only if you knew

1.3K 239 5
                                    

Tepat setelah Irene mengatakan hal itu, Seulgi bisa melihat salju pertama tahun ini turun di sana.

Seulgi sedikit mendongkak untuk melihat butiran putih yang selalu terlihat indah itu.

Dengan Irene yang tengah ada dalam dekapannya, Seulgi juga berharap Irene selalu bisa menjadi satu hal yang paling indah dalam hidupnya.

Kata orang - orang, saat kau mengatakan perasaanmu pada orang yang kau cintai saat salju pertama turun, maka dia akan menerimamu dan kau akan hidup bahagia bersamanya.

Itu adalah perkataan yang Seulgi dengar dari seseorang di layar televisinya. Entahlah, Seulgi mempercayainya atau tidak.

Namun, sekarang mungkin adalah waktu yang tepat untuk mengatakan perasaan yang selama ini sudah Seulgi pendam sendirian.

Wanita cantik bernama Irene yang telah mewarnai hidupnya, Seulgi jatuh cinta padanya.

"Apa kau tahu, Seulgi?" pertanyaan itu menyadarkan Seulgi dari pikirannya.

"Hmm?" gumam Seulgi.

Keduanya masih saling memeluk dengan erat.

"Setiap tahun, saat salju pertama turun, aku adalah orang yang selalu ada dalam pelukanmu," ucap Irene dengan tawa kecil diakhir.

"Kau tak menyadarinya, 'kan?" tanya Irene meremehkan.

Seulgi mengerjapkan matanya.

"Di taman bermain, di teras belakang rumahmu, di rooftop apartemenku, di taman rumah keluargaku, di sungai Han, dan sekarang di Namsan Tower," Irene menyebutkan beberapa tempat yang memberikan kenangan indah baginya.

"Dimana pun tempatnya, terasa sama."

Seulgi masih setia mendengarkan ucapan Irene yang sepertinya belum menemui ujungnya.

"Karena aku memelukmu."

"Karena aku memeluk orang yang sama sepanjang tahunku."

Irene lalu terkekeh sadar atas perkataannya yang mungkin terlalu klise.

Jangan tanya Seulgi, dia sekarang benar - benar sedang menahan dirinya untuk tak membuat pergerakan yang akan mengagetkan Irene jika dia benar - benar melakukannya.

Seribu kali dia berpikir hal itu, seribu kali juga Seulgi mencoba menahannya.

"Terimakasih, Seulgi," ucap Irene terdengar begitu tulus.

Aku harus mengatakannya sekarang.

Mereka terdiam untuk beberapa saat, saling memberikan kehangatan dan merasakannya.

"Seulgi?"

"Unnie?"

Panggil mereka berbarengan.

Mereka tertawa setelahnya.

"Kau dulu, Seulgi," ucap Irene.

Seulgi menggeleng, "After you, unnie"

Irene lalu mengangguk, tak mau membuang waktu untuk saling menyuruh satu sama lain.

Irene melepaskan pelukan itu, namun matanya lagi - lagi menatap Seulgi.

"Kau tahu apa yang aku pikiran saat ini?" tanya Irene.

Seulgi menggeleng kecil sebagai jawaban.

"Kau tahu apa yang aku pikirkan setiap tahun ketika aku memelukmu di bawah salju pertama yang turun ini?" tanya Irene sekali lagi.

Heather ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang