Empat belas.

1.1K 116 3
                                    

Di mobil..

"Kenapa kau berbicara seperti itu pada chaeyoung tadi." Mina menatap bambam yang sedang menyetir di sampingnya.

"Aku hanya tidak suka jika dia terus menganggumu dan mendekati mu mina, aku tidak bermaksud apa-apa " jelas bambam tanpa menoleh.

"Sudah ku bilang dia tidak mengangguku lagi bam, kita sudah baik-baik saja."

"Aku minta maaf jika itu terlalu berlebihan, aku tidak bermaksud apa-apa."

Mina menghela nafasnya, dan menatap keluar dari jendela, tidak ingin menatapa bambam.

(Baru semalam berantem, sekarang sudah damai??, Tidak semudah itu chaeng, aku akan membuat mina membencimu.) Batin bambam.

Sampai di rumah mina, mina langsung membuka pintu mobil, dan sedikit berlari untuk masuk ke dalam rumah.

"Tunggu mina, kenapa buru-buru." Bambam menarik tangan mina.

"Aku lelah bam, aku ingin istirahat sekarang, terimakasih sudah mau mengantarkan aku pulang, aku masuk dulu."

"Dasar menyusahkan, ngak disuruh masuk dulu gituu??" Gerutu bambam meninggalkan rumah mina.
.
.
Dilapangan, chaeyoung dan teman-temannya terlihat sedang istirahat setelah berlatihan lebih dari 2 jam.
Chaeyoung mengambil ponselnya untuk mengecek ada pesan masuk atau tidak. Ia melihat nama somi tertera di sana, somi mengirim pesan pada chaeyoung, tapi chaeyoung abaikan begitu saja, selang beberapa detik kemudian ia mendapat panggilan masuk dari seseorang, somi menelfon chaeyoung.

"Hallo." Chaeyoung menjawab panggilan itu.

"Hallo chaeng, apa kau sibuk sekarang?.

"Iya, aku sedang sibuk sekarang, memangnya ada apa."

"Mmm, aku ingin jalan dengan mu malam ini, aku sudah merasa baikan setelah tidur beberapa jam tadi."

"Aku tidak bisa berjanji somi, aku lelah, lagi pula semalam kan kita sudah keluar jalan-jalan, bersama mina pula, apa kau tidak puas?"

"Kali ini aku hanya ingin berdua dengan mu, plisss chaeng, mau ya."

"Nanti aku hubungi lagi som, aku tutup dulu."

Chaeyoung memasukan ponselnya kedalam tas dan kembali kelapangan untuk latihan lagi.

"Chaeng, malam ini keluar yuk, sudah lama kita tidak berkumpul bertuga." Ujar dahyun.

"Boleh tuh, semenjak kita mendekati tournament basket ini, kita jadi jarang berkumpul." Jeongyeon.

"Aku bisa sih sebenarnya, tapi tadi somi menelfon ku, dia juga ingin keluar dengan ku malam ini, tapi aku belum memberi jawaban bisa atau tidak."

"Sejak kapan kalian dekat lagi." Ujar jeongyeon.

"Sejak dia hampir menabrakku 3 hari yang lalu."

"Ya elah chaeng, abaikan saja dia, untuk apa kau meladeni orang yang jelas-jelas dia sudah melupakanmu." Jeongyeon.

"Iya chaeng, sebaiknya lupakan somi dan ingatlah pada mina, aku rasa kau lebih pantas memikirkan mina dari pada somi." Jelas dahyun.

"Aku juga memikirkan mina dahyunn, aku tau kalau mina tidak suka jika aku dekat lagi dengan somi, semalam setelah aku jalan dengan mina,somi dan bambam, mina merajuk dengan ku karena somi selalu dekat-dekat dengan ku, aku pusing sendiri semalam, tapi sekarang sudah baik-baik saja."

"Naah, itu kau tau, aku harap kau tidak membuat mina sakit hati chaeng, perempuan seperti mina tidak pantas jika menangis." Ujar jeongyeon.

"Ya sudah, lupakan dulu tentang somi, sekarang kita bahas dulu soal yang tadi, mumpung aku lagi baik, aku akan mentraktir kalian, sekalian juga sebagai tanda pajak jadian ku dengan sana, bagaimana?, Kalian mau kan." Tanya dahyun.

MINE. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang