeyoung bisa siaga dalam keadaan seperti kemarin.

"Bagaimana kau tau keberadaan mina saat dia dibawa oleh bambam chaeng.?" Tanya jeongyeon.

Kini semua teman-teman mina dan chaeyoung berkumpul di apartement chaeyoung, termasuk nayeon juga, tentu ia harus tau bagaimana keadaan adiknya saat ini. Chaeyoung yang meminta mereka untuk berkumpul di apartementnya.

"Kak nayeon yang menghubungi aku saat bambam mengajak mina pergi waktu itu." Jawab chaeyoung.

Flaschback.

Setelah melihat kepergian mina dan bambam keluar dari halaman rumahnya, nayeon segera masuk kedalam mengambil ponsel untuk mengubungi sesorang.
Tentu saja ia menghubungi chaeyoung, siapa lagi jika bukan dia.
Yaa...memang saat nayeon di luar negeri ia tidak lepas kontak dengan chaeyoung, karena dia tau suatu saat nanti pasti dia membutuhkan bantuannya menjaga mina.

"Hallo, chaeyoung.?" Panggilan nayeon untuk chaeyoung.

"Hallo kak, ada apa ya, malam-malam begini menghubungi ku?." Jawab chaeyoung.

"Iyaa, saat ini aku sangat membutuhkan bantuan mu chaeng, bisakah kau membantuku?."

"Memangnya ada apa kak, kenapa kau terlihat panik seperti itu?, Coba jelaskan secara perlahan."

"Tadi mina izin dengan ku untuk keluar dengan bambam, tapi entah kenapa perasaan ku tidak enak chaeng, aku rasa mereka tidak hanya makan malam saja saat ini."

Chaeyoung yang mendengar bambam pergi membawa mina tentu saja panik. Ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan mina, maka dengan gerakan cepat ia bersiap-siap mengambil jaket dan kunci mobil lalu pergi keluar begitu saja.

"Aku akan menyusul mereka kak." Ujar chaeyoung dan mematika telephonenya.

Nayeon dapat merasak kepanikan yang chaeyoung rasakan, karena memang saat ini ia juga merasakanya. Nayeon hanya berharap mina dan chaeyoung baik-baik saja.
.
Diperjalanan chaeyoung hanya bisa memandangi kanan dan kiri jalan, berharap jarak nya tidak jauh dengan mobil bambam. Dan benar saja, ia melihat mobil bambam terparkir di salah satu restoran yang ada di kota itu. Ia tidak beranjak dari mobil, ia hanya melihat dari kejauhan agar mengetahui apa saja yang mereka lakukan.
Selang beberapa menit terlihat bambam dan mina sudah keluar, tapi tatapan tidak suka saat chaeyoung menatap keduanya, ia melihat perlakuan kasar bambam terhadap mina. Segera ia menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mengikuti kemana mobil bambam pergi.

Chaeyoung tidak asing dengan jalan yang bambam lalui, ia tau betul kemana arah mobil ini pergi. Dan benar dugaanya, bambam membawa mina ditempat terpencil itu.

Flaschback off.

"Dan sisanya seperti yang kalian dengar kemarin. Aku mendengar teriakan dari dalam rumah itu, segera aku merekam dan aku panggil security yang berjaga disitu." Jelas chaeyoung menatap mina.

Mina menatap chaeyoung dengan tatapan sayang, segera ia memeluk chaeyoung, melingkarkan kedua tanganya pada leher chaeyoung dan menenggelamkan wajah nya pada leher chaeyoung. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh nya.

"Terimakasih chaeng." Ujar mina.

"Sudah berapa kali kamu berterima kasih mina, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan." Ujar chaeyoung membalas pelukan mina dan mengeratkan pelukan itu.

MINE. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang