~EPISODE 11~

623 52 6
                                    

Happy reading❤️

ELON GIDEON RAKKA WARREN. Ia adalah putra kedua grup Warren setelah Elvan. Dengan kepribadian yang setia, bisa diandalkan, murah hati, lembut, dan penyayang. Ia juga orang yang sabar, mandiri, dan sangat bersahabat. Tetapi meskipun sabar, jika sudah marah ia bisa sangat emosional dan mengamuk. Rakka Menyandang sebagai manajer umum saat ini, dan juga orang yang paling berpotensi menjadi penerus direktur grup Warren.

Rakka baru saja menyelesaikan sebuah proyek besar-besaran di daerah pelosok. Ia kembali karena proyek yang sedang ia  awasi sudah di tangani oleh seseorang yang di utus langsung oleh sang ayah.

Dan ada beberapa alasan yang mengharuskan ia pulang salah satunya adalah, kuliah.

Rakka masih kuliah di salah satu universitas ternama dikota tersebut.

"Aku pulang,"

Rakka berdiri sembari bersedekap dada, menatap Elvan dengan kerlingan nakal. "Merindukanku eh?"

Elvan berdecak, memutar bola matanya malas. "Apa proyek yang sedang kamu awasi sudah selesai?"

"Belum, Papa menyuruhku untuk pulang. Jadi aku pulang." Rakka menggidikan bahunya dan bersiap untuk duduk. Namun sebelum itu terjadi, sebuah tangan mungil memeluk pinggangnya sehingga menahannya untuk duduk.

Allisya melompat dari pangkuan Elvan dan berlari menghampiri Rakka, lalu memeluk tubuh tegap itu dengan erat. Seolah menyampaikan pesan bahwa ia tengah membutuhkan perlindungan.

"ALLISYA!" teriak Elvan dengan mata membulat, terkejut karena pergerakan Allisya yang tiba-tiba.

"Kak Rakka ..." Allisya mengabaikan teriakan Elvan, gadis itu mencicit pelan nyaris tidak terdengar.

Deg deg

Seketika tubuh Rakka membeku.

"Astaga Allisya! Kenapa kamu bisa ada disini? Aku cari kamu kemana-mana." Rakka sama halnya terkejut. Tapi lain lagi, Rakka terkejut karena melihat Allisya ada di rumahnya.

Rakka bersimpuh menyamakan tinggi tubuhnya dengan Allisya. "Kamu kemana aja selama ini? Aku sudah cari kamu kemana-mana, apa kamu baik-baik saja?"

Tempat Rakka bertugas tidak jauh dari komplek perumahan Allisya. Ketika akan berangkat ke tempat dimana proyeknya berada, Rakka pasti melintas didepan rumahnya. Tanpa sepengetahuan gadis itu tentunya. Ada sesuatu yang membuat dirinya merasa penasaran dengan isi dalam rumah tersebut. Dimana setiap Rakka lewat, entah hanya kebetulan atau tidak namun yang pasti terdengar suara bentakan serta makian dari dalam rumah itu. Dan itu terjadi hampir setiap hari.

Ketika rasa penasaran sudah tak dapat ditahan, akhirnya Rakka memutuskan untuk mampir dan basa-basi sejenak dengan pemilik rumah tersebut. Siapa tahu ada yang tidak bereskan? Pikirnya. Rakka berusaha masuk ke dalam rumah itu dengan berbagai macam alasan karena si pemilik rumah selalu menolaknya mentah-mentah. Seolah menyembunyikan jika memang terjadi sesuatu yang tidak beres dalam rumah tersebut.

Tidak sampai disitu, Rakka berusaha mencari celah agar dapat memasuki rumah tersebut. Hingga pada suatu malam ia dikejutkan dengan keberadaan seorang gadis kecil yang tengah menangis tersedu-sedu dengan keadaan yang memprihatinkan. Gadis itu duduk sembari memeluk tubuh mungilnya tepat di depan pintu. Orangtua mana yang tega membiarkan anaknya berada di luar rumah malam-malam? Pikir Rakka saat itu.

Karena merasa kasihan akhirnya Rakka menghampirinya dan memberikan sapu tangan miliknya kepada gadis itu, lalu bertanya apa yang tengah gadis itu lakukan. Awalnya gadis itu bersikap kaku namun lama kelamaan luwes karena Rakka membawa aura positif yang membuatnya merasa tenang. Awal dari pertemuan mereka sudah begitu akrab, bak seorang kakak yang memiliki adik kecil. Rakka memperlakukan Allisya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sehingga Allisya yang sama sekali tidak mendapatkan semua itu kian merasa bahagia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang