Suara gaduh di lantai bawah, diciptakan oleh Haoxuan dan kedua temannya. Mereka baru saja tiba membawa peralatan memanggang. Tak lupa juga dua sound system ukuran besar untuk memutar musik dengan nyaring.
Xiao Zhan menunggu Yibo cepat kembali dari kantor, ia tak tahan kebisingan. Setidaknya, bila Yibo tiba, Haouxuan dan temannya tidak akan berani menggelar pesta yang terlalu riuh.
Jam sepuluh malam, Xiao Zhan melihat mobil Yibo memasuki halaman. Ia bisa bernapas lega, karena sang penyelamat telah datang.
Yibo mengaktifkan alarm otomatis saat mobilnya telah memasuki garasi. Jadi siapapun orang asing yang berusaha menerobos rumahnya akan terdeteksi. Alarm itu tersambung langsung ke ponsel Yibo. Sedangkan yang memiliki pin untuk membuka ponsel tersebut hanya Yibo saja.
Haoxuan mengecilkan suara speaker bluethoot, mendengar bunyi sepatu yang ia kenal milik kakaknya masuk ke ruang tamu. Haouxuan meminta kedua temannya untuk berhenti minum. Haouxuan mengintip melalui jendela halaman belakang, Yibo langsung naik ke lantai atas.
Itu memberi waktu bagi Haoxuan, membereskan kekacauan di halaman belakang. Kedua temannya yang setengah mabuk dengan terpaksa harus ia usir segera. Haouxuan mendorong mereka ke luar melalui pintu belakang. Haouxuan juga memanggilkan taksi untuk mereka berdua. Mengingat keduanya dalam keadaan mabuk, tak mungkin Haoxuan membiarkan salah satu dari mereka menyetir sendiri.
Yibo tidak langsung menuju kamarnya, ia sengaja mendatangi kamar Xiao Zhan terlebih dulu. Mengetuk pintunya pelan dari luar.
"Apa kau sedang istirahat?" tanyanya.Xiao Zhan menarik selimut hingga ke dagu dan pura-pura terlelap. Ia sengaja tidak mengunci pintu, ia sangat yakin Yibo akan masuk untuk melihat keadaannya.
Benar saja, sang polisi tampan itu memutar knop pintu yang tak terkunci dan masuk ke kamar Xiao Zhan dengan langkah kaki hampir tanpa suara. Ia membuka topi polisinya, dan meletakkan benda itu di meja.
Ia melihat pemuda itu terbaring, dengan selimut menutupi kaki hingga bahu. Ia juga tampak pulas, matanya terpejam indah. Wang Yibo ingin sekali mengelus wajah itu, tapi ia mengurungkan niat. Memilih berjalan ke jendela untuk menutup gorden yang sedikit terbuka.
Yibo membetulkan letak selimut Xiao Zhan, meski kain lembut berbulu tebal itu tampak tidak salah posisinya. Ia hanya ingin sedikit menyentuh Xiao Zhan yang terlihat tak terganggu dengan gerakan Yibo.
Polisi itu kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Ia mengguyur tubuhnya dengan air hangat dari shower. Sembari memikirkan kasus kematian kekasih Xiao Zhan yang belum ada kemajuan.
.
.
.Beberapa jam yang lalu di kantor kepolisian.
Yibo membaca kembali catatan kriminal yang terjadi di kota ini. Ia mencari pola yang sama dengan cara pelaku menembak Cao Yuchen. Juga menyelediki profil para korban yang tewas karena pembunuhan, sejak beberapa tahun terakhir.
Yibo mendatangi ruang kontrol lalu lintas untuk mengecek cctv sekali lagi. Di tempat kejadian memang tidak ada kamera pengintai, karena jalan itu berada di pinggiran kota yang memang cukup sepi. Tapi di luar gedung bioskop dan di sepanjang jalan kota banyak cctv bertebaran.
Wang Yibo ingin tahu apakah ada kendaraan mencurigakan yang mengikuti mobil Yuchen sejak dari bioskop. Atau mungkin pembunuh itu mengintai Yuchen sejak dari jalur melingkar kota C yang menjadi titik pusat persebaran kendaraan segala arah.
Yibo melihat sebuah sepeda motor warna hitam tanpa plat, pengendaranya memakai jaket kulit hitam, sepatu boot hitam dan helm hitam dengan kaca gelap. Motor itu terlihat sejak dari jalur keluar gedung dan selalu berada antara jarak 5-10 meter dari mobil Yuchen.

KAMU SEDANG MEMBACA
PayBack(end)
FanfictionBalas dendam yang akan dilakukan Xiao Zhan pada seseorang yang membunuh kekasihnya. Justru mempertemukannya dengan sosok polisi berwajah dingin. Dari pertemuan itu lahir kisah baru, dan menyingkap rahasia lama. Ada apa misteri apa dibalik kematian k...