CHAPTER 10

51 10 7
                                    

"GUA ADA IDE!" ujar Cello dengan suara yang kuat.

"Congornya buset!" ucap Viena dan Cello mengacungkan jarinya membentuk huruf 'V'.

"Pake karung. Nanti kita bawanya berdua. Ntar kalo ada yang nanya 'isinya apa?' kita jawab 'kaleng bekas yang mau dimanfaatin' gimana?" ujar Cello menyampaikan Idenya.

"Boleh juga ide lu. Sekarang kita cari Karung. Kemarin gua ada liat Kyra nyimpen karung dilaci dapur," jawab Viena sambil mencari letak Karung yang Kyra simpan.

"Nah! Ini dia!" pekik Viena sumringah. "Good! Sekarang kuy kita maleng," ajak Cello.

Mereka berdua mengendap endap berjalan sambil menengok kanan kiri memastikan tidak ada yang melihat gerak gerik mereka.

Dan mereka lebih memilih jalan yang akan melalui gang-gang sempit dan mengarahkan mereka kearah gudang melalui jalur timur camp. Hal ini Cello pilih atas Viena yang mengatakan siasatnya.

'Sebisa mungkin kita pilih jalur sebelah timur atau paling mentok yang minim cahaya. Kalo kita yang di sebelah timur, kita mantau orang yang lewat dari sebelah barat karena siluetnya dari sinar matahari. Begitu juga nanti kalo pulang, lampu-lampu daerah tertentu pasti bakal dinyalain. Jadi pikirin dulu jalan yang banyak tempat untuk sembunyi kalo sewaktu-waktu kita ke gep."

Dan disinilah mereka, berkat melewati jalur sayap kiri, mereka bisa melihat tanda-tanda orang yang berlalu lalang di sekitar sana karena siluetnya dan mereka bisa berkamuflase diantara barang-barang rongsokan yang terbengkalai diantara gang sempit itu. Sungguh ide yang brilian.

Ingatkan Cello untuk berguru siasat pada gadis yang lebih tua tiga tahun darinya ini.

"Shit! Di kunci" bisik Cello yang masih bisa didengar oleh Viena yang berada tepat di belakangnya.

"Coba sini gua," Viena beralih tepat didepan knop pintu. Viena melepas jepit rambutnya yang ia bengkokan dan digunakanya sebagai kunci untuk membuka pintu.

Viena sudah mengantisipasi hal ini. Jadi jepit itu merupakan hadiah dari salah satu penggemarnya di tempat pelatihan.

Sebenarnya ada banyak yang diterima oleh Viena juga untuk Kyra, dan Nave. Namun Viena yang cuek tidak pernah menggubrisnya berlebihan. Akan tetapi ketika melihat hadiah dari lelaki seumurannya bernama Peter, ia menerimanya dan membuat circle remaja lelaki itu heboh bukan main.

Padahal, Viena memang tengah membutuhkan jepit rambut model seperti ini. Ini akan sangat berguna disuatu hari nanti, pikirnya.

Trus Peter dapet jepitan rambutnya dari mana Thor?

Dalam camp ini terdapat beberapa outlet perbelanjaan. Kios-kios yang berjejeran disebelah barat yakni dekat gerbang tempat Viena cs masuk. Sebelum area ini dikurung, jajaran kios-kios itu bagaikan tempat favorit semua orang untuk mengisi perut saat melakukan healing di sekitar pantai hingga dermaga.

Dalam kurungan tersebut, ada Mall yang lumayan ramai pada masanya. Di sana memang sudah tidak ada yang mengurusi karena sebagian besarnya sudah dibasmi sebagai zombie. Kegiatan berniaga pun sudah tak ada lagi.

Mall itu di jaga ketat oleh tentara lagi, karena insiden serakahnya para penghuni camp yang membawa barang-barang dari sana. Setelah di gertak, mereka di suruh mengembalikan barang-barang yang sudah diambil. Takut juga sama tentara yang terlihat seperti preman ini ketika marah-marah.

Mereka hanya diperbolehkan masuk ketika sudah memenuhi syarat mingguan dan mendapatkan izin. Itupun barangnya di sortir terlebih dahulu sebelum keluar sepenuhnya dari Mall. 

Jangan remehkan kemampuan Peter untuk memiliki jepitan itu. Ia menyusup ke dalam Mall saat malam hari, tentu Tentara agak lengah karena sibuk ngopi, anjay ngopi.

DEAZ ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang