(Penjelasan ada di akhir cerita)
Alat musik melodi tengah memanjakan indera pendengaran sepasang sejoli yang tenang menikmati hidangan makan malam yang nikmat. Tak ada percakapan menemani, keduanya sama-sama sedang menyelami pikiran mereka masing-masing. Canggung, itu lebih tepat.
Pemuda berambut blonde sesekali melirik si pemuda berambut pink tersebut. Ia nampak biasa saja, tapi berbeda jauh dengan keadaan jantungnya saat ini.
Segelas wine ia teguk sebelum menyuarakan keinginannya usai membawa sang terkasih ke tempat mewah dan mahal ini.
"Park Jisung-ah."
Hanya memanggil namanya dengan lembut, ia langsung tersipu begitu malu. Tanpa butuh memanggil kedua kali, sang pemilik nama menoleh pada pemuda yang berada dihadapannya dengan ukiran senyuman mempersona. Tampan; Batin Jisung.
"Iya Jaemin-hyung."
Sebuah kotak kecil berwarna merah hati berada di tengah-tengah perjamuan makan malam mereka. Iya, beberapa jam lalu Jaemin mengajak Jisung —tunangannya— untuk makan malam diluar. Katanya, hari ini ia tidak terlalu sibuk oleh pekerjaannya, meluangkan waktu untuk orang terkasih yang pasti sangat merindukannya. Maklum, Na Jaemin seorang pebisnis yang Jisung sendiri kurang tahu apa pekerjaannya.
Kotak kecil itu Jaemin buka perlahan, tampak dua buah cincin berlian menyapa netra bulat Jisung. Indah; Batin Jisung lagi.
“Park Jisung-ah, would you marry me?”
Cubit Jisung jika ini mimpi, Jisung tidak pernah berpikir jikalau Jaemin berniat akan melamarnya di dunia nyata. Pemuda kaya itu terlalu sibuk, kaku dan tidak romantis sama sekali. Tapi entah angin mana yang merasukinya, Jaemin nampak berbeda jauh malam ini. Tepatnya, ia terlihat mencurigakan di matanya.
“Jisung-ah. Maaf, jika aku bukanlah pasangan yang romantis seperti yang kau inginkan,” jeda Jaemin dengan senyuman tidak pernah meluntur. “,atau pasangan yang selalu menyempatkan waktunya hanya sekadar melepaskan kerinduan,” jeda Jaemin lagi; senyuman yang terukir mulai memudar cepat. Seram; Batin Jisung.
“Kau tahu 'kan?”
Mata itu begitu memicing tajam menatap ke arah Jisung, Jaemin seperti seekor harimau yang sedang menyaksikan mangsanya berusaha melarikan diri dari jarak pandangnya. Walau pada akhirnya,
“Aku sangat mencintaimu, walaupun aku jarang mengatakannya langsung padamu. Tapi percayalah,”
Jaemin mulai menarik salah satu sudut bibirnya, sebelum secepat mungkin disusul sudut bibir lainnya. Ia tersenyum pada akhirnya, walau bermula dengan seringai penuh banyak artian tersirat.
“,aku sangat-sangat mencintaimu.”
,sang mangsa akan tertangkap juga.
Kedua sudut bibir Jaemin mengeluarkan sedikit cairan merah pekat, dan ditambah alunan musik melodi berubah menjadi begitu menegangkan. Bukankah ini pertanda yang buruk?
Bahkan Jisung bisa melihat luka gores lebar di permukaan leher Jaemin. Cairan merah pekat yang sama juga keluar dari goresan luka tersebut. Ini benar-benar pertanda buruk 'kan?
LARI!
“Jisung-ah.”
Panggilan itu langsung menarik Jisung untuk kembali, menyadarkan diri pada realita yang harus ia hadapi. Walau hanya imajinasi belaka, Jisung juga cemas jikalau ia memilih pendamping hidup yang salah. He's not in love to a criminal.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) STREETS | SungJaem / JaemSung
Mistero / Thriller♬-𝑰𝒏𝒔𝒑𝒊𝒓𝒆𝒅 𝒃𝒚 𝒂 𝒔𝒐𝒏𝒈-𝑫𝒐𝒋𝒂 𝑪𝒂𝒕, 𝑺𝒕𝒓𝒆𝒆𝒕𝒔~♪ 𝐁𝐗𝐁 𝐓𝐇𝐑𝐈𝐋𝐋𝐄𝐑 𝐎𝐧𝐞𝐬𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐂𝐨𝐥𝐥𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐄𝐝𝐢𝐭𝐢𝐨𝐧. 𝒞𝒶𝓈𝓉 - 𝒥𝒶ℯ𝓂𝒮𝓊𝓃ℊ // 𝒮𝓊𝓃ℊ𝒥𝒶ℯ𝓂 ⦗⫶⦘ 𝐆𝐄𝐍𝐑𝐄 ✓ 𝑪𝒓𝒊𝒎𝒆 ✓ 𝑫𝒂𝒓...