WTRS~02. Where are you?

609 121 5
                                    

"Berapa totalnya?"

"25$, tuan."

Jeffrey mengangguk, lalu merogoh saku belakang celananya tapi tak menemukan keberadaan dompetnya. Padahal biasanya dia meletakkannya disana. Lalu tangannya beralih pada saku depan, tak ada juga, merogoh saku mantelnya namun disana juga tak ada. Jeffrey panik. Bagaimana bisa dompetnya tidak ada?

Hilang?

Jatuh atau di ambil orang?

Oh tidak!

"Tunggu sebentar." Jeffrey merogoh ponselnya, hendak menghubungi Seulgi namun seseorang menepuk bahunya.

Dia berbalik dan mendapati laki-laki asing yang tengah tersenyum padanya, sembari menunjukkan dompet keluaran Louis Vuitton berwarna hitam. Ya! Itu miliknya.

"Kau menjatuhkan dompetmu." Ujarnya.

"Ahhh, terimakasih tuan, aku tidak tahu jika kau tidak menemukannya akan bagaimana nasibku sekarang." Kekeh Jeffrey.

Laki-laki itu ikut terkekeh, sambil mengangguk pelan.

"Kalau begitu, aku permisi."

"Tunggu!"

Jeffrey mengeluarkan satu voucher gratis dari dalam dompet nya.

"Datanglah ke kedai kami, dan sekali lagi terimakasih."

"Okay."

Setelah dia pergi Jeffrey buru-buru membayar belanjaannya. Dan segera kembali ke kedai, atau tidak Sehan akan mengamuk karena ice creamnya terlalu lama datang.

"Aku kembali!" Teriak Jeffrey.

Tak lama Sehan datang dengan berlari kearahnya, merebut paper bag berisi ice cream vanilla pesanannya. Tak lupa memberikan satu pada Mommy-nya serta Seulgi.

"Ini untuk Mommy. Dan ini untuk onty Seulgi." Ujarnya. Sooyoung tersenyum melihat raut kebahagiaan diwajah putra semata wayangnya.

Lalu beralih menatap Jeffrey yang tengah memperhatikan Sehan, sesekali laki-laki itu mengusap pelan kepalanya atau bahkan membersihkan sudut bibir Sehan yang kotor.

Sooyoung bisa melihat bagaimana Jeffrey sangat menyayangi Sehan. Tapi tidak semudah itu untuk menerimanya. Sooyoung tidak mau terluka lagi, sudah cukup, dia tidak ingin itu terjadi kembali.

"Kau lihat? Jeffrey sangat menyayangi Sehan seperti anaknya sendiri." Bisik Seulgi.

.
.
.
.
.
.

"Pesananmu!" Laki-laki itu meletakkan paper bag putih diatas meja.

"Akhirnya datang juga, mengapa lama sekali hah?" Protes sang kakak.

Laki-laki itu mendengus, dasar tidak tahu diri sekali memang kakaknya, bisanya hanya memerintah saja, sudah dipenuhi pun masih saja mengomel. Tidak tahu apa jika dirinya sangat lelah?

Dia bahkan baru mendarat dua jam lalu, dan sudah disuruh membeli ice cream ke luar, ini tempat baru wajar jika dia tidak tahu jalan, alhasil dirinya tersesat, berujung terlambat.

"Berapa lama kau disini?" Tanya Taeyeon.

"Hanya sampai aku menemukannya." Jawabnya.

Taeyeon menghentikan aktivitasnya memakan ice cream, lalu menatap adik laki-lakinya.

"Kau yakin dia ada disini?" Kini dia terdiam. Dia tidak yakin.

"Apa tidak sebaiknya kau lupakan saja dia? Kalaupun kau menemukannya, belum tentu dia akan kembali padamu, kan?"

[M] When This Rain StopsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang