02 : Assalamu'alaikum, Cantik

248 34 0
                                    

Saking minimnya interaksi antara aku dengan Kak Jungwoo, tak ada cerita berarti yang terjadi sampai tanpa sadar waktu berlalu begitu saja. Paling-paling dia sering mengangguk dan tersenyum ketika berpapasan denganku, hanya itu, dan selalu begitu jadi kurasa tak ada yang istimewa dari sana. Karena aku yakin dia melakukan itu ke pada semua orang.

Satu-satunya yang masih aku dan kawanku pertahankan atas kekaguman terhadapnya adalah kenyataan bahwa Kak Jungwoo menjadi ketua teater begitu para kelas tiga lengser. Jabatannya membuat lagi-lagi para perempuan penghuni sekolah dibuat kagum karena pengaruhnya.

Padahal nih ya, dia jarang sekali menunjukkan batang hidungnya di ekskul teater. Tapi tahu-tahu menang pencalonan, gila, suaranya didukung banyak orang!

Hari ini aku latihan teater bersama teman sekelasku, namanya Yeri. Dia sedang diajari untuk menjadi sekretaris yang baik, mau tak mau aku sering mengikutinya ke manapun dia pergi. Toh aku juga tak punya jabatan yang berpengaruh di sana.

Singkat waktu, sore menyapa ketika gerimis mulai turun. Aku bergegas dan memaksa Yeri untuk cepat menyerahkan surat buatannya untuk sebuah perlombaan, surat yang perlu ditanda tangani oleh Kak Jungwoo.

Kami berlari dari kelas untuk menyusulnya, dengan jelas kudapati Kak Jungwoo tengah berjalan dengan kak Donghyun dari divisi musik.

“Kak Jungwoo!” panggil Yeri sambil terengah, ia menyerahkan suratnya tanpa banyak bicara.

Alih-alih segera membaca dan memberi tanda tangan, Kak Jungwoo malah melihatku dengan senyuman yang tercetak manis di wajahnya. Dia bilang, “Eh, Assalamu’alaikum cantik!”

 Dia bilang, “Eh, Assalamu’alaikum cantik!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BOOM!

Aku sungguh kaget, saking salah tingkahnya langsung menyenggol Yeri dan menutup wajah dengan buku pelajaran. Sapaan itu sungguh di luar ekspektasi mengingat aku tak dekat dengannya, yah—seperti yang sudah aku jelaskan. Mataku mengikuti presensinya yang duduk di depan kelas sambil mengambil surat, dia masih menungguku menjawab salamnya.

“Eh??? Eh!” kataku bingung sendiri sambil tertawa renyah, jadi bingung bagaimana caranya menjawab salam.

“Eh goda-godain mulu!” kata Kak Donghyun mendorong bahu Kak Jungwoo yang saat itu berbalut jaket hitam dengan garis biru tua di pinggirnya, jaket parasit yang biasa ia kenakan ke sekolah.

“Enggak goda-goda eh~” kata Kak Jungwoo tertawa sambil menunduk dan memberikan tanda tangan. Yeri terkikik di sampingku, percakapan di antara kami bertiga mungkin cukup lucu baginya. Mana terus mengatakan eh eh eh eh.

Kak Donghyun melihatku dengan wajah yang ditekuk, katanya, “Kalau dia gitu lagi, ngomong aja ke aku.”

“Apa sih, Kak?” tanyaku jenaka meski tahu Kak Donghyun serius dengan kalimatnya. Aku tak bohong, semua anak teater pasti tahu bahwa kami pernah dekat dalam tanda kutip beberapa waktu sebelumnya.

Habisnya perusak suasana! Lihat! Kak Jungwoo langsung diam karena celetukan Kak Donghyun! batinku.

Mengetahui suasana mulai canggung, aku menoleh ke arah Yeri dan berbasa-basi sambil menunggu Kak Jungwoo. Tak banyak yang ia katakan selanjutnya, hanya tersenyum dan menyerahkan kertas tersebut kepada Yeri.

Senyum terus bisa bikin diabetes anak orang ih Kak, batinku gemas.

Setelah itu, kami berjalan bersama ke gerbang sekolah dan berpisah di sana. Aku dan Yeri berjalan kaki untuk menaiki angkutan umum di jalan raya, memang harus berjalan kaki dulu untuk menaikinya.

Sementara itu, tak lama dari sana Kak Jungwoo menyapa kami sambil lewat dengan motornya.

“Duluan, ya! Hati-hati!”

Tuh, kan~ Kak Jungwoo saking ramah dan perhatiannya, ini kalau ada orang yang enggak tahu karakter aslinya yang begitu bakalan baper.

Hahaha.


















***

Besoknya di sekolah, seperti biasa aku akan berangkat menaiki motor bersama ayahku. Beliau akan menurunkanku di gerbang dan aku biasa berjalan sendirian ke ujung sekolah di mana kelasku berada. Aku memilih melewati lorong kelas IPS daripada lapangan utama, karena memang lebih dekat meskipun harus melewati banyak siswa yang nongkrong sebelum bel masuk.

Sedang asyik-asyiknya mendengarkan lagu dari earphone, dari jauh aku bisa melihat presensi Kak Jungwoo yang berjalan berlawanan arah denganku. Dari jarak itu, dia masih bisa tersenyum menyapaku.

Seriously?!

Yep, memang begitu keadaannya. Dan senyuman Kak Jungwoo itu …



… manis banget! Gula aja bakalan kalah! Kyaaa!!!





























Pemain :

Kim Yerim from Red Velvet

Kim Donghyun from AB6IX

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang