"Lord of Darkness, jumlah korban Midnight Phantasmagoria kali ini 829 orang. Dua kali lipat dari angka biasanya."
"Jangan khawatir, semua berjalan sesuai rencana."
"Mohon maaf kalau saya lancang, Lord, tetapi kami mendapat kabar bahwa penjaga portal sengaja mempersulit perizinan keluar pulau beberapa hari sebelum kejadian—"
"Kau tidak mendengarkan? Semua, sesuai, rencana!"
***
James memandangi langit yang penuh dengan awan hitam, bergelung dan berputar diiringi sambaran petir hitam di sana-sini. Kalau bukan karena perintah langsung Kepala Sekolah untuk tidak berhenti sebelum mencapai kastil Lord of Darkness, pasti ia akan menyuruh kelompok berteduh, atau menyewa penginapan untuk semalam. Badai terlihat tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Barangkali ia bisa merapal barrier untuk melindungi mereka dari hujan, tetapi mantra tersebut akan menghabiskan mananya jika dipertahankan hingga kastil Lord of Darkness. Lagi pula terlalu riskan untuk menghabiskan mana ketika mereka tidak tahu bahaya apa yang akan menyambut sepanjang perjalanan.
"Sungguh menyusahkan."
The Prof melihat koleganya yang bimbang dan melemparkan sebotol ramuan berwarna hitam-biru.
"Ramuan anti air, minum setengah dan tuangkan sisanya pada pakaianmu. Kita menerobos badai, suka ataupun tidak."
James menatap seakan tak percaya ia baru saja melemparkan botol ramuan yang harganya seperempat gaji bulanan. The Prof memberikan ramuan yang sama kepada para siswa sambil menyerukan supaya mereka segera berdiri dan berangkat.
Mereka menyusuri jalanan Kota Ruse yang kini sepi. Beberapa mata mengintip dari jendela, melihat siapa yang masih berani menerjang badai. Gerobak dorong dan berbagai kios ditinggalkan begitu saja tanpa dirapikan, beberapa kantung berisi koin emas berserakan di lantai. Sam mengerutkan dahi, setidak penting inikah harta benda bagi mereka? Shalima menyadari sesuatu dan menyuruh Merlin menundukkan tongkatnya yang teracung ke langit. Langit berkilat hitam sekali lagi dan petir menggelegar dengan sangat kencang.
Duar!
Petir hitam mendarat dari langit, meluluhlantakkan kios buah di sebelah mereka menjadi butiran debu. Sam yang hendak memungut koin di bawah kaki sontak menarik tangan, Merlin refleks merangkul senior di sebelahnya, dan seorang werewolf anggota kelompok Rafael yang pendengarannya lebih peka meringkuk sambil menyumbat telinga dengan jari. James hendak menyuruh mereka berteduh sebentar, setidaknya sampai petir berhenti menyambar. Namun, The Prof terus melangkah maju.
"Tidak ada yang berhenti sampai kita mencapai kastil Lord of Darkness!"
Sam hendak mengatainya tidak punya hati, tetapi memang perintah Kepala Sekolah tetap begitu. Sam membantu rekannya berdiri dan melipat sayapnya, mengantisipasi kalau-kalau petir tiba-tiba menyambar. Merlin hampir tertinggal karena kakinya masih bergetar akibat sambaran petir yang tiba-tiba. Ia ingin pulang saja.
Mereka akhirnya mencapai ujung lain dari Kota Ruse. Gerbang keluar dipenuhi barisan peminta-minta yang tidak peduli dengan petir. Sam melemparkan beberapa keping koin ke arah mereka dan segera diserbu. Ia sering mendengar kabar bahwa Malice Island adalah tempat yang penuh dengan kriminal, penipu, dan pemeras. Namun, suasana terasa relatif aman selama mereka melintas. Penjaga gerbang tidak mengacuhkan dan membiarkan peserta study tour keluar dari kota tanpa gangguan.
Mereka terus berjalan hingga Hutan Bayangan terlihat di depan mata. Hutan tersebut benar-benar penuh dengan pepohonan, sampai nyaris tidak ada celah yang bisa dimasuki oleh manusia. Sekarang mereka berada beberapa meter di pintu masuk hutan. Pepohonan di belakang bergerak menutupi jalur mereka masuk. Kemudian, sesosok makhluk melompat dari pepohonan. Makhluk tersebut bertubuh mungil—sekitar setengah meter, berkulit merah, dan mengenakan mantel cokelat tua. Kepalanya menyerupai burung dengan bola mata bulat yang bersinar dalam gelap. Sebuah lentera dipegang tangan kirinya, sementara pada tangan kanannya terdapat sepucuk surat yang diberikan kepada The Prof. Makhluk tersebut membungkuk dan menunggu.
![](https://img.wattpad.com/cover/272311115-288-k218351.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Expedition for Equalizer (MAPLE ACADEMY YEAR 2)
Fantasía[UPDATE SELASA & JUMAT] Sam Uine bersama kelompoknya; James, Merlin, dan Shalima, menjalani rangkaian study tour ke Pulau Malice yang penuh muslihat. Setelah mendatangi kastil Lord of Darkness, ia mengetahui bahwa tujuan mereka adalah mencari artefa...