"Kau akan pergi lagi tanpa mengatakannya padaku?" tanya Irene menatap Seulgi dengan kekesalan.
Seulgi saat itu memang tertangkap basah tengah membereskan perlengkapannya. Seulgi tak sempat untuk menyembunyikannya karena dia pun sudah merasa tak peduli kalau Irene akan marah lagi padanya.
"Kali ini kemana?"
"Seberapa lama?"
Seulgi yang dari dulu sering takut akan kemarahan Irene itu kini bisa balas menatapnya dengan dingin.
"Kau benar - benar tak menghargaiku? Aku hanya memintamu untuk selalu mengabariku. Apa itu begitu sulit untuk kau lakukan?"
Seulgi menghela napasnya lalu beranjak dari duduknya, dia lebih memilih untuk segera membereskan beberapa kamera dan lensanya juga keperluan lain untuk nanti dia bekerja di tempat yang jauh dari negara asalnya.
"Seulgi?!" bentaknya karena Seulgi mengabaikan ucapannya itu.
"Seulgi kau dengar, 'kan?!" bentaknya sekali lagi.
"Terakhir kali aku mengunjungimu aku sudah mengatakan rasa sakitku dengan perlakuanmu yang seperti ini!"
"Dan kau tidak merubahnya sama sekali?!"
Seulgi hanya bermuka datar tanpa berniat membalasnya. Suara penuh amarah yang selama ini tak pernah Seulgi dengar dari mulut Irene itu benar - benar mengerikan.
Namun, Seulgi tak ingin lemah. Dia harus kuat.
"Kang Seulgi!" bentaknya dengan teriakan.
Irene memasuki puncak amarahnya. Dia berjalan ke arah Seulgi dan memaksa Seulgi untuk menatapnya.
"Katakan sesuatu Kang Seulgi!" Irene merasa frustasi.
Seulgi menatapnya datar, namun hatinya penuh dengan gejolak amarah.
"Apa begitu menyenangkan bagimu?" tanya Seulgi membuat Irene menatapnya heran.
"Kau menahan seseorang untuk pergi, sedangkan kau sendiri meninggalkannya untuk orang lain?"
Irene menggeleng, "Aku tak mengerti maksudmu."
"Berhenti berpura - pura seperti anak kecil yang tak menyadari perasaanku!" bentak Seulgi.
Irene terlonjak kaget.
"Aku mencintaimu!"
"Apa itu begitu sulit untuk kau lihat?"
"Atau kau memang tak pernah melihatku?"
Perkataan Seulgi melemah, namun napasnya memburu. Irene masih menatapnya dengan kedua tangan yang menahan badan Seulgi agar terus berhadapan dengannya.
Mana monolid Seulgi yang biasa menenangkannya itu sekarang berubah menjadi begitu menakutkan.
"Seulgi aku mencintainya..." ucap Irene dengan parau.
Dia mencoba menatap Seulgi dan mengatakan dengan matanya bahwa apa yang dia ucapkan merupakan sebuah kejujuran dari hatinya yang paling dalam.
"Aku mencintainya, Seulgi~ah."
Irene lalu membawa Seulgi ke dalam pelukannya. Disandarkannya kepalanya pada dada Seulgi.
"Kau tahu aku begitu mencintainya," ujarnya sekali lagi.
"Berhenti," Seulgi memerintah.
"Berhenti mengucapkan kalimat itu!" dia membentak lagi.
"Apa kau tak tahu rasa sakit yang 'ku rasakan saat kau mengatakan bahwa kau mencintainya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heather ✓
FanficCheck the sequel!! Completed! brighter than the blue sky, she's got you mesmerized while i die. Heather cr. 2021 saturnmoon_SR