Five

770 113 25
                                    

Haruto menepi sejenak guna melihat siapa yang menelponnya.

Dan ternyata itu Jeongwoo.

"Hallo? Dek? Dimana kamu?"

"Hallo mas?"

Haruto menjauhkan hp nya dan mengernyit bingung.

"Siapa Lo?"

"Saya Sofyan mas, ini benar mas Haruto? Kakak dari perempuan pemilik hp ini?"

"Iya, dimana adek saya? Dia baik-baik aja kan??"

"Gini mas, adek mas kecelakaan di jalan *** sudah daritadi, cuma hp nya di sandi, jadi kami membawanya ke konter terdekat dulu mas, ini baru terbuka."

"Kecelakaan?! Saya kesitu sekarang. Jaga adek saya mas! Tolong hubungi ambulance!"

"Baik mas."

Haruto panik, benar-benar panik. Dia mengabari sang mommy untuk segera menuju rumah sakit yang bakal dituju.

Dengan kesetanan Haruto membawa motor menuju TKP yang disebutkan si mas Sofyan tadi.

Hampir Haruto menabrak dan mengalami hal yang sama seperti yang dialami Jeongwoo.

Sepanjang jalan hanya umpatan penyesalan dan air mata yang terus turun dari matanya.

"Je, Lo harus kuat pokoknya."

Sesampainya ditempat kejadian, bisa Haruto lihat, Jeongwoo yang tengah digotong untuk dimasukan ke mobil ambulance.

Seketika dia merasa sangat lemas. Darah, Jeongwoo, enggak! Enggak ini mimpi kan??

Haruto berlari meninggalkan motornya sembarangan begitu saja.

"Heii..heii, no! Open your eyes je!" Haruto menggeleng ribut.

"CEPAT JALAN KAN AMBULANCE NYA!!"

"Baik mas.."

Di tengah perjalanan Haruto hanya bisa membeku dengan airmata yang terus mengalir di pipinya.

Di genggamnya tangan Jeongwoo yang berlumuran darah. Dikecupnya lengan tersebut dengan lembut.

Tak perduli dengan darah yang menempel di bibir dan wajahnya.

Bahkan baju putih nya sekarang sudah penuh dengan darah milik sang kekasih hati.

Dia membuka hp nya guna mengabari Jay, Jake, Junkyu dan Doyoung. Dia meminta Jake untuk mengambil motor nya dulu.

Setelahnya dia genggam kembali lengan penuh darah itu.

"Je..kenapa kaya gini?" Ucapnya lirih..

Jeongwoo tak merespon sama sekali. Kening, pelipis, dan lengan nya penuh dengan aliran darah yang terus mengalir keluar.

"Stop. Darah jangan keluar terus! Pliss.."

Suara Haruto mengecil, dia terlalu khawatir melihat keadaan jeongwoo yang seperti ini.

Bahkan Haruto bisa mendengar detak jantung nya sendiri yang berdebar dengan sangat cepat.

Sesampainya di rumah sakit. Haruto berteriak-teriak meminta suster untuk segera membawa Jeongwoo kedalam rumah sakit.

"SUSTER CEPAT BRANKAR NYA!! ADIK SAYA HARUS SEGERA DITOLONG!!"

"Baik mas.." suster dengan segera mendorong brankar ke arah Haruto yang menggendong jeongwoo di dekapan nya.

"Dek...buka mata kamu dek."

"Maaf mas, masnya tunggu disini dulu, kami harus menangani pasien."

Adek kakak zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang