Kepingan Puzzle 1

2.7K 347 72
                                        

Malam Rabu yang penuh haru
Aku persembahkan kelanjutan Payback dulu

Semoga ini bisa mengobati rasa penasaran kalian
Semoga selalu ada ide yang mengalir dan semoga lekas bisa menerbitkan cerita ini hingga tamat

Karena sudah banyak reader yang bertanya

.
.
.











Mereka duduk berhadapan, di kursi belakang yang mengarah ke kolam. Dua cangkir teh hijau tersaji di meja masih mengepulkan asap. Rambut polisi muda itu masih meneteskan air, ia baru saja berenang lalu bersantai di pinggir kolam ditemani Zhan. Pemuda manis itu sejak tadi tak mengalihkan pandangan sama sekali pada Yibo yang berenanang dalam air. Wang Yibo terlihat semakin gagah dan dewasa. Bahu dan lengannya kekar, terlihat sangat pas untuk dijadikan sandaran.

"Kau ingin mengatakan sesuatu kemarin, apa itu?" Yibo bertanya, sambil memandangi cangkir milik Xiao Zhan yang masih penuh.

"Aku mengingatnya!" Zhan meraih cangkir di depannya, kemudian meniup uapnya agar ia bisa segera meminum isinya.

"Kau ingat siapa pembunuh Yuchen?"  Yibo bertanya kembali, kali ini ia tidak menatap cangkir lagi. Tapi melihat Xiao Zhan yang sedang minum dari cangkir itu. Bibirnya menjadi sedikit basah, dan itu terlihat bagus di mata Yibo.

Xiao Zhan mengambil tangan Yibo yang dingin, ia menggenggam tangan itu, lalu balik menatap Yibo yang masih memandangi bibirnya tanpa berkedip.

"Kamu Wang Yibo? Tuan muda Wang, sepupu dari Wang Zhoucheng? Benar kan?"

Yibo melihat tatapan Zhan yang menyergap hatinya. Jadi selama ini, Zhan tak mengingat siapa dirinya? Pantas saja, ia merasa asing tiap kali Yibo mendekatinya. Tiba-tiba Yibo merasa terenyuh, ada rasa bahagia juga rasa cemas yang melanda.

"Apa saja yang kau ingat?" Yibo tiba-tiba antusias. Ia menampakkan binar bahagia di matanya. Wajah dinginnya perlahan mencair seiring Zhan yang mulai buka suara.

"Kelas kita, les musik, kedekatan kita sebagai teman."

Yibo tidak bertanya bagaimana Zhan hilang ingatan dan bagaimama ingatan itu kembali lagi. Mendengar Zhan mengingat masa lalu mereka sebagai teman dekat, sudah cukup membahagiakan baginya.

"Apa kau tak ingat tentap peristiwa yang menimpa kekasihmu?"

Xiao Zhan tiba-tiba menunduk, ia melepas genggamannya di tangan Yibo perlahan.

"Aku tak melihat pelakunya karena ketakutan, yang aku ketahui mereka menggunakan sepeda motor."

"Mereka?" Yibo bertanya penasaran.

Xiao Zhan mengangguk lemah, sementara Yibo sedang berpikir keras. Kata 'mereka' merujuk pada subjek lebih dari satu orang. Sedangkan sepeda motor yang Yibo curigai di cctv dinaiki satu orang saja. Jika pembunuh itu lebih dari satu, berarti prediksi Yibo kemarin siang salah.

"Kau yakin pembunuhnya tidak sendirian?" Yibo kembali bertanya. Mata mereka bertemu dalam satu tatapan yang dalam, entah Yibo yang terlalu terbuai pesona Xiao Zhan atau mereka berdua memang sedang dihipnotis alam.

Xiao Zhan menyentuh bibir Yibo dengan bibirnya, seketika seperti kejutan listrik, syaraf Yibo menjadi hangat. Mereka tidak berciuman, hanya saling memberi salam antara dua bibir yang basah oleh minuman.
Jika saja suara pembantu mereka yang datang membawa makanan ringan tidak terdengar, pastilah penyatuan dua bibir akan berlangsung lama atau justru menjadi semakin liar.

PayBack(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang