4. Ke(putus)an(ノ_・。)

358 69 48
                                    

Dari suara gedoran pintu dan teriakan dari luar rumah, Junghwan bisa tahu kalau itu Jaehyuk. Ritualnya setiap kali Junghwan mendiamkannya adalah selalu datang kerumah, menggedor pintu keras, dan kalau tidak ada jawaban dari dalam, dia akan mulai berteriak, memanggilnya dengan nada anak kelas 1 SD mengajak temannya bermain.

"JULALIII!! JULALIIII!!"

Junghwan memasang tampang sebalnya sebelum membuka pintu, supaya pacarnya tahu kalau dia masih ngambek. Tapi sesaat setelah pintu terbuka, bukannya wajah Jaehyuk yang dilihatnya tapi malah kepalanya yang dimasukkan kedalam kresek hitam. Untung Junghwan hapal postur dan cara berpakaian pacarnya, kalau tidak dia pasti sudah teriak 'Maling!' sekarang.

"Jae, Kamu ngapain deh?"

"Kamu kan lagi ngambek sama aku, pasti nggak mau liat wajah aku, tapi akunya udah kangen sama kamu. Jadi kepalaku, aku bungkus aja pake kresek." Suaranya teredam plastik kresek yang kembang-kempis tiap kali dia menarik napas

"Jae, lepas kreseknya sekarang."

"Jangan, Julali. Nanti kamu bete kalo liat muka aku." Kata Jaehyuk menahan tangan Junghwan yang hendak melepas kresek dari kepalanya.

"Buka, nanti nggak bisa napas!"

Kali ini Jaehyuk langsung memegang tangan Junghwan dan menggengamnya erat. "Nggak papa, yang penting kamu nggak bete."

Ah... kalimat itu saja sukses membuat Junghwan kembali luluh dan merasa bersalah, apakah dia yang sudah keterlaluan ngambeknya kali ini?

Pelan-pelan Junghwan melepas gengaman Jaehyuk, membuka ikatan kresek di leher kemudian membebaskan kepala pacarnya dari panas kresek hitam, "Aku udah nggak bete."

"Beneran?"

"Iya."

"Asiiiik..., aku order donat bakarnya bang Mashi pake gopud ya? Buat perayaan gitu ceritannya."

Junghwan hanya berdehem mengiyakan, kemudian masuk kedalam rumah.

Sedetik kemudian Jaehyuk sudah mengekori Junghwan masuk kedalam rumah. Junghwan duduk di depan TV seperti biasa Jaehyuk duduk disampingnya.

"Nonton apa?"

"Hustile Planet."

"Engga terlalu brutal ya buat kamu?" Tanya Jaehyuk memeluk bantal sofa kemudian menyenderkan kepalanya pada pundak Junghwan.

Mata Junghwan masih fokus pada layar tv sambil menggeleng. Beberapa menit mereka hanya fokus pada tv, sebelum Jaehyuk kembali membuka mulutnya untuk bicara.

"Julali..."

"Hmm..." Jawab Junghwan, pura-pura fokus pada sosok srigala dibelakang semak-semak siap menerkam mangsanya.

"Tadi aku liat kamu pergi sama temennya si Doyoung, yang anak ukm fotografi, satu jurusan sama kamu juga, siapa namanya? Lupa aku..."

Pertanyaan Jaehyuk membuat Junghwan sedikit kaget, sebelum dia langsung memperbaiki raut wajahnya dan menjawab, "Haruto?"

"Iya, bener, si Haruto." Jaehyuk mengangkat kepalanya dari pundak Junghwan untuk menatapnya, "kamu deket sama dia?"

"Biasa aja si, nggak deket banget, kaya temen biasa aja."

"Kok tumben kamu mau pergi sama orang lain? Nggak bilang aku juga."

"Pergi apa si, dia cuma nganterin pulang kok."

"Iya... tapi biasanya kan kamu sama aku."

"Kan kamu juga pergi sama Doyoung."

Diamnya Jaehyuk membuat Junghwan merasa sedikit tidak nyaman, apa dia salah sudah menerima ajakan pulang bersama Haruto? Seharusnya tidak kan? Toh tidak ada yang terjadi diantaranya dan Haruto.

Ke(putus)anTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang