Dua puluh empat.

1.3K 118 0
                                    

Setelah moment chaeyoung menyatakan perasaanya kepada mina disaat itulah berita itu menyebar hingga satu kampus mengetahui kabar itu.
Siapa saja pasti akan iri jika melihat mereka berjalan berdua saling mengenggam tangan dan yang paling penting, mereka pasangan yang sangat cocok. Tentu semua orang ingin merasakanya juga.

Berita itupun sampai ke telinga jimin dan somi. Untuk saat ini, jimin hanya diam saja tanpa melakukan apapun untuk menghentikan chaeyoung dan mina, ia masih memikirkan cara agar lebih baik lagi dari sebelumnya, agar nasibnya tidak sama dengan bambam yang sudah mendekap di jeruji besi.
.
Mina memutuskan untuk tinggal di apartement chaeyoung saja, ia tidak ingin terpisah dengan chaeyoung saat ini,  namanya juga baru resmi, pasti ada aja maunya.

"Sayang~~ bangun, ini sudah jam berapa, semalam kau bilang ada kelas pagi kan." Ujar mina membangunkan kekasihnya yang masih terlelap dalam tidurnya.

Chaeyoung hanya menggeliat kecil tanpa membuka matanya.
"Hmm~~"

Mina menghela nafas pelan, ia harus sabar dalam menghadapi bayi besar di hadapanya ini.
"Chaeng, 5 menit kau tidak bangun, aku akan membiarkan mu tidur diluar malam ini."

Mata chaeyoung seketika terbuka dengan sempurna setelah mendengar omelan dari mina yang menurutnya sangat mengerikan.
"Iya sayangg aku bangun nii~~" ujar chaeyoung mengambil posisi duduk dengan malas

"Ya udah sana mandi duluu, aku mau bikin sarapan."

"Morning kiss ku mana?" Tanya chaeyoung sembari menunjuk bibirnya.

"Kamu mandi dulu, baru aku kasih, udah sana, buruann nanti kamu terlambat." Ujar mina mendorong tubuh chaeyoung untuk masuk kedalam kamar mandi.

"Iya-iyaa bawell banget."~~

"Kamu bilang apa?????."tanya mina yang samar-samar mendengar ucapan chaeyoung.

" Ehh enggak-enggak aku tidak bilang apa-apa." Elak chaeyoung.
.
Hubungan mina dan chaeyoung sudah berjalan satu minggu lamanya. Mereka masih menikmati masa-masa seperti biasa saja. Tidak ada perdebatan, permasalahan dan hal-hal lain yang membuat hubungan mereka menjadi retak.

Tapi akhir-akhir ini mina menjadi sedikit kesal dengan chaeyoung.
Bagaimana tidak, ia melihat chaeyoung di kerumuni banyak mahasiswa-mahasiswi di kampusnya, ada yang meminta berfoto bersama, tanda tangan, dan yang membuat mina semakin kesal, ada yang meminta untuk berpelukan.

Jangan ditanya lagi ekspresi chaeyoung bagaimana. Sebenarnya ia juga takut jika hal yang ia lakukan terlalu berlebihan.
Dan saat ini, di apartement, mina tidak mau berbicara sedikit pun dengan chaeyoung. Ia ingin chaeyoung membujuknya agar tidak marah lagi.

"Sayang~~, kamu kenapa sihh, jangan diem teruss." Ujar chaeyoung yang kini mengambil duduk disebelah mina di sofa kamar tamu mereka.

Mina tidak menjawab, malah ia mengabaikan chaeyoung yang sedang berbicara di sampingnya.

"Jangan cemberut teruss, kamu ngomong kek, apa kek, aku lebih suka kamu ngomelin aku dari pada kamu diem terus kayak gini."

Mina menatap chaeyoung kesal, ia memukuli tubuh chaeyoung pelan.
"Nyebeliiinnnnn~~~~".

"Aw..aw aduhh, yangg kok aku dipukulin sih." Ujar chaeyoung seraya menarik tangan mina untuk ia genggam.

"Habisnya kamu dari semalem nyebelin bangett."

"Memangnya aku kenapa?, Apa aku berbuat salah? Kalau iya, apa yang aku lakuin emangnya??"

"Kamu pikir aja sendiri!!!." Ujar mina memutar tubuhnya membelakangi chaeyoung.

Chaeyoung hanya terkekeh kecil melihat mina merajuk seperti ini, bukanya takut tapi malah menggemaskan dimata chaeyoung.
Chaeyoung bergerak, mendekat kearah mina dan memeluk tubuh mungil mina dari belakang. Melingkarkan kedua tangan pada pinggang ramping sang kekasih.

MINE. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang