4. cium

15.4K 2K 221
                                    

author pov

mata lisa yang sedang terpejam, mengernyit ketika merasakan silau serta hawa panas yang mulai mengusik waktu tidurnya, terpaksa harus membuat lisa perlahan membuka mata dengan berat hati.

menguap sebentar lalu mengecek pendingin ruangan yang baru lisa sadari bahwa ia memang sengaja mematikannya sejak tadi malam.

ia singkap selimut yang sempat membalut tubuhnya, lalu terduduk dipinggiran kasur dengan rambut yang acak serta mata berat yang memperjelas wajah khas bangun tidur.

sejenak ia hanya diam dengan mengusap sekitaran leher yang berkeringat akibat terkena cahaya sinar matahari dari jendela kamar. belum sempat ingin melihat jam pada layar ponsel, sebuah telfon dari sehun membuat ponsel itu langsung berdering.

"lis, lo kelas siang juga kan?"

lisa berdehem guna menjawab, nyawanya masih setengah terkumpul. yang bisa lisa ketahui hanyalah ini sudah jam sebelas siang, artinya kelasnya akan dimulai satu jam lagi.

"bawain proposal yang kemaren dong, sekalian fotokopi materi fonologi buat nana sama haechan"

"males ah tempat fotokopian jauh."

setelah menguncir rambut panjangnya dengan asal, gadis itu lalu berdiri dan keluar kamar bersiap untuk mandi. bersandar sejenak pada pintu sembari mendinginkan badan lebih dulu juga karna sehun masih menelfonnya.

"dua mangkok bakso belakang kampus, janji kita"

"bakso mulu, sekali-kali ajak gue ke restoran kek"

"ck ikhlas aja ngapa sih, lagian tumben banget lo males"

"lo lagi pada dimana?"

"rumah taeyong. btw tadi gue ketemu jennie"

"terus?"

"doi nanyain lo katanya ada yang mau diomongin"

"lo bales apa?"

"gue bilang lo lagi di kos, dia langsung minta alamat yaudah gue kasih"

"anjing?!"

lisa panik dengan cepat menegakkan tubuhnya. handuk yang sedari tadi ia mainkan langsung terjatuh sebab terkejut. sehun nampak menjelaskan disebrang sana namun pikiran lisa tak bisa lagi fokus dengan benar.

bersamaan dengan rasa gugup yang ia rasakan, lisa tiba-tiba saja mendengar ketukan pada pintu kos miliknya.

dengan bergegas gadis tinggi itu mematikan sambungan telfon, membiarkan suara sehun terputus dan langsung berjalan dengan cepat kearah depan.

lisa menetralkan pernafasan lebih dulu, mengintip pada sela-sela gorden yang tertutup dan tubuhnya seketika merasa menegang kembali ketika mengetahui yang mengetuk adalah, jennie.

dengan pakaian sederhana yang masih melekat pada tubuhnya sejak tadi malam, serta handuk yang bertengger pada bahu sebelah kanan, gadis itu memberanikan diri membuka pintu dan tersenyum canggung.

"lo nyariin gue?"

"iya"

"mau apa?"

"ga disuruh masuk?"

dengan lekas gadis itu bergeser sedikit dan mengusap tengkuknya merasa gugup.

jennie berjalan melewati dirinya bersamaan dengan itu, lisa bisa mencium aroma tubuh yang jauh lebih wangi dibandingkan dirinya saat ini yang sudah bau kasur bercampur lagi bau keringat.

"lo sampe kapan mau berdiri disitu?" suara jennie menginterupsi.

lisa tersenyum kikuk, berjalan masuk dan menghampiri jennie yang sudah duduk pada sofa kecil yang ada ditengah ruangan.

ENERVATE - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang