Akhir-akhir ini ada satu pikiran jelek yang terus memenuhi kepala Jaehyuk. Pikiran yang selalu datang ketika dia gagal memenuhi janjinya pada Junghwan.
‘Jangan-jangan Julali cuma memaksakan diri buat bertahan terus terusan sama gue? apa harus gue relain aja ya?’
Jaehyuk tahu perbedaan dirinya dengan Junghwan selama ini jauh dari segi manapun, jauh banget. Dia juga sadar seberapa sering dia mengecewakan Junghwan karena sikapnya.
Junghwan itu… bersinar terang, tidak ada satu hal yang dia tidak bisa. Dan anehnya dengan semua kehebatan itu, Junghwan selalu menerimanya, selalu sabar menghadapi kelakuannya. Padahal kalau Junghwan memutuskan untuk putus, Jaehyuk yakin banyak kandidat, cowok dan cewek yang seribu kali lebih hebat darinya siap untuk mendekati Junghwan. Seperti si anu misalnya…
Ini adalah suatu kebenaran yang tidak pernah mau dia akui. Dari dulu dia sering mencari alasan untuk putus dengan Junghwan. Bukan karena dia nggak sayang Junghwan, dia hanya merasa tidak pantas. Tapi hatinya selalu berkata ‘jangan’ dan otaknya mendukung dengan berbagai alasan, ‘nggak papa selama Julali masih nerima, nggak papa selama Julali cuma kecewa sedikit, nggak papa selama Julali masih disampingnya,’ tapi ternyata, cuma diterima tanpa bisa memberi apa-apa tuh nggak enak. Karena dia tahu, Junghwan pantas dapat yang lebih.
“Jae, lo lagi sibuk banget ya?” tanya Haruto menghentikan laju pikirannya, hari ini Jaehyuk sengaja ngintilin Doyoung foto-foto, alasannya pengen refreshing, tapi sekarang dia sendiri juga tidak terlalu yakin bisa refreshing setelah melihat Haruto disini.
“Udah hampir seminggu kayanya gue liat Junghwan sendirian terus di kampus, biasanya kan sama lo.” Lanjut Haruto.
Sudah selama itu ya? Bagi orang lain mungkin seminggu itu cepat, cuma tujuh hari dari senin sampai minggu dan berulang terus seperti itu. Tapi bagi Jaehyuk yang sudah terlalu terbiasa bersama Junghwan setiap hari. Seminggu ini tidak bertemu sama sekali, terkesan begitu lama.
“Iya, dikit sibuk emang,” Jawab Jaehyuk sekenanya. Dia juga tidak tahu apa yang dia sibukkan.
“Junghwan keliatan capek seminggu ini, kayak nggak fokus gitu.” Kata Haruto duduk di samping Jaehyuk. “lo juga gue perhatiin dari tadi, sama aja keadaannya.”
“Gue enggak capek. Gue cuma sedih karena Julali capek.”
“Mungkin kalian berdua sebenernya capek.”
Jaehyuk mengernyit, tanggapan Haruto barusan membuatnya tidak suka dengan arah pembicaraan mereka.
“Maksud gue… kalian pacaran udah lama. Yang pacaran sebentar aja kadang bosen, jenuh. Apalagi yang udah lama kaya kalian. Jadi wajar.”
Wajar? Untuk orang lain mungkin. Tapi untuk Jaehyuk tidak. Dia tidak akan pernah jenuh dengan Junghwan.
“Kalian cuma butuh waktu aja. Biar pikiran sama perasaan kalian nggak terlalu hectic dan nantinya malah makin parah.”
Apa keadaan mereka sudah cukup parah sekarang? Sampai-sampai orang lain berkata seperti ini.
“Nanti Junghwan pasti balik lagi kaya dulu kok, balik ke lo. Karena mau selama apapun Junghwan sama gue atau orang lain, pikiran dia cuma muter-muter di lo doang. Jadi lo juga gunain waktu lo ini dengan baik, biar ntar kalian bisa memperbaiki keadaan kalian bareng-bareng.”
Jaehyuk suka kata ‘pasti’ yang tadi keluar dari mulut Haruto. Tapi disisi lain, kata itu terdengar semu dan begitu sulit digapai. Bisakah?
“Semua pasti baik-baik aja. Kalian harus baik-baik aja supaya Junghwan bahagia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ke(putus)an
Romance[[HyukHwan]] Yoon Jaehyuk adalah tipe orang yang tidak pernah Junghwan pikir akan dia jadikan pacar. Dan seharusnya memang begitu. warning! BxB Main ship: Hyukhwan/slight haruhwan (if you squint)