bab lima - sampai tujuan

32 8 0
                                    

"kita semua tuh darah manis, yang darah pait cuma RAKA!"

——————

— VILLA SENDARLINGGA - 11.25 WIB

Bus yang mengangkut murid XI-3 kini sudah sampai di tujuan lebih dulu—VILLA SENDARLINGGA. Terhitung waktu perjalanan yang memakan waktu kurang lebih empat jam, benar-benar membuat energi mereka yang berada di dalam bus kini cukup terkuras habis hanya untuk tidur dan termenung.

Termasuk, Rinjani. Gadis itu kini dibantu oleh Delisa, teman bangkunya sekaligus untuk mengangkut semua barang-barang miliknya.

Cewek itu melirik sekilas ke arah Rinjani yang masih menunduk mengeluarkan nametag yang sempat gadis itu masukkan ke dalam tas.

"Udah, Rin?" Pastinya, ke arah Rinjani yang kini menoleh dengan muka datar.

Dirinya menggeleng sekilas, "bentar, dikit lagi." Jawabnya lempeng.

Mendengar itu, tak lain membuat Delisa menghela nafas sejenak, sebelum dirinya mengusulkan, "sini biar gue bantu bawain tas lo!" Unjuknya.

"Gausah!" Tolaknya cepat. Delisa menggeleng kukuh, "lo capek habis nangis sejaman, Rin. Gue tau lo masih parno. Udah, biar gue aja!" Selanya cepat.

Mau tidak mau, Rinjani hanya diam namun tak juga menolak. Alhasil, tas nya sungguh-sungguh dibawa oleh Delisa.

"Lan!" Panggil Delisa tiba-tiba saat melihat Alan— cowok yang dipanggilnya itu hendak turun dari bus.

Setelahnya, tanpa pikir panjang, tangannya mengangkat genggaman tasnya lalu disodorkannya ke arah Alan.

"Apaan?" Bingung Alan.

Delisa hanya nyengir menanggapi, "gue nebeng tas gue ya, nanti taro aja di deket kursi tunggu samping pohon!" Katanya memberi arahan.

"Lah, fungsi tangan lo buat apaan?" Heran lelaki itu. Delisa berdecak, "gue mau bawain tas Rinjani, anjir! Udah, ah, cepet nih!" Selanya dengan terburu-buru. Setelahnya menarik tangan Rinjani yang disebelahnya dengan asal, lalu berjalan ke arah pintu bus untuk keluar—tanpa menunggu persetujuan dari Alan yang kini hanya mematung bak orang tolol.

Keadaan diluar sana cukup ramai dari beberapa anak XI-3 pun juga termasuk Bu Nana dan supir Bus yang tengah meregangkan otot ataupun istirahat sejenak sambil menikmati udara alam.

Disana, terlihat Raka dkk sedang asyik selonjoran di tanah dengan keadaan tas sudah menyampir di beda tempat. Joy, dan Liana juga tengah sibuk berkutat dengan ponselnya mencari ke beberapa sumber untuk menemukan titik jaringan yang paling kuat. Delisa dan Rinjani pun juga baru ikut bergabung ke arah kerumunan saat Bu Nana bergerak melangkah ke arah supir Bus di sisian paling depan Bus.

"Pak? Ini posisi bus yang lain udah pada dimana ya?" Tanya Bu Nana saat dirinya sudah bertatap muka dengan Supir Bus yang dikenalnya dengan nama Ijat.

Pak Ijat yang baru saja memasukkan kunci bus ke dalam jaketnya, menengok sekilas ke arah Bu Nana yang sudah berdiri menjulang di depannya.

Menunduk sekilas menghormati, setelahnya melirik ke arah jam di pergelangan tangannya. "yang lain belum ada kasih kabar ke saya Bu, untuk posisi." Balasnya. Dirinya memandang ke arah Bu Nana, "mungkin ibu bisa menghubungi pihak guru lain yang berada di bus." Usulnya.

DANGER - A New Game : Can You See? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang