Aurellia 11# Dinner

3 2 0
                                    

Happy Reading🍁
.
Vriiz's Resto menjadi tempat yang ama glamour malam ini. Aurel dan Nick menatap bangunan itu lekat.
"Keluarga lo udah pada dateng?" Tanya Nick.

Aurel bergumam, "Sebagian mungkin. Gatau juga sih,"

"Jadi... kita masuk?" Tanya Nick. Aurel mengagguk pelan. Mari kita mulai.

"Aurel," sapa tante Thera, adik mamanya yang paling muda. "Iya Tan,"

"Ini siapa?" Tanya Thera pelan. Aurel menoleh ke arah Nick dan merangkulnya. "Pacar aku tan."

"Malam tan, Nick." Ujar Nick sopan. Thera mengangguk. Semua keluarga Aurel telah datang, banyak sekali yang memuji muji Aurek tidak salah dalam memilih.

Nick juga orang humble ia mudah dekat pada siapapun. Di sekolah aja dia agak sok dingin gitu. Entahlah, namun Aurel merasa Nick berubah setelah di dekatnya.

Semua telah pulang, pertemuan, acara makan makan itu selesai. Aurel amat lelah ia memperbaiki gaun selututnya pada bagian depan yang sedikit membentuk dadanya.

"Pake," Nick menyodorkan sweater lembutnya untuk Aurel. "Untuk?"

"Lo gak kedinginan pake baju agak terbuka gitu malam ini?" Ujar Nick ia memasuki mobil. Aurel berpikir keras, kenapa lagi si Nick?

"Dingin sih, lo kenapa?" Tanya Aurel juga masuk ke mobil. "Baju lo,"
"Iya emang kenapa?" Tanya Aurel. "Baju lo terlalu kebuka, gak suka gw."

Aurel mengancing bagian depan sweater itu, ia tersenyum lemah. "Memang gini modelnya, biasanya gw juga kayak gini."

"Kejahatan berkeliaran rel, kita gak pernah tau." Kata Nick. Entah kenapa, Aurel tidak senyolot biasanya. Dia menerima apapun yang dikatakan Nick.

"Maaf, lo peduli banget hari ini."kata Aurel mengelus punggung tangan Nick, Nick mendadak tegang. Hawanya jadi terasa sangat panas, ia menatap Aurel yang tersenyum ke arahnya.

"Udah, lanjut nyetir aja. Jadi gimana?" Kata Aurel. Nick menggeleng, ia terbuyar melihat Aurel. Gadis itu benar benar berbeda sepertinya, apa karena dia lelah?

"Gimana apanya?"
"Keluarga gw,"
"Baik, humble. Gitu sih?"

Aurel tertawa kecil, "Mereka memang agak berisik sedikit tapi gw sayang sih."
Nick tersenyum mengangguk.

"Lo kenapa Aurellia? Tidur aja kalo capek nanti gw bangunin." Tawar Nick. "Iya kayaknya,"

Nick menatap Aurel disebelahnya. Gadis itu sudah terlelap. Sudut bibir Nick terangkat. Tangannya tergerak mengelus rambut panjang Aurel.

Gadis itu yang membuat ceritanya lebih hidup. Gadis itu alasan semuanya. Kalau Nick ialah seorang yang buta warna, ia yakin bahwa Aurel ialah pelangi untuknya.

Nick berhenti karena lampu merah. Lagi lagi ia menatap gadisnya, dan tertawa kecil mengingat pertemuan lucu mereka akhir akhir ini. Ia menggeleng pelan, dia tidak akan pernah suka pada Aurel dalam kompetisi ini.

🍁🍁🍁

"Jam berapa ini hft," Aurel menatap jam digital di tangannya. Ia menghidupkan lampu kamarnya, oiya kenapa dia sudah ada di kamar. Kemarin dia-

Nicko. Ia memeriksa ponselnya.

Nick:
Gw gak tega bangunin lo, abis gw angkat lo ke tempat tidur tante Vina nyuruh lo buat hapus make up dan ganti baju. Jadi kalo lo bingung udah gw jelasin ya ini. Jangan aneh aneh.

Aurellia tersenyum kecil,iya om mesum.

Ini pagi yang ia tunggu, rasanya lelah sekali kemarin. Aurel meregangkan otot otot lengannya, ia beralih menyibak tirai.

Cahaya mentari pagi menusuk mata hazel nya. Rasanya kapan terakhir ia menyibak tirainya sebelum bi Puput melakukannya. Sangat jarang memang.

"Non udah bangun?" Bi Puput berdiri di ambang pintu. "Iya udah bibi kerjain yang lain aja ya, biar aku mandi dan siap siap buat sekolah." Kata Aurel sambil mengambil handuk pinknya.

🍁🍁🍁

"Acha, ayo berangkat." Ajak Aurel di depan rumah Karen. Karen mengerutkan kening, "Tumben," simpulnya.

"Pengen beda aja hari ini. Yuk," Karen tidak banyak berpikir, ia akan naik.

"Lo kenapa sih?" Karen menyentuh kening Aurel. "Enggak,"

"Gw gak apa apa kali. Udah ah, pak ayo berangkat ke sekolah ya!"

Suasana sekolah tidak begitu padat, namun sudah pada berdatangan satu persatu orang. Aurel menggenggam tangan Karen untuk masuk. Karen mencubit lengan Aurel.

"Ih apa Cha?"
"Itu, itu," mata Karen ke arah laki laki bermotor Ninja yang barusan terpakir di parkiran sekolah. Aurel memicingkan mata. Nick.

"Samperin," Aurel mengangguk.

"Pagi,"Nick membuka helm nya mendapati Aurel telah berdiri disampingnya. "Hai?"

"Hai," jawab Nick dingin. "Lo kemana, gw udah mau jemput lo loh tadi."

"Maaf pacar. Tadi, berangkat lebih pagi ama Karen, gapapa ya? Maaf gak ngabarin. Btw makasih udah jelasin tanpa di minta."

"Sudah baca?"
"Sudah Nick,"
"Bagus,"

"Berat ya ngangkat gw?" Tanya Aurel penasaran. "Kebanyakan dosa lo ya?"
"Pinter ya mulutnya. Baik baik ama pacar bohongan, biar nanti disayang ama pacar benerannya."

Nick tersenyum miring, "Lo gak mau emangnya jadi pacar benerannya?"
"Gatau. Emangnya lo mau?"
"Gausah tambahin emosi pagi pagi rel,"

Aurel mencubit pipi Nick gemas, "Okay, okay."
🍁🍁🍁

"Kesepakatan kita bakal berakhir tiga hari lagi. Jadi bersiaplah tuan pacar!" Kata Aurel menantang setelah pelajaran. "Hum."

"Lo nyanyi dong, gak pernah gw denger lo nyanyi. Suara dia bagus gak di?" Tanya Aurel pada Ardi. Ardi tersenyum, "Praktek noh langsung."

"Jangan rubah takdirku, cepet."

"Dari mana?"
"Menuju reef nya aja."

Nick menghela nafas. Gadis ini kesambet apa, seharus itukah? Dia malas untuk itu.
"Harus?"
"Iya,"
"Harus?"
"Pake banget,"
"Serius!"
"Iya Nick, dua rius nih!"

Gadis ini tidak pernah mau kalah ternyata. Apa pendapat gadis ini nanti?
"Ku tak akan mundur, ku tak akan goyah, meyakinkan kamu mencintaiku..."

"Tuhan kucinta dia, kuingin bersamanya, kuingin habiskan nafas ini berdua dengannya. Jangan rubah takdirku. Satukanlah hatiku dengan hatinya. Bersama sampai akhir..."

Aurel tercengang. Nick, bisa kok nynanyi. "Iya kan rel?" Tanya Ardi. Aurel mengacungkan jempol. "Kenapa lo baru bilang sekarang, kalau lo bisa nyanyi!" Aurel menunjuk nunjuknya dengan pensil yang amat tajam.

Nick menaikkan alisnya, "Lo gak nanya."
"Ish,,"

"Aurel," panggil murid di ambang pintu.
"Iya gw, kenapa?"
"Di panggil kak Askar keluar sebentar."
"Oh, iya iya."

"Bentar ya," Aurellia keluar menemui Askar. Nick menatap punggung Aurel, gadis itu memiliki pilihannya. Nick mengamatinya dari jauh.

Ardi mengambil posisi duduk di sebelah Nick tepat di bangku Aurel. Menatap Nicko lekat, sepertinya sahabatnya amat panas sekarang.

"Lo kenapa lagi ,cerita?"
Nick mengacuhkannya. Beralih ke buku buku di mejanya yang berantakan.

"Jangan bilang lo mulai terpikat ama Aurel? Iyakan?" Desak Ardi. Nick tersenyum meremehkan, menggeleng pasti.

"Tatapan lo, gak bisa bohong."
"Gausah sotoy lu mah."
"Emang iya kan kenyataannya?"
"Enggak lah, apa sih lo."

Ardi tersenyum dan menepuk pundak Nicko, sahabat karibnya. "Hati hati, lo bisa aja kalah dalam kompetisi ini kalau kayak gini."
.

.

.

.

.
Hai Readers! Gimana part ini? Bosankah?
Stay tune di sini? Penasaran kan siapa yang menang Aurellia atau Nicko?
Instagram-revaniza_6107

Stay safe All! Keep healthy🥰

AURELLIA ( HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang