WTRS~10. Remind

406 87 2
                                    

Taehyung datang dengan senyum cerahnya, seperti biasa laki-laki itu selalu tampil menawan, hanya saja kali ini tidak dengan kemeja formal atau rambut kelimis yang tersisir rapi. Melainkan hanya kaus polos berwarna putih di lapisi jaket bomber hitam, dengan bawahan jeans.

Dia sudah menyusun sebuah rencana yang akan mengingatkan Sooyoung tentang bagaimana mereka dan akan seperti apa kedepannya nanti.

Ditekannya bel berulang kali, dia juga mencoba mengetuk pintu berlapis cat putih tersebut, tapi pemilik rumah tak kunjung membukanya. Taehyung gugup, dia melipat kertas ditangannya, berpikir apa mungkin Sooyoung sudah pergi ke kedai? Tapi ini masih terlalu pagi. Haruskah Taehyung menunggu di kedai saja?

Oh tidak, atau mungkin Jimmy memberikan alamat yang salah?

Taehyung akhirnya memutuskan untuk menunggu di kedai saja, tapi baru satu langkah kakinya beranjak, pintu terbuka. Sehan menatap Taehyung penuh tanya, tampak seperti mengingat atau mungkin menelisik siapa orang di depannya?

"Kau siapa?" Taehyung terkekeh, benar saja jika Sehan melupakannya lagi.

Taehyung merogoh saku jaketnya, mengambil satu bungkus gummy bear, lalu mengangkatnya ke udara.

"Kau ingat sekarang?" Tanyanya.

"Uncle!"

Taehyung tersenyum senang, ketika Sehan mengingat dirinya. Bukankah ini awal yang baik? Laki-laki itu nengusak rambut Sehan, memberikan sebungkus gummy bear yang langsung di sambut dengan baik oleh anak itu. Begitu menggemaskan anak itu dimata Taehyung, beruntung sekali Sooyoung mempunyai anak sepertinya, begitu juga dengan Sehan yang sangat beruntung bertemu ibu sebaik Sooyoung.

Orang tua anak ini pasti menyesal karena meninggalkan dia, pikir Taehyung.

"Oh? Kau?" Taehyung mendongak, lalu tersenyum pada Seulgi yang harus saja keluar membawa tas sekolah, itu tas Sehan dan seulgi pasti akan mengantar anak itu sekolah.

"Hai! Kau mau mengantar Sehan sekolah?" Tanya Taehyung.

Seulgi hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

"Onty, dimana Mom?"

Taehyung menurunkan pandangannya, menatap Sehan yang sedang bertanya pada Seulgi.

"Dia didalam, kita pergi sekarang?" Lalu Sehan mengangguk menyetujuinya.

"Eum- perlu ku panggilkan Sooyoung?" Taehyung mengerjap beberapa saat, dia terlalu fokus pada Sehan.

Lalu laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak, aku akan menunggunya saja."

Benarkah? Bukannya tadi dia tidak sabaran karena menunggu Sooyoung terlalu lama? Dan sekarang menyia-nyiakan kesempatan?

Setelahnya Seulgi hanya mengangguk, lalu beranjak pergi menggandeng tangan Sehan yang tampak sedang menceritakan sesuatu yang sangat menyenangkan pada wanita itu. Taehyung masih memandangi kepergian mereka ketika Sooyoung sudah ada dibelakangnya, dia tidak menyadari keberadaan wanita itu, sebelum akhirnya Sooyoung menepuk pelan bahunya.

"Permisi?" Taehyung terperanjat.

Dia kaget, tapi dia mencoba tersenyum, gengsi juga kan?

"Morning!"

Sooyoung memutar bola matanya malas, kenapa dia lagi? Apakah dia tidak punya pekerjaan? Mengapa dia selalu datang dan mengganggu?

"Kau tidak bisa berhenti mengganggu ku?"

"Kau merasa terganggu?" Sooyoung mengangguk.

"Tapi aku tidak terganggu, jadi tidak apa." Ujarnya, memamerkan senyum paling lebar, dengan gigi yang berderet rapi.

[M] When This Rain StopsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang