Sejak interaksi hari itu, tak jarang kami melempar senyum lebar meski dari kejauhan. Aku lebih menghargai apa yang Kak Jungwoo lakukan, syukur-syukur kalau bisa menjadi makin ramah sepertinya meskipun kepada orang yang tak dikenal dekat.
Setiap pulang teater, aku akan menyalaminya dan dia akan memegang tanganku cukup lama sambil berbincang kecil-kecilan. Orang sering mengira Kak Jungwoo sibuk modus dengan adik kelasnya, dan aku hanya bisa tergelak mendengarnya. Padahal ini bukan hal yang aneh, saking mulai terbiasanya kami begitu, aku selalu menyombongkan kegiatan tersebut kepada temanku terlebih kepada Chaeyoung dengan angkuh.
Tentunya hanya bercanda.
Mana ada sih aku tahan dipegang begitu? Awal-awal diperlakukan demikian, tanganku dengan kurang ajarnya langsung menjadi dingin dan itu sungguh memalukan!
Hari ini pun sama, anggota teater dibubarkan setelah rapat pemindahan ruang seni ke lantai dua. Aku menyalaminya dengan tak lupa menyapa sangat riang.
Nah, sepesat itu kedekatan hubungan kami setelah dulunya hanya saling melempar senyum. Jadi dari sini aku bisa menyimpulkan kalau senyum memang kegiatan sederhana yang sangat berpengaruh pada keadaan.
“Kak Jungwoo!” sapaku semangat dengan senyuman lima jari yang membuat mataku tampak mengkhawatirkan.
“Suhyun!” sapanya balik dengan nada dan suara yang sama seperti aku memanggilnya.
Entah kenapa kalau Kak Jungwoo yang begitu malah menggemaskan! Huhu!
“Giniloh, aku punya temen yang sebentar lagi mau ulang tahun. Bisa minta waktunya sebentar enggak buat Kakak muncul di video? Kayak biasa ngucapin atau kasih harapan-harapan. Soalnya temenku ngefans banget sama Kak Jungwoo!” kataku antusias sambil duduk di kursi batu di depan kelas, Kak Jungwoo mengikutiku dan mengikis jarak.
Duh, gugup:(
“Oke, siap! Kapan?” tanyanya menatapku, senyumnya masih ada di sana.
“Besok pulang sekolah, gimana? Enggak sibuk, ‘kan?” tanyaku dan Kak Jungwoo sontak menggeleng tanpa beban. Bukan main perasaanku rasanya langsung seperti melayang, ternyata Kak Jungwoo tak risi atau ilfeel pada permintaanku ini.
Soalnya bukan hal aneh lagi kalau cowok ganteng atau populer sombongnya sampai langit-langit gitu.
Aduh, rendah hati sekali~
***
Besoknya sepulang sekolah, aku dan teman-temanku yang lain diam-diam pergi ke lapangan mencari Kak Jungwoo alih-alih pergi ke kantin. Chaeyoung sibuk ditahan di kelas supaya rencana kami tak ketahuan.
Kak Jungwoo sepertinya lupa, karena begitu bubar dia tak ada di kelasnya. Itulah kenapa aku sibuk mencari keberadaannya yang entah di mana ini.
Dari sekian banyak orang yang berlalu-lalang hendak pulang, aku melihat laki-laki berjaket parasit dengan garis biru di dekat ring basket. Aku memekik sambil menarik pelan Saeron dan Tzuyu untuk mendekatinya, bergegas melakukan tugas. Tapi keduanya sepakat menyuruhku untuk menghampiri Kak Jungwoo lebih dulu.
“Kak Jungwoooooooo~!” panggilku berlari kecil ke arahnya sambil merentangkan tangan, tak disengaja karena toh jaketku terlalu besar dan merepotkan. Panas kalau tidak direntangkan.
Tapi sepertinya gerakanku tampak seperti seseorang yang bersiap memeluk orang yang dipanggilnya, karena Kak Jungwoo sekarang sudah melempar asal bola basketnya sambil ikut merentangkan tangan.
“Eh, Suhyunnnnnnn~!” katanya ikut berlari kecil mendekatiku.
Bohong namanya kalau aku tak tersipu, malahan tawaku langsung meledak ketika kami berdekatan. Alternatif lain menyembunyikan salah tingkah.
Coba bayangkan, Kak Jungwoo ini bukan siapa-siapaku dan hubungan kami juga dekat dalam artian yang seadanya. Tapi interaksi tadi begitu menggemaskan di mataku, entahlah, aku geli saja.
“Suhyun mah gitu terusss~” rengek Kak Donghyun, ternyata dia juga ada di sana dan aku sungguh tak menyadarinya. Akhir-akhir ini dia selalu protes jika aku berinteraksi dengan Kak Jungwoo, hilih.
Mengabaikannya, aku kembali menatap Kak Jungwoo dengan antusias. “Gimana? Jadi bikin video?”
“Jadi dong!” jawabnya semangat sambil menunggu kedua temanku yang lain untuk mendekat. Akhirnya kami berempat berjalan mencari tempat yang pas untuk merekam kalimat-kalimat harapan, kado yang akan kami berikan kepada Chaeyoung selaku fans berat Kak Jungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
FanfictionKim Jungwoo. Dia hanya seorang kakak kelas yang tampak sederhana namun punya pengaruh luar biasa terhadap sekelilingnya. Termasuk aku, adik kelasnya yang menganggap dia berarti meski hanya dalam memori.