now playing: heather - canon gray.
"Kang Seulgi! Berani - beraninya kau pergi keluar negeri tanpa mengabariku!" terlihat kemarahan dari wajah seseorang yang lebih tua tiga tahun dari yang dimarahi.
Wanita yang meninggikan nada bicaranya itu sedari tadi berdiri dan hanya menatap kesal wanita lain bernama Seulgi yang tengah duduk dengan pandangan menunduk.
"Kau bahkan tak mengangkat telponku, tak membalas pesanku," timpalnya.
Dia Irene, wanita dengan wajah yang disebut - sebut sebagai ratu Korea, merupakan seorang aktris sekaligus model papan atas di negaranya.
Seulgi mendongkak, dia menatap Irene seperti anak kecil yang memohon untuk tidak dimarahi lagi, "Maafkan aku unnie, aku tak sempat--"
"Tak sempat mengabariku? Bahkan hanya lima menit untuk menelpon atau satu menit saja untuk mengetik pesan? Kang Seulgi kau becanda?"
Seulgi memajukan bibirnya, "Lagi pula unnie juga sedang sibuk syuting drama, 'kan?"
Irene menghela napasnya, lalu ia duduk untuk meredam amarahnya, "Karena itu, kau seharusnya mengabariku agar aku tak khawatir."
"Aku tak bisa maksimal melakukan adeganku saat aku tahu kau tak bisa dihubungi."
Ada perasaan senang yang timbul di perasaan Seulgi, dia merasa Irene mungkin memikirkannya sepanjang dia pergi ke negara bernama Austria selama satu minggu itu.
"Hanya tujuh hari, unnie. Itu bukan masalah besar, bahkan kita dulu sempat tak bisa bertemu selama dua bulan karena kesibukan kita masing - masing."
"Tapi kita sudah terlanjur saling memberi kabar setiap waktu."
Seulgi tersenyum hangat ketika mendapatkan mimik wajah Irene yang berubah sedih.
"Kau merindukanku 'kan, unnie?" goda Seulgi kini sembari mencolek dagu Irene gemas.
Irene merenggut, sedang kesal bercampur sedih begini dia malah digoda seperti itu oleh sahabatnya.
"Aku juga merindukanmu, unnie," ucap Seulgi menatap penuh kedua mata Irene.
"Jangan pergi lagi tanpa mengabariku!" perintahnya.
Seulgi mengangguk - angguk masih tersenyum dengan mata yang sudah membentuk bulan sabit itu.
Sekarang Irene malah gemas dengan tingkah Seulgi, "Peluk aku kalau begitu!" pintanya malu - malu karena masih terdengar ada nada marah.
Seulgi tertawa, namun dia juga langsung membawa tubuh yang lebih kecil darinya itu ke dalam pelukannya.
Dipeluknya sahabat yang sudah hampir menemainya selama 20 tahun itu. Didekapnya erat seolah - olah tak ada hari esok lagi baginya.
"Besok mau berjalan - jalan denganku?" ajak Seulgi seraya sedikit mengendurkan pelukannya.
Irene masih asik menyandarkan kepalanya di ceruk leher Seulgi.
"Kau tak ada pekerjaan besok? Biasanya kalau kau sudah ada proyek besar begitu harus bertemu dengan klienmu untuk memberikan hasil pekerjaanmu?" tanya Irene.
Seulgi mengelus - elus rambut hitam legam itu pelan, "Akan kuberikan lusa, kantor memberikanku libur besok."
Irene langsung memundurkan kepalanya, kini mereka saling menatap dalam jarak yang sangat dekat.
"Bagaimana?" tanya Seulgi sekali lagi untuk mendapatkan jawaban atas ajakannya, "Atau mungkin kau ada jadwal untuk besok, unnie?"
Irene sedikit memikirkan dan mengingat apa yang akan dia lakukan besok.
"Hmm," gumamnya, "Siang aku ada pekerjaan, tapi untuk malam..."
"Aku bisa," ucap Irene memberi kepastian.
Seulgi langsung tersenyum bahagia mendengar jawaban itu, Irene malah terkekeh melihat wajah lucu Seulgi kalau tersenyum seperti itu.
"Sungai Han?" ajak Seulgi.
Irene mengangguk lucu, "Tentu!" serunya.
Setelah itu lagi - lagi Irene menenggelamkan kepalanya di tempat ternyaman dan terhangat baginya. Tangannya juga melingkar erat memeluk tubuh Seulgi. Dia sesekali menghirup aroma citrus yang tercium manis oleh penciumannya. Dia menghembuskan perlahan napasnya hingga menerpa leher Seulgi.
Hal itu selalu sukses membuat Seulgi merasa geli sekaligus menikmatinya. Itu tak pernah gagal membuatnya semakin jatuh, dan jatuh lagi, pada wanita yang sama sepanjang hidupnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heather ✓
FanfictionCheck the sequel!! Completed! brighter than the blue sky, she's got you mesmerized while i die. Heather cr. 2021 saturnmoon_SR