why would you ever kiss me?

1.3K 238 1
                                    

Sooyoung memasuki kamar Seulgi ketika Seulgi saat itu hanya bisa diam dengan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.

Seulgi melamunkan sesuatu yang sepertinya masih berhubungan dengan Irene. Itu terlihat ketika Irene sudah berpamitan untuk kembali melakukan jadwalnya.

"Mau makan malam, Seulgi~yya?" tanya Sooyoung lalu duduk di tepi ranjang.

Seulgi menggeleng pelan tanpa melihatnya.

"Atau kau mau kubuatkan sesuatu?"

Seulgi sekali lagi menggeleng.

Sooyoung menghela nafasnya. Dia masih memandangi Seulgi tanpa beranjak dari sana.

Sooyoung benar - benar tipe sahabat yang hanya akan menunggu sahabatnya itu untuk membicarakan masalahnya sendiri padanya.

Bukan karena Sooyoung tidak peka terhadap situasi, dia begitu menyadari Seulgi tengah bergelut dengan pikirannya malam itu.

Hanya saja dia tahu, Seulgi tak akan pernah mengatakannya kalau Seulgi tak ingin mengatakannya meskipun Sooyoung memaksanya.

Jadi, dia hanya menunggu sampai Seulgi sendiri yang memulai pembicaraan.

"Bagaimana kalau menonton film bersamaku di ruang tengah, jangan melamun seperti ini," ajak Sooyoung tak kuasa melihat kesedihan Seulgi.

Seulgi belum menanggapinya.

Dia menggerakan kepalanya ke samping, menatap Sooyoung.

"Dia menciumku."

Seulgi mengalihkan pandangannya lagi.

Sooyoung seketika terdiam.

"Dia menciumku, Sooyoung~ah."

Seulgi menautkan kedua alisnya, dia kebingungan, "Kenapa dia melakukannya?"

"Dia tak seharusnya melakukan hal itu," Seulgi berargumen sendiri.

"Dia milik orang lain, di bukan milikku, tapi kenapa dia menciumku?" pertanyaan itu terus terulang, terucap dari bibirnya.

"Seulgi~ah apapun yang dia lakukan, kau tahu itu hanya akan membuatmu--"

"Membuatku ragu untuk menghilang darinya, 'kan?" tanya Seulgi menyela apa yang akan dikatakan Sooyoung.

Seulgi menggeleng, "Aku tetap akan pergi."

"Dia hanya menciumku dengan menempelkan bibirnya di bibirku, sedangkan dia mencium wanita lain dengan penuh gairah dan rasa cinta."

Seulgi menghembuskan napasnya.

"Aku sudah menyerah, Sooyoung~ah."

Sooyoung lalu segera memeluk Seulgi, dia tahu, Seulgi akan kembali menangis, dan Sooyoung akan rela memberikan bahunya itu untuk tempat bersandar bagi Seulgi.

"Kau tahu, kau pantas mendapatkan yang lebih baik darinya."

"Adakah yang lebih baik darinya?"

Sooyoung mengusap - usap pelan punggung Seulgi untuk menenangkannya.

"Kau pasti akan bertemu dengannya."

Seulgi mengangguk saja, berharap apa yang dikatakan Sooyoung itu benar.

Aku sudah bertemu dengannya.

Dan satu - satunya yang paling baik untukku adalah Joohyun.

Hanya dia.

Sooyoung melepaskan pelukannya dan menatap Seulgi.

Dia sudah berperang dengan hati dan otaknya untuk mengatakan sesuatu yang selama ini dia simpan sendiri.

"Seulgi, ada satu hal yang ingin aku sampaikan padamu."

"Tapi tolong, sekali lagi, setelah apa yang aku katakan, aku harap kau hanya akan mendengarkannya sebagai cerita lama yang tak perlu kau pikirkan lebih dalam."

Ini mungkin akan membuat Seulgi kembali bingung, namun dia percaya bahwa sekali Seulgi sudah bertekad untuk pergi, maka dia akan pergi.

"Sebenarnya aku..."

Sooyoung menggigit bibir bawahnya. Ada rasa bersalah sekaligus takut Seulgi akan marah kepadanya jika dia mengatakan hal ini pada Seulgi.

"Aku pernah melihat Joohyun unnie menciummu."

"Maksudmu?" Seulgi mengernyit, "Kau melihat kejadian kemarin?"

Sooyoung menggeleng, "Di malam setelah hari ulang tahunmu yang ke 22."

"Apa katamu?" Seulgi tak percaya.

"Yang 'ku ingat adalah saat itu kau sedang memiliki masalah di kampus, namun Joohyun unnie di sana untuk membuatmu merasa baik - baik saja di hari ulang tahunmu."

"Kau mabuk saat itu, dan Joohyun unnie bahkan tak pergi sekalipun dari sisi ranjangmu karena khawatir kau begitu meracau dalam tidurmu."

"Aku sebagai teman sekamarmu ini pun juga tak bisa meninggalkanmu meskipun Joohyun unnie ada di sana."

"Lalu saat aku lihat kau mulai tenang dalam tidurmu, Joohyun unnie memelukmu. Dia tidur di sampingmu."

"Aku menahan diriku untuk pergi karena aku ingin melihat apa yang dia lakukan ketika saat itu aku sudah tahu bahwa kau memiliki perasaan padanya."

"Dia menciummu dan kau membalasnya."

"Dia menciummu begitu lama, Seulgi."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heather ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang