Wajah Xiao Zhan berada di balik pintu, tepat saat Wang Yibo membuka pintu ruang tamu.
Xiao Zhan menyambut Yibo yang baru saja pulang dari kantor tepat jam 11 malam.
"Kau pulang cukup larut, ada apa?" tanya Zhan yang sudah membawa sandal rumah bagi Yibo.
Yibo memilih tak menjawab, ia begitu lelah untuk mengeluarkan suara. Ia memilih melewati Zhan yang masih berdiri menunggu Yibo memberikan jaketnya pada Zhan, untuk diletakkan di gantungan.
Zhan tak kecil hati, meski tak mengetahui apa yang dialami Yibo hari ini, tapi ia tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghibur Yibo.
Xiao Zhan berjalan ke arah dapur, ia menyalakan kompor untuk merebus air. Sambil memikirkan sesuatu yang telah terjadi, ia menunggu air mendidih. Dalam hati ia berharap semua masalah cepat terselesaikan, dan ia akan segera kembali ke rumah asalnya.
Xiao Zhan mengambil cangkir keramik, memasukkan dua sendok teh serbuk ginseng dan satu sendok makan gula. Menuangkan air hangat dan mengaduknya dengan sendok kecil.
Cangkir itu masih mengepulkan asap, Zhan membawanya menggunakan nampan ke lantai atas menuju kamar Yibo. Zhan mengetuk pelan kamar temannya itu. Tapi, tak ada sahutan dari dalam.
Zhan mencoba memutar knop pintu. Bintangnya hari ini sedang bagus, pintu tidak terkunci, membuat Zhan bisa leluasa masuk dan meletakkan nampan yang ia bawa ke meja.
Xiao Zhan tercekat, setelah ia menaruh cangkir berisi ginseng panas ke meja di kamar Yibo. Ia melihat sesuatu, yang sebenarnya tidak patut ia lihat. Tapi, ia memilih diam sejenak, menikmati pemandangan yang tanpa sengaja tersaji indah di depan matanya.
Wang Yibo bertubuh atletis, dengan kulit putih bersih, dada bidang dilengkapi jakun yang sexy. Saat ia mengadahkan kepala ke atas untuk menyiram tubuhnya dengan shower, jakun indahnya seperti memanggil minta dicicipi. Xiao Zhan menelan ludah karenanya, beruntung kamar mandi kaca itu transparan di bagian atasnya saja. Sehingga bagian privasi milik Yibo tidak terekspos dengan murahnya di mata Zhan.
Zhan menelan ludah, membayangkan kemana larinya air yang mengalir itu. Dimulai dari shower menuju kepala, jatuh dengan indah melalui leher, tergelincir dengan manis dari pundak lalu turun melewati bahu dan dada. Seterusnya Zhan tak bisa membayangkannya lagi. Ia berusaha tetap tenang dan berjalan menuju pintu, tapi rasa groginya membuat kaki Zhan tak sengaja terantuk dengan kursi menimbulkan bunyi 'dug' yang membuat Yibo menoleh.
Yibo tersenyum menyadari siapa yang sedang berada di kamarnya, ia mengira Xiao Zhan dengan sengaja mengintipnya. Pikirannya yang kacau sedikit terhibur membayangkan, Zhan mengendap masuk dan menatapnya tanpa berkedip saat mandi.
.
.Suara spatula beradu dengan wajan terdengar jam 5 pagi. Disusul suara pisau yang sedang memotong sayur di atas talenan. Pelayan wanita yang usianya setengah baya, biasanya datang jam enam. Yibo terbangun karena ia baru saja mendapat panggilan dari ayahnya yang bertanya tentang Haoxuan.
Yibo mengatakan, akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu adiknya.
Ia melihat melalui tangga yang mengarah ke dapur, Xiao Zhan tengah memasak. Yibo kembali lagi ke kamarnya untuk mengambil cangkir yang berisi ginseng hangat semalam. Ia yakin, Xiao Zhan yang telah membuatkan minuman itu untuknya.
Yibo ingin berterima kasih dan meminta maaf telah berprasangka yang tidak-tidak.
Cangkir keramik telah berada di tangan Yibo. Ia berdiri di tangga terakhir, sedang berpikir apakah cukup pantas jika ia minta maaf pada Zhan atas pikirannya semalam, karena mengira Zhan mengintipnya saat mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PayBack(end)
FanfictionBalas dendam yang akan dilakukan Xiao Zhan pada seseorang yang membunuh kekasihnya. Justru mempertemukannya dengan sosok polisi berwajah dingin. Dari pertemuan itu lahir kisah baru, dan menyingkap rahasia lama. Ada apa misteri apa dibalik kematian k...