📍0018 Donker Street, Rosemare, RC

8.4K 381 55
                                    


Layar smartphone menunjukkan pukul 00.11 am, ini sudah cukup larut waktunya untuk menyelami mimpi' kan? Tetapi pemuda ber-hoodie putih masih setia mengarungi jalan setapak. Entah kemana tujuannya, tetapi ia hanya mengikuti instingnya saja.

Malas ia harus kembali ke rumah, megah memang, tetapi tidak ada kenyamanan di dalam sana. Hanya suara pertengkaran kedua orangtuanya dan caci-makian yang dilayangkan keduanya. Muak! Memang, siapa yang tidak muak?

Seingat Na Jaemin, ia mengetahui atau mengerti arti; pertengkaran sejak usianya 8 tahun dan itu telah terjadi sampai sekarang, ia akan menginjak 21 tahun di tahun ini. Dan mereka tidak bisa berhenti mempermasalahkan orang ketiga ataupun keempat. Tidak tahu! Na Jaemin sudah tidak peduli lagi, lagipula sejak kehadirannya di dunia ini mereka tidak menganggap dirinya ada. Dan sekarang mungkin mereka tidak menyadari jika anak tunggal Na telah pergi meninggalkan rumah. Oh! Na Jaemin tidak bodoh seperti kedua orangtuanya beranggapan, Jaemin licik kok.

Mau tahu buktinya?







Entah sudah sejauh apa ia melangkah, Jaemin tidak merasakan pegal. Hanya sepi saja dan itu membuatnya merogoh saku Hoodie untuk mengambil earphone kesayangannya. Ia hanya memasang salah satu telinga dengan volume cukup kencang. Jaemin masih di jalan, bahaya jika ia memakai keduanya. Bagaimana kalau ada orang suruhan ayahnya yang telah menemukannya? AH! Sebenarnya itu hanya pemikiran Jaemin yang mengharapkan kepedulian orangtuanya saja. Jaemin seorang anak maklumlah ia meminta perhatian' kan?

Tetapi atensinya harus di berhenti sampai disini karena, ada seorang pemuda bertubuh jangkung tengah berdiri di hadapannya. Pemuda itu menggenakan tudung Hoodie menutupi setengah wajahnya dan juga jaket kulit. Memang udara malam ini dingin menusuk, yang menjadi masalahnya adalah; kenapa dia menghalangi jalan Jaemin?

Jaemin acuh, ia berjalan ke arah ke kiri tetapi, ia di halang lagi oleh pemuda tersebut. Sama halnya ia ke kanan, pemuda aneh yang mencari keributan di malam hari.

"Maaf, siapapun kau, tolong minggir." Ujar Jaemin lembut; kembali mencoba berjalan ke kiri tetapi, lagi+lagi di halangi si pemuda Hoodie hitam. "Hei!"

Pemuda itu menurunkan tudung hoodie—nya dan menampilkan wajah pemuda berparas tampan+imut×menggoda, menurut Jaemin. Jaemin tentu terpesona, hingga tanpa ia sadari pemuda itu telah berdiri di hadapannya. Menghapus jarak di antara mereka dan, ia menempelkan bibir mungilnya di depan bibir Jaemin. Makhluk asing yang menggemaskan mencuri first kiss Na Jaemin yang kalem.

Suara ciuman basah mereka terdengar sensual, beruntung pemuda asing ini melakukannya di tempat sepi. Lagipula jika tempat ramai pun masyarakat disini tidak akan peduli, walau nyawamu menjadi taruhannya mereka juga tidak peduli. Bagi penduduk kota ini, tidak berikut campur urusan orang lain akan membawanya lebih damai atau bahagia. Dan jikalau pemuda imut ini ingin memperkosa Jaemin di jalan ini, itu tidak menjadi permasalahan besar. Hanya saja ada sebagian manusia yang memanfaatkan kondisi, merekam dan meng—upload ke media sosial agar mendapatkan Bitcoin.

Dan bagaimana kondisi Na Jaemin sekarang? Tubuhnya telah diangkat oleh pemuda itu ke suatu tempat, tempat yang akan menjadi eksekusi kenikmatan untuk Jaemin.



"Nnngghhh~" Lenguh Jaemin sensual; lidah pemuda itu tak henti-hentinya mengajak lidah Jaemin bergulat dan mendekat ke arahnya. Ia menghisap lidah Jaemin hingga Jaemin menarik pelan rambut coklat pemuda itu. "Nnggghh~ Ssshh!"

Dengan tidak rela, pemuda itu berhenti sebentar melihat ekspresi sexy Jaemin. Kedua belah bibirnya yang memerah, basah dan bengkak ingin sekali ia merobek bibir itu. Tetapi sayangnya terlalu indah, mungkin ia bisa pergunakan dulu bibir itu dengan mengulum miliknya yang tegang.

(✓) STREETS | SungJaem / JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang