Lima belas.

1.2K 130 5
                                    

Yaa, saat ini chaeyoung benar-benar khawatir tentang keadaan mina, ia menjadi selalu berfikiran negatif tentang bambam. Tapi chaeyoung masih belum yakin 100% jika bambam memiliki rencana jahat untuk kedepanya, yang bisa ia lakukan saat ini adalah menjaga mina agar dia baik-baik saja dan terus memantau bambam agar mengetahui apa saja yang ia lakukan.

Bukan bermaksud untuk mengetahui privasi orang, tapi untuk saat ini, kekhawatiran lah yang membuatnya menjadi seperti ini, apapun akan dilakukan agar semua baik-baik saja.

Seperti saat ini, pagi-pagi sekali chaeyoung sudah berada di jalan untuk kerumah mina, semalam ia tidak bisa tidur karena pikiranya kemana-mana, seolah akan terjadi sesuatu jika ia tidak bertindak lebih awal.

Pukul 07.00 pagi, chaeyoung sudah berada di rumah mina sekarang.

Tok..tok..tok..
Selang beberapa detik kemudian pintu terbuka membuat sang pemilik rumah terkejut, karena masih terlalu pagi untuk bertamu.

"Chaeyoung, ngapain disini?, Ini masih pagi lho chaeng." Tidak biasanya chaeyoung datang sepagi ini.

"Iya mina, aku hanya ingin berkunjung saja kesini, apa kau ingin keluar?.

"Aku tidak ada kelas chaeng, aku juga tidak ada acara apapun, ayo masuk dulu." Mina menarik tangan chaeyoung.

"Apa kau sudah sarapan chaengi~?"

"Aku belum sarapan tadi, aku kesepian dirumah jadi aku hanya keluar dan yah, hanya rumah mu yang aku pikirkan, aku sama sekali tidak memikirkan sarapan."

(Sebenarnya aku khawatir mina, itu sebabnya aku kesini untuk memastikan kau baik-baik saja.)

"Ya sudah, ayo kita sarapan dulu, aku hanya punya roti lapis saja chaeng, maaf."

"Tidak apa mina, asalkan itu darimu apapun akan ku makan."

"Apapun??." Mina terkejut atas ucapan chaeyoung.

(Apa aku salah bicara?, Kenapa mina seperti itu?) Batin chaeyoung.

"Maksudku, apapun makananya akan aku makan."

(Jangan sampai mina berfikiran kemana-mana, astaga chaengg, mulutmu itu lhoo, bau lumut, bisa-bisa nya berbicara seenaknya, jangan sampai mina tau aku akan memakan tubuhnya--jsbsjabsbssn, fokus chaeng, fokus).

"Chaeng, kenapa diam saja?".

"Aa-ohh tidak mina, aku makan ya."

Mina melihat gemas saat chaeyoung mengunyah makananya, lesung pipi itu muncul setiap kali chaeyoung mengunyah, mina yang sudah tidak tahan akhirnya menyentuh pipi itu.

"Pipi kamu gemesinnnn." Mina mencubit gemas pipi chaeyoung.

Chaeyoung hanya tersenyum kepada mina.

"Apa aku seimut itu hmm?. Goda chaeyoung.

"Kau memang menggemaskan, kau seperrti bayi besar yang sangat menggemaskan."

"Yaah, aku bukan bayii minarii."ujar Chaeyoung kesal.

"Kalau bukan bayi apa?, Bocah? Sama saja chaeng, sama-sama menggemaskan."

"Minaaaa~~ aku bukan bayi dan aku bukan bocah."

"Iya chaengii, aku hanya bercanda, jangan marah ya." Ujar mina tertawa karena menatap chaeyoung gemas.

Setelah selesai dengan sarapan pagi mereka, mina mengajak chaeyoung untuk menonton film, kebiasaan mina jika tidak ada kerjaan apapun, ya sekedar menonton film saja.

"Apa hari ini akan menonton
Horror lagi? Tanya chaeyoung.

"Ini masih pagi chaeng, tidak seru jika menonton horror dipagi hari, kita lihat yang lain saja."

MINE. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang