"Merlin. Kuakui kau pintar, hampir genius malah. Kalau kau tekun mempelajari satu elemen saja, sihirmu bisa jadi setara dengan murid kelas tiga, tahu."
"Berisik. Diam. Tidak tanya. Keluar dari kamarku!"
***
Artefak adalah benda arkeologi atau peninggalan bersejarah yang biasa dicari karena kelangkaan atau efek luar biasanya. Artefak paling sering ditemukan pada reruntuhan bekas peradaban kuno, tetapi tidak jarang pula dijumpai kasus pembuatan artefak oleh individu dengan kemampuan luar biasa seperti Lord of Darkness.
James memutar permata pada cincin di jari tengah tangan kiri. Secara perlahan, ruang di hadapannya terdistorsi dan sebuah portal berukuran sepuluh kali sepuluh sentimeter muncul. Cincin ini bernama Talaria, artefak yang dibeli pada pelelangan dengan harga dua puluh kali gaji bulanannya. Efeknya adalah membuat portal yang terhubung dengan tujuan yang dibayangkan oleh pengguna. Sayang sekali akurasinya rendah sehingga penggunaan artefak ini terbatas pada tempat yang benar-benar dikenal olehnya, atau tempat di mana akurasi bukanlah masalah.
Portal di hadapan mereka sekarang terhubung ratusan meter di atas Cursed Oath Altar sebagai kamera pengintai untuk memperoleh informasi. Mereka mengamati area di sekitar dan mendapati sebuah sampan perlahan bergerak dari Cursed Oath Altar menuju sebuah pulau di sebelah selatan. James memindahkan portal tersebut lebih dekat dengan permukaan air supaya mereka dapat melihat lebih jelas siapa penumpangnya. Terdapat tiga orang di atas sampan, seorang fallen angel bersayap hitam yang memegang dua dayung dan dua orang tersungkur tak bergerak di belakang.
"Dua orang di belakang itu ... mayat?" Sam menunjuk dengan ragu. Tidak ada penjelasan lain, untuk apa pria di depan mengayuh dua dayung jika rekan di belakangnya bisa membantu, kan?
James mengernyitkan dahi, berusaha memindahkan portal sedekat mungkin tanpa sepengetahuan target. "Kemungkinan besar begitu." Ia melanjutkan.
Cursed Oath Altar adalah altar persembahan tempat dikorbankannya jiwa-jiwa pelaku kriminal yang tidak beruntung sebagai sumber energi alat sihir produksi Malice Island. Hilangnya satu atau dua mayat di antara ratusan lainnya tidak akan terlihat mencolok.
Sampan terus didayung hingga mencapai pulau tujuan. Pria tersebut turun sambil membopong kedua jasad sebelum menghilang di antara pepohonan rimbun yang melingkupi keseluruhan pulau, membuat pengamatan lebih lanjut mustahil dilakukan. James menutup portal dan memberi isyarat agar timnya mengikuti dari belakang.
"Dua koin emas? Oh, masih ada teman kami yang akan tinggal satu malam lagi. Fallen angel, laki-laki, sayapnya hitam. Seluruh kamar akan dibayar olehnya. Senang berbisnis juga dengan Anda!"
Setelah meninggalkan penginapan, mereka berjalan menuju gerbang utara City of Ruse. Cuaca tidak seburuk kemarin sehingga lebih banyak orang berlalu-lalang. Sam menggenggam tasnya erat, khawatir kalau-kalau salah satu penduduk yang menyenggol sebenarnya berniat untuk menyilet bagian bawah tasnya. Sesampainya di gerbang utara dan membayar dua koin emas sebagai biaya keluar, mereka berdiri di kaki pegunungan tinggi, pemisah antara mereka dan perairan Black Sea.
"Kita serius akan mendaki sejauh ini?" Merlin menelan ludah, lututnya bisa-bisa lepas setelah sesi pendakian selesai. Andai saja ia membawa flyboard dari akademi.
Sam nyengir. "Bukan kita. Cuma kau, Sir James, dan Shalima. Aku, kan, bisa terbang." Ia merentangkan sayap putih bersihnya, mengepakkannya satu-dua kali sebagai pemanasan, dan mulai terbang ke puncak tertinggi.
Merlin menoleh ke arah James Dakota. Beliau mengeluarkan tongkat gunung dari tasnya, guru Virologi tersebut memang terkenal tidak pernah memakai flyboard bahkan ketika berada di lingkungan akademi. Shalima mulai berjalan mengikuti Sam yang memandu jalan dari atas, senior tersebut juga terlihat seperti seorang yang aktif bergerak, jauh berbeda dengan Merlin yang kesehariannya dipenuhi oleh buku dan latihan sihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expedition for Equalizer (MAPLE ACADEMY YEAR 2)
Fantasy[UPDATE SELASA & JUMAT] Sam Uine bersama kelompoknya; James, Merlin, dan Shalima, menjalani rangkaian study tour ke Pulau Malice yang penuh muslihat. Setelah mendatangi kastil Lord of Darkness, ia mengetahui bahwa tujuan mereka adalah mencari artefa...