Akhirnya bisa update cerita ini
Meskipun kalian harus rela membaca satu-satunya yang kurang dari 1k word buatankuKarena idenya hanya segini
Semoga kalian menikmatiHappy reading
😊
Pintu besar berwarna coklat muda dengan ukiran kepala naga, perlahan dibuka. Beberapa siswa yang duduk di kursi tunggal dengan memegang berbagai macam alat musik, menoleh ke arah suara.
Pintu kayu yang terbuka itu menampakkan sosok lelaki remaja berparas lembut. Ia memiliki hidung kecil yang tidak terlalu lancip. Mata bening dan sedikit lemah, pipi bulat yang terlihat seperti bakpao hangat dengan selai stroberi di dalamnya. Bibir bagian atas yang membentuk segitiga terbalik, dalam dan lembut. Bentuk yang membuat wajahnya kecil menggemaskan. Sedangkan, bibir bagian bawahnya tipis dan licin, dengan tahi lalat yang berada tepat di sudut kirinya. Letak tahi lalat kecil ini sangatlah strategis, membuat yang melihat langsung terfokus pada bibir itu. Tahi lalat yang memberikan kesan lembut namun sexy.
Remaja itu menunduk, memberikan hormat pada seorang pria dewasa yang berdiri di depan ruangan. Dengan kemeja garis biru putih, yang dimasukkan ke dalam celana kain warna creme. Menegaskan garis bahu yang tegap dan dada yang bidang. Senyumnya hangat, selaras dengan matanya yang tenang seperti telaga air biru.
"Gege, maaf saya terlambat."
Remaja berseragam itu, mengucapkan kata maaf dengan tulus. Pria lain yang dipanggil gege mengangguk, dan mempersilahkannya duduk di kursi.Remaja bertubuh tinggi tapi ramping itu duduk di bangku paling depan sebelah kanan. Di belakangnya ada seorang pemuda berwajah datar, sedatar punggung gitar. Tapi, melihat kedatangan remaja dengan senyum khas gigi kelincinya. Pemuda berwajah flat itu terlihat antusias bertanya.
"Kenapa terlambat?"
"A-ku-"
Belum selesai kalimat jawaban yang dilontarkan remaja itu. Pria betubuh tegap di depan kelas menginterupsi mereka.
"Tuan muda Wang, bisa kita kembali ke pelajaran?"
Pemuda yang dipanggil tuan muda Wang, menanggapi dengan senyum yang ditarik paksa dikedua bibirnya.
.
Angin sore berembus menerpa dedaunan kering. Beberapa saling mengejar untuk sampai ke tanah. Rambut tuan muda Wang merah kecoklatan, bercahaya diterpa sinar matahari tenggelam.
Ia menghampiri pria yang lebih dewasa darinya. Berkemeja garis biru yang tadi mengajar musik di kelasnya.
"Haikuan ge, apa kau akan datang untuk makan malam?"
Pria yang dipanggil Ge itu menggeleng pelan, caranya tersenyum tak kalah dengan senja yang naik ke permukaan. Menggantikan silaunya mentari di siang hari.Remaja yang berjuluk tuan muda Wang, duduk di sebuah bangku panjang. Bersama guru musiknya yang bernama Liu Haikuan.
Liu Haikuan adalah pria berusia 32 tahun. Sederhana dalam gaya, tapi mempesona dalam kata dan tatakrama. Ia berasal dari kalangan biasa. Tidak sejajar dengan seorang tuan muda.
Tapi dirinya beruntung bisa memiliki seorang kekasih dari keluarga kaya raya. Seorang sepupu dari tuan muda Wang bernama Wang Zhoucheng. Pria manis yang baru saja lulus dari Universitas kedokteran di Oxford.
Tampaknya keluarga Wang tidak mempermasalahkan status Haikuan yang hanya seorang guru sukwan. Bahkan kedua sepupu Wang Zhoucheng yang dipanggil tuan muda pertama, dan tuan muda Wang kedua. Sangat dekat dengan Liu Haikuan.
Selain santun, Haikuan juga penyabar dan penyayang. Itulah yang membuat kedua Wang bersaudara menyukainya.
Malam ini, di mansion keluarga Wang, akan ada jamuan malam. Wang bersaudara merayakan ulang tahun mereka yang ke-21. Wang Yibo dan Wang Haoxuan adalah kembar tidak identik, sangat jauh berbeda dengan tokoh kartun anak-anak buatan negeri Jiran.
Wang Yibo dan Wang Haoxuan, selain memiliki paras yang tidak sama, juga memiliki watak yang jauh berbeda. Wang Haoxuan licik dan periang, memiliki banyak teman dan bergaul dengan banyak kalangan. Sedangkan Wang Yibo keras dan dingin, lebih suka menyendiri. Ia hanya bersikap lembut pada dua orang saja, Haikuan dan Xiao Zhan. Pada adik kembar dan sepupunya yang bernama Wang Zhoucheng, Yibo memilih diam dan tak banyak bicara. Karena jika sedang bersama, keduanya (Zhoucheng dan Haoxuan) seperti petir dan mesin dinamo. Zhoucheng yang tsundere, dan Haoxuan yang senang memancing emosi sepupunya. Akan menciptakan kilatan dan suara gaduh dimanapum mereka berada.
.
Xiao Zhan bukanlah pemuda yang introvert pada awalnya. Ia merupakan mentari cerah yang menyapa dedaunan hijau kala pagi datang. Xiao Zhan selalu menebar senyuman pada semua orang.
Semakin ia murah senyum, semakin Tuan muda Wang membencinya. Alasannya sungguh di luar akal sehat, pemuda kaya itu hanya ingin senyuman Xiao Zhan menjadi miliknya.
Wang Yibo dan segala perasaannya adalah hal yang tidak diketahui banyak orang. Namun rasa peduli dam posesifnya pada Xiao Zhan sungguh tak bisa disembunyikan. Haikuan sangat paham itu, dan Haoxuan seringkali memanfaatkan kelemahan Wang Yibo untuk kepentingan pribadinya.
Tbc.
Untuk kisah selanjutnya tentang keluarga Wang dan segala misterinya, akan aku lanjutkan nanti. Semoga ide dan mood menulis segera bermunculan.
Amin.

KAMU SEDANG MEMBACA
PayBack(end)
FanfictionBalas dendam yang akan dilakukan Xiao Zhan pada seseorang yang membunuh kekasihnya. Justru mempertemukannya dengan sosok polisi berwajah dingin. Dari pertemuan itu lahir kisah baru, dan menyingkap rahasia lama. Ada apa misteri apa dibalik kematian k...