Hola! Siap buat baca Aurel dan Nick?
Sebelum itu, maaf ceritanya gak sesuai ekspektasi atau ya- bosenin.
Tapi, diusahain kok selalu!Jadi, stay tune!
.
.
.
Nick menoleh ke arah jam nya yang ia letak di furniture kecil di samping tempat tidurnya. Rasanya baru 2-3 jam dia tertidur, namun matahari sudah muncul.Laki laki berkisaran umur 16 tahun itu menyibak tirai berwarna abu abu gelap. Matanya terpicing saat menatap cahaya ultraviolet yang menusuk kornea matanya.
Sudah pagi, hari itu sangat cepat berlalu ternyata. Sudah empat hari ia dekat dengan seorang Aurellia, gadis berandalan yang menambah pelangi hidupnya. Baginya,
"Kok mikirin Aurel sih, ish." Ia menggeleng dan menyambar handuk berwarna navy.
🍁🍁🍁"Hoam," cahaya pagi menusuk mata seorang putri tidur yang barusan saja terbangun. Matanya menatap jam yang menunjukkan jam 9 pagi. Mampus, pikirnya. Dia tidak akan sekolah hari ini.
Aurel menatap suasana luar dari jendela. Orang orang sudah benar benar memulai aktivitasnya. Ada anak kecil perempuan bermain disana, tapi ia terjatuh karena tersandung.
Bukannya menolong teman-teman anak itu malah tertawa lepas. Seolah olah tidak ada rasa prihatin pada anak kecil yang telah meringis kesakitan.
Flashback on*
"Sabil! Sabil!"
Gadis bernama Sabil itu menatap lawan bicaranya. Vanya,
"Liat parkiran sekarang!"Benar saja. Aurellia tengah dibantu oleh kak Alfi. Yang jelas jelas disukai oleh Sabil.
"Mau ngapain lo?" Tanya Karen menatap gerak gerik aneh Salsabila."Apa?"
"Gausah macem macem ama Aurel, dia gak salah. Pikiran lo yang busuk salah,"
.
"Ah iya iya, boleh ambil aja di laci!" Kata Aurel pada Dila. Dilaengangguk tersenyum.Aww,
"Ups, sorry. Liat liat dong kalo jalan. Gimana sih rel?"
"Sabil? Sengaja ya?""Kita kan temenan ya kali sengaja, iya gak sih?" Kata Sabil disertai tawa teman teman yang lain menatap Aurel jatuh. Kenapa sulit untuk bangkit sih,
Flashback off*
"Aduh," Aurel jatuh terduduk. Dia tidak bisa mengingat kejadian masa lalu terlalu lama. Baik atau buruknya kan? Ah, dia lupa akan itu.
Sakit sekali rasanya, rasa pusing itu menguasai dirinya. Sulit baginya untuk bangkit sama seperti dulu.
"Ah, Aurel!" Pekik Vina menatap Aurel yang meringis. "Ma? Naya dimana ma? Sabil jahat ma, Sabil-"
"Kita ke psikiater lagi ya."
🍁🍁🍁Aurellia tengah berada di depan dokter Aramitha, dokter Ara pamggilannya. Yang sudah menangani kasusnya dari dulu.
"Dokter Ara, bukannya aku udah sembuh. Kenapa aku harus balik lagi kesini, dokter gak bosan?"
Ara tertawa sedikit, bingung melihat sifat Aurel yang agak kekanak kanakan. Dia susah juga untuk berkomentar.
"Dokter, apa Aurel bisa sembuh total? Kepala Aurel sering sakit?"
"Sugesti kamu mempengaruhi loh Aurel, terima kejadian masa lalu kamu. Cobalah bangkit dan jangan tergantung karena kamu merasa sakit. Kamu sehat, lebih dari sehat."
Aurel terdiam. Dia tidak menjalani pengobatam seperah dulu, dia hanya perlu bicara dan ceritakan semua masalahnya pada dokter Ara. Dan dokter Ara akan memberi solusi terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURELLIA ( HIATUS)
Teen FictionAurellia kerab disapa Aurel oleh teman temannya. Seorang gadis yang sangat berandalan, keras kepala, dan tidak bisa di atur oleh siapapun bertemu seorang Nicko yang kerab disapa Nick yang mendekati kata perfect?! Siapa yang tidak mau dengan Nick? Ba...