2. Sagar

1.4K 229 49
                                    

Happy Reading

**

"Satpam yang bekerja di perusahaan."

Lelaki bernetra hitam kelam itu tersenyum miring saat mengingat kembali ucapan Om Dimas. Setelah menunggu bertahun-tahun guna mengumpulkan data dan persiapan diri, kini Sagar, sosok baru yang akan menuntas habiskan pelaku kecelakaan kedua orang tuanya telah siap.

Kedua tangan kekarnya mencengkram stir kemudi dengan kuat, kakinya menginjak gas mobil tidak sabaran. Jika Lintar hanya akan mengendarai mobil, dan Tama hanya akan mengendarai motor, berbeda dengan Sagar yang akan mengendarai keduanya.

Hari sudah malam, jalanan juga mulai sepi. Lelaki dengan pakaian serba hitam itu dapat merasakan aliran darahnya berdesir hebat, pikirannya sedang di penuhi bagaimana orang akan memohon padanya nanti. Hari pertama, tindakan awal, korban pertama. Ah, Sagar sudah tidak sabar.

Mobil mewah itu berhenti di seberang kantor perusahaan. Sagar mengawasi situasi dari dalam mobil, matanya menatap tajam kepada para satpam yang berlalu lalang di depan perusahaan milik keluarga Agusto itu.

"Sialan," umpat Sagar.

Ada banyak satpam yang berada di sana dan Om Dimas tidak memberitahu ciri-ciri satpam yang akan ia habisi. Contohnya seperti berkepala plontos, badan cungkring, atau apalah itu.

Sagar memainkan jari telunjuknya, menghitung para satpam itu seperti permainan anak kecil. "Satu, satpam jelek badan besar. Dua, satpam jelek lagi hitam kecil. Tiga, satpam kurus kasian udah tua. Em..pat, ah, satpam gila."

Sagar menyeringai kemudian memasang topi hoodienya hingga menutupi setengah wajahnya. Lelaki itu dengan perlahan membuka pintu mobil agar tidak menimbulkan suara.

Kakinya melangkah dengan berani di tengah kegelapan malam, mendekati bangunan yang tinggi menjulang itu dengan motif 'menghancurkan' sesuatu.

"Perusahaan besar, karyawan banyak, gaji gede. Cocok udah jadi satpam disini."

"Iya, keluarga kaya pasti banyak kekuasaannya. Jangan sampai punya masalah dengan salah satu anggota keluarga. Amit-amit deh."

"Bisa hukum gantung."

Samar-samar Sagar dapat mendengar percakapan dari salah satu satpam disana. Bibirnya kembali menyeringai, kedua tangannya terkepal. Sagar sulit untuk mengontrol emosinya sendiri.

Sagar menyenderkan punggungnya pada tembok pembatas, mengingat kembali wajah-wajah para satpam tersebut. Seorang Sagar akan membuat mainan baru.

"Bodoamat," Sagar mengambil kembang api dari dalam plastik yang ia simpan di kantong hoodie kemudian mengambil pematik.

Melangkah sedikit jauh kemudian menancapkan beberapa kembang api roket itu berjejer untuk ia nyalakan secara bersamaa. Persetan dengan ucapan Kakek dan Omnya yang mengingatkan untuk tidak merusak fasilitas. Yang Sagar mau hanya kesenangan.

Sagar berjongkok di depan kembang api yang telah ia tancapkan ke tanah yang mengarah menuju belakang gedung penyimpanan. Menyalakan pematik dengan senyum merekah tetapi matanya menyorot dengan tajam.

Dor dor dor!

Suara kembang api yang meluncur secara bergantian membuat para satpam disana dengan refleks menatap satu sama lain. Kemudian berlari menuju sumber suara, kecuali satu satpam yang sedang mencoba menghubungi seseorang.

Lintar 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang