8. Perisai Lintar

736 147 27
                                    

Happy Reading

**

"Kamu mau nikah muda atau tunggu lulus kuliah?" Gumaman dari Lintar sukses membuat jantung Stella ingin loncat dari tempatnya.

"Apasih, becanda ya?"

Lintar mendongak guna menatap Stella dengan tatapan yang cukup dalam, "aku serius."

Stella tahu Lintar memiliki harta yang dapat mencukupi kebutuhan mereka walau lelaki itu belum bekerja, tapi Stella memikirkan dirinya yang belum terlalu matang untuk membina rumah tangga.

"Aku belum yakin sama diri aku, Lintar. Bahkan aku belum bisa masak." Stella tersenyum simpul, menceritakan salah satu kekurangannya.

"Aku butuh seorang pendamping, bukan pembantu, Sayang."

Stella menggigit bibirnya gugup, "kita pikirin semuanya mateng-mateng ya, Sayang. Jangan terlalu buru-buru."

Lintar bangkit dari posisi berbaringnya, duduk dengan tegak menatap Stella serius. "Kamu nolak aku?"

"No, bukan itu maksud aku. Menikah sama kamu juga termasuk impian aku, tapi enggak bisa secepat itu."

Lintar menghela nafas panjang, tangannya mengacak rambutnya sendiri sebelum menarik Stella kedalam pelukannya. "Sorry, aku cuma mau nanya malah jadi kaya maksa kamu."

"Widih, ada apa gerangan ini peluk-pelukan?" Daffi duduk di samping Lintar diikuti dengan Daffa yang langsung mencomot buah anggur yang berada di hadapannya.

"Ganggu aja," Stella memberenggut kesal.

"Kebahagiaan harus dibagi-bagi, Stella. Biar dapet pahala, kalo dapet pahala bisa masuk surga, kalo enggak percaya tanya aja sama Pak Haji."

"Kesambet?" Tanya Lintar.

"Yo ndak tau kok tanya sa--" kedua mata Daffi terbelalak dengan mulut yang terbuka lebar akibat sumpalan buah jeruk yang dilakukan oleh Daffa.

Daffi itu berisik melebihi mulut perempuan yang bertugas menjadi bendahara kelas saat jadwalnya membayar uang kas. Tapi itu juga salah satu kharisma Daffi Adimas Agusto.

"Liburan semesteran rencana mau kemana? Ya kali kita enggak pergi, duit gue banyak tuh." Ucapan Daffa sontak membuat Lintar dan Stella saling pandang.

Sangking sibuknya, mereka berdua belum sempat merencanakan tujuan mereka untuk liburan semesteran. Berduaan seperti ini saja paling lama 1 atau 2 jam itupun tidak setiap hari.

"Gue kangen banget sama Bunga. Kita pergi ke Bali aja boleh?" Stella menatap mereka semua penuh harap, terkhusus kepada kekasihnya itu.

Fyi, masih ingat dengan sahabat Stella saat SMA? Bunga dan juga Siska. Mereka semua berpencar setelah hari kelulusan dimana tepat setelah acara pertunangan Stella dan Lintar.

Siska pergi ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya disana, sementara Bunga harus mengikuti kedua orang tuanya yang pindah kepulau yang sangat indah itu.

"Why not? Gue juga sempet mikir mau kesana. Bayangin pantai, angin sepoi-sepoi, cewek-cewek cakep."

"Lo suka cewek? Gue kira lo demen sama gue karena ngintilin gue mulu." Daffa tersenyum jahil, menaik turunkan alisnya.

Lintar 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang