Aurellia 6# Deal

9 3 0
                                    

Happy Reading ❤️

🍁🍁🍁

"Gw wakil ketua NeptuneX,"

"Ah?" Aurel menganga tidak percaya mendengarnya lalu mengganti raut wajahnya dan menutup mulutnya.

"Pffftt,," Aurel benar benar terbahak sekarang. Pasalnya, laki laki itu memang terlihat tidak memiliki teman kan?

"Elo? Hahaha," Aurel benar benar tidak bisa menahannya. Nicko memutar bola matanya, " Terserah kalo gak percaya."

"Janganlah marah sayang, gw kan gak bisa nahan tadi. Lagian muka lo santai banget," kata Aurel sambil menahan tawanya.

"Sayang?" Pikir Nick mengerut.

"Iya sayang apa?" Kata Aurel sambil memegang tangan Nick lembut. Nick memberontak dan melepasnya.

"Lo udah gila ya?" Ujar Nick. Yang disebut malah makin tertawa terbahak bahak. "Waras, alhamdulillah. Tadi pagi gw udah minum obat dari psikiater gw kok. Setiap minggu udah check up juga kesehatan!" Kata Aurel.

"Psi- apa?"

"Psikiater? Lo gak inget? Gw kan penyakitan..." Kata Aurel santai sambil memakan lollipop yang ia ambil dari saku.

"Hey, jangan bilang kayak gitu." Kata Nick menatap Aurel iba. Aurellia terdiam memakan permen nya ia mengerutkan kening. "Emang kenapa? Kan bener,"

"Jangan ngomong gitu,"

"Uuuuh, situ peduli ama eyke?" Kata Aurel sambil tertawa ala mbak kunti. "Berhenti ketawa kayak gitu!"

Aurel malah makin tertawa seperti lepas kontrol. Orang orang sekitar sudah seperti penonton bayaran sekarang.

"Berhenti, atau gw cium!"

🍁🍁🍁

Seminggu lebih mereka telah menjalani masa masa MOS yang amat menyebalkan. Yang membuat seorang Aurellia ingin segera kabur dari sana. Beruntungnya, dia bisa melewati masa masa itu.

"Ngebosenin. Gw mau cabut!" Pekik Aurel pada les kedua. "Tunggu rel! Mau kemana?" Kata Nicko. "None of your bussines beb," ujarnya. Nick menatap gadis ajaib itu.

"Acha? Gw mau cabut. Pak Edwin selalu dateng telat, dan gw males nunggu." Kata Aurel menggertak meja Karen. "Tapi Nay?"

"Lo takut Cha? Pengecut banget si lo. Kita juga udah sering lakuin ini juga!" Kata Aurel. "Sabil bisa ikut kalo Acha enggak!" Kata Sabil dengan seringai yang gak pernah ia tunjukkan lagi. 'Boleh juga,'

"Nayara. Kita udah janji gak mau lakuin ini! Apa apaan si lo?!" Kata Karen dengan raut kesal. "Gw gak mau. Silahkan kalo mau buat masalah lagi Naya!" Kata Karen.

"Selamat pagi anak anak? Silakan duduk dengan tenang." Kata pak Edwin memasuki kelas. Aurellia mencari sumber suara disana dan mendengus kesal pada Karen yang duduk santai.

"Hft!" Dengusnya di bangku. "Jadi? Jadi gak?" Goda Nick. "Situ peduli? Dasar mesum," ucapnya. "Apa yang me-"

Pak Edwin nampak mendapat perhatian mereka untung Nick tersadar dan langsung berbisik untuk Aurel.

"Apa yang lo bilang mesum?" Kata Nick. "Apa maksud lo berhenti atau gw cium, mesum!" Kata Aurel lagi. "Aurellia,"

"Apa? Apa lo marah?" Cela Aurel lagi. "Pft? Gw cuman gak suka berurusan sama bocil kelas kakap kayak lo,"kata Nicko. "Apa sih? Situ peduli amat!"kata Aurel.

"Yang peduli siapa, ingat ya bocah gw gak akan pernah tertarik ama lo! Tingkah plin plan kayak bocah aja belagu lo!" Cela Nick.

"Pft? Liat saja. Siapa yang tertarik siapa?" Kata Aurel dan menatap Nick dengan seringainya.

AURELLIA ( HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang