bab satu - voting!

127 22 0
                                    

Seperti yang sudah kalian lihat, tunggu, memangnya apa yang kalian lihat?

SMA LINGGA BUMI - 09.00 WIB
--------------

- Ruang kelas XI-3

"Oy, yang kebagian bawa dus air minum hari ini siapa? aus banget ni anjing!" Gerutu Raka- laki-laki pertama yang siap mengawali cerita di kisah kali ini.

Laki-laki itu bertubuh atletis, dan memiliki wajah tampan, namun cukup untuk tidak lebih jauh mengenalnya dari dua deskripsi tadi. Selebihnya, kita serahkan saja pada kisah ini yang akan membawanya seperti apa.

"Sabar, baru masuk kelas pisan lo udah teriak-teriak, Ka!" Jawab sang ketua kelas- Adipati namanya. Walaupun ketua kelas, dan sering menjadi tumbal berjamaah oleh anak-ank kelasan, namun percayalah kesabarannya juga tak lebih dari selembar tisu di bagi dua lalu meleleh di air.

Raka memejamkan mata, tangannya juga aktif mengipasi separuh wajahnya dengan gerakan semangat. Kedua kakinya juga di selonjorkan ke depan, menyatukan dua kursi sebagai tumpuan kakinya. Pikirnya, ada untungnya juga saat memasuki semester baru dirinya datang paling awal dan memilih kursi paling belakang.

"Gabisa sabar ni monyet! Sa, minjem kipas dong gue!" Delisa menoleh saat namanya diseru begitu tiba-tiba oleh oknum yang berada di barisan paling belakang. Mengapa demikian? Ya, karena dirinya sedang memegang kipas tangan yang lelaki itu maksud.

Gadis itu menggeleng, "tar dulu, gue masih gerah," elaknya. Memang, benar dirinya masih merasa gerah akibat pengumuman dadakan yang di buat di tengah lapangan beberapa waktu silam.

"Anjing!" Gerutu Raka. Matanya kembali mengedar cepat ke penjuru ruangan, dan tepat dirinya mendapati Adam yang sedang bergerak pelan menyerupai mindik ke arah luar kelas.

"Woy, Dam! Jangan kabur lo bangsat! Beliin gue air putih di kantin!" Teriaknya. Namun sayang, pelaku yang diteriakkinya- Adam, sang figuran cerita, sudah melesak jauh berlari ke arah luar kelas walau tidak sengaja menabrak bahu Rinjani-tokoh utama wanita, yang sedang menggotong dus air kemasan yang dimaksud Raka sedari awal.

"Nih, air, paduka. Selamat minum!" Sindir Rinjani keras, dan membanting dus air itu walaupun tidak kuat, namun cukup membuat anak-anak yang kagetan tersentak pelan.

Raka berdiri, dirinya melangkah maju ke arah depan kelas, setelah melemparkan senyuman khas-nya ke arah gadis yang masih memasang wajah jutek saat mendapat senyuman maut darinya.

"Kan bisa cepetan dikit, beb. Aku udah dehidrasi parah nih." Kata lelaki itu sembari mengambil satu air minum dan dilemparkannya ke arah belakang-Roy, yang memang menitip untuk diambilkan minum tadi. Dan sisanya, untuk dibawanya sendiri.

Rinjani, gadis itu berdecih pelan, dan memang saat itu dirinya sedang membuka plastik sedotan, maka dengan untung plastik yang memang berada di dalam mulutnya itu di buangnya tepat di depan wajah Raka.

"Makan tuh, dehidrasi!" Semburnya, lalu melangkah ke arah tempat duduknya.

Lelaki itu mendesis, kemudian menggeleng pelan sembari tersenyum miring, "sialan!"

MISTHREERIOUS
[ 27 ANGGOTA ]

"ni, berdasarkan hasil voting kemarin, HARI INI KITA MAIN ULAR TANGGA, YAY!!" Seru Liana - Ratu permainan, yang setiap harinya memang tidak kehabisan ide untuk mengajukan game game seru sebagai selingan saat belajar.

Rinjani menggeleng, melihat betapa antusiasnya Liana saat mengumumkan permainan barunya di depan kelas.

"Sabar, Li, ntar lagi mainnya, udah masuk jam mapel." Tegur Wanda- si Wakil Ketua Kelas, yang di gondrongi oleh anak kelasan sebagai Kunci Kehidupan XI-3. Dengar-dengar sih, Ya, karena anak itu selalu juara umum kelas dan juara teratas olimpiade. Tak heran kan?

DANGER - A New Game : Can You See? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang